Arsip Tag: Startup inovatif

MenKopUKM: Kerja Sama Indonesia-Korsel Penting untuk Kembangkan Start-up Tanah Air

Nusa Dua:(globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel) untuk mengembangkan start-up di tanah air.

“Kita harus mampu memanfaatkan kerja sama dengan Korea, mengingat perkembangan start-up di Korea sudah sangat pesat, dan bisa dijadikan acuan untuk perkembangan ekosistem start-up di Indonesia,” ujar MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam Korea-Indonesia Startup (KOIN) Assesment Workshop di Nusa Dua, Bali, Selasa (21/11).

Menurut Menteri Teten, KOIN menjadi ajang bagi Indonesia dan Korea untuk mewujudkan komitmen dalam membina dan memperkuat ekosistem start-up di masing-masing negara.

Salah satu tujuan dari KOIN adalah memetakan sekaligus mengidentifikasi peran penting para stakeholder mulai dari Pemerintah, swasta, akademisi, hingga investor dalam memainkan masing-masing peranan untuk memecahkan berbagai permasalahan.

“Dengan mengidentifikasi peran-peran ini, kita dapat menciptakan ekosistem yang mampu mendorong inovasi, sekaligus memberikan dukungan dalam menciptakan pertumbuhan start-up secara berkelanjutan,” kata Menteri Teten.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) telah menjalin kerja sama dengan Korean Development Institute (KDI) melalui Knowledge Sharing Program dengan tujuan berbagi wawasan, pengalaman, dan pengetahuan terkait program kebijakan dan inovasi di Korea untuk diimplementasikan pada ekosistem start-up Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa kedua negara memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan ekosistem start-up di masing-masing negara,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten juga mengajak para pelaku start-up di Indonesia untuk mengambil kesempatan belajar satu sama lain, memaksimalkan potensi yang dimiliki, serta secara kolektif mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mencapai kesuksesan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengungkapkan, KOIN akan menjajaki peluang kolaborasi antara Indonesia dan Korea, khususnya dalam menumbuhkan start-up dan UMKM yang selama ini memainkan peran penting dalam ekonomi nasional.

“KOIN juga menjadi media untuk berdiskusi dan kolaborasi dalam mengembangkan start-up melalui inovasi teknologi,” ujar Leonard.

Menurutnya, ekosistem start-up tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus tercipta dari sebuah sinergi dan perpaduan antara usaha, sumber daya berkualitas, dan ide kreatif.

Untuk itu, Leonard mengungkapkan, dalam acara ini terdapat dua sesi panel yang akan membahas secara spesifik topik-topik penting dalam mengembangkan kesuksesan UMKM pada kedua negara (Indonesia dan Korea).

“Tujuannya agar mampu menghasilkan rekomendasi dalam meningkatkan kolaborasi antara Indonesia dengan Korea dalam mengembangkan ekosistem start-up, sekaligus berkontribusi dalam mencapai Sustainable Development Goals (SGDs) bagi kedua negara,” tutur Leonard.

Sementara itu, Director of Korea Development Institute Dong Chul Cho mengatakan, KOIN diharapkan mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang berdampak langsung pada start-up.

“Inovasi menjadi elemen mendasar untuk mendesain kebijakan yang efektif dalam menumbuhkan perkembangan start-up maupun UMKM yang merupakan sektor krusial di sebuah negara,” kata Dong Chul.

Menurutnya, UMKM sangat penting bagi perekonomian negara. Bahkan ia menuturkan UMKM di negaranya mampu menyumbang lebih dari setengah nilai PDB Nasional. “Lebih dari 80 persen lapangan pekerjaan di Korea disediakan oleh UMKM, dan saya yakin ekonomi Indonesia bisa lebih besar dari Korea,” ujar Dong Chul.

Dong Chul juga meyakini, ke depan akan banyak start-up yang saat ini sedang merintis berkembang menjadi perusahaan besar. Ia mencontohkan Google, Tesla, Samsung, hingga Hyundai, yang ia yakini juga tumbuh dari UMKM sebelum menjadi pemain dunia seperti sekarang.

“Saya yakin, suatu saat nanti perusahaan besar dunia bisa tumbuh dan berasal dari Indonesia,” tutur Dong Chul.(Jef)

Setelah Setahun Dilatih, EFF 2022 Pertemukan 12 Startup dengan Venture Capital

Jakarta:(Globalnews id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggelar Closing Event and Intimate Gathering bagi Founder Startup Finalis Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022 di Jakarta, Senin (19/12) malam setelah setahun penuh melakukan coaching.

Dalam gelaran EFF 2022 ini, terdapat 10 finalis startup yakni Kukerja, Inspigo, Byru, Nectico, Bangbeli, Bengkel Mania, Automa, AturKuliner, Surplus, dan DotX, serta 2 special startup yakni Accesive.id dan Hear Me dengan 42 venture capital partners dan 115 matchmaking. Dalam gelaran ini dua startup yakni Surplus dan Bengkel Mania mendapatkan early stage fund.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, keberadaan aplikasi digital akan sangat membantu pelaku UMKM untuk menjalankan bisnisnya.

“Harus diakui wilayah bisnis UMKM besar dan membutuhkan bantuan aplikasi digital untuk akses pembiayaan, sumber daya manusia yang terampil, suku cadang, dan lainnya. Kita memiliki 64,2 juta UMKM yang tumbuh dan butuh aplikasi digital untuk tumbuh dan berkembang,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten menegaskan, kegiatan EFF ini harus dilaksanakan setiap tahun dan perlu dikembangkan lebih jauh. Selain itu, menurutnya ke depan pemerintah juga perlu mempresentasikan permasalahan yang dialami oleh UMKM agar dapat diatasi oleh para pengembang startup.

“Lain kali mungkin kita juga akan presentasi problem UMKM dan kesempatan bisnisnya, karena masih banyak yang belum terselesaikan,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menambahkan bahwa EFF 2022 menjadi solusi alternatif bagi startup untuk mendapatkan akses pendanaan dan pengembangan bisnis.

“Matchmaking yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menjadi peluang bagi startup untuk membuka akses pendanaan yang dibutuhkan serta relasi bagi para founders untuk berbagi pengalaman berbisnis,” kata Siti Azizah.

Siti Azizah berharap, EFF selanjutnya dapat menjaring startup dari lebih beragam sektor dan berbagai wilayah di Indonesia, serta memberikan lebih banyak akses pendanaan untuk pertumbuhan bisnis modelnya.

Sementara itu, Coach EFF 2022 Italo Gani menegaskan bahwa EFF merupakan wadah yang menarik karena startup-nya dibutuhkan oleh pelaku UMKM dan berbeda dengan program lainnya. Fokus dari gelaran ini juga dalam upaya empowering UMKM.

“Ini seharusnya menjadi wadah menarik karena dibutuhkan dan berbeda dengan program lainnya. Program ini juga bermanfaat bagi founder startup karena mereka punya bekal untuk bertemu venture capital,” ucap Italo Gani.

“Program ini berjalan cukup lama. Kita pilih 10 startup dan 2 spesial startup. Dari awal sampai one to one meeting with venture capital. Kami berhasil menggaet 42 venture capital dan kebanyakan dari luar negeri. Jadi ini juga empower investor asing ke Indonesia,” kata Italo Gani.(Jef)

Sukses Digelar, Starup Surplus, Juara Pahlawan Digital UMKM 2022

Jakarta:(Globalnews.id)- Ajang Pahlawan Digital UMKM 2022 akhirnya sukses melahirkan tiga juara terpilih yakni Surplus sebagai juara pertama, Warjali sebagai juara kedua, dan Djoin sebagai juara ketiga, selain itu juga terpilih smeshub dan aturkuliner sebagai juara favorit.

Ketiganya menjadi yang terbaik dari 10 inovator muda digital yang selama ini mendampingi, serta mengembangkan UMKM dan berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp100 juta untuk juara pertama, Rp70 juta untuk juara kedua, dan Rp50 juta untuk juara ketiga, sedangkan untuk juara favorit masing-masing mendapatkan Rp30 juta.

Selanjutnya mereka akan menjadi mitra Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), untuk menjadi aggregator UMKM lainnya dalam percepatan target 30 Juta UMKM onboarding digital tahun 2024.

Deputi bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Siti Azizah mengatakan, per November 2022, sebanyak 20,24 juta UMKM sudah onboarding digital artinya sudah hampir 30 persen total pelaku UMKM sudah onboarding digital, atau 60 persen dari target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa mendorong 30 juta pelaku UMKM yang go digital UMKM.

“Kalau kita lihat proyeksi ekonomi digital Indonesia sangat luar biasa yaitu sebesar Rp4.531 triliun sampai dengan tahun 2030. Para pelaku UMKM peserta digital jangan khawatir market dan kesempatan masih sangat terbuka lebar,” katanya dalam acara Awarding Day Pahlawan Digital UMKM 2022, di Pos Bloc, Jakarta, Selasa (6/12).

KemenKopUKM kata Azizah, mendukung gerakan UMKM untuk onboarding digital. KemenKopUKM juga sudah sejak tahun lalu mengembangkan serta melatih pelaku UMKM untuk berubah digital.

“Di samping kolaborasi dengan Staf Khusus Presiden RI melalui program Pahlawan Digital, KemenKopUKM juga berkolaborasi dengan banyak e-commerce bahkan hampir semua e-commerce yang ada di luar sana,” kata Azizah.

Ia kembali menekankan, go digital atau tranformasi digital menjadi satu keniscayaan. Itu sebabnya kata Azizah, KemenKopUKM memiliki ikhtiar secara holistik terutama dalam memenuhi tujuh aspek prioritas transformasi digital.

Ketujuh aspek tersebut meliputi, digitalisasi pasar, digitalisasi pengetahuan kualitas, digitalisasi keuangan atau pembiayaan, digitalisasi manajemen atau organisasi, digitalisasi kapasitas produksi, digitalisasi suplier, dan digitalisasi distribusi.

“Ke-10 pahlawan digital terpilih ini memiliki aspek yang dinilai. Sementara teman-teman yang belum mendapat tempat sebagai penerima awarding bisa ikut tahun depan. Harapannya, para finalis memberikan solusi untuk mengembangkan pelaku UMKM agar go digital dengan memenuhi tujuh aspek tersebut,” kata Azizah.

Di kesempatan yang sama, Inisiator Pahlawan Digital UMKM sekaligus Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung mengaku, program Pahlawan Digital UMKM 2022 menjadi sangat spesial. Sebab, penyeleksian atau kurasi dari berbagai inovator dilakukan semakin kompetifitf.

“Terpilihnya Surplus, Warjali, dan Djoin, diharapkan mampu memberikan dampak dan kontribusi yang lebih besar terhadap UMKM. Bahkan mereka juga diharapkan bisa menginspirasi anak-anak muda di luar sana,” kata Putri.

Ia menjelaskan, sistem penilaian para juara Pahlawan Digital UMKM 2022 ini mencakup tiga aspek. Pertama, terkait dampak dari inovasi yang mereka lakukan apakah bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi UMKM. Kemudian seberapa besar engagement-nya terhadap UMKM. “Dampak bisa dilihat juga dari banyak angka atau nominal, tetapi juga value,” kata Putri.

Aspek kedua meliputi, apakah bisnis model yang ditawarkan bisa sustain ke depan atau tidak. Aspek ketiga dilihat dari seberapa ekpertisnya yang bergelut di dalam platform tersebut, serta kekuatan finansial dari inovator digital tersebut.

*Inovator Juara*

Juara Pertama, inovator terpilih adalah Surplus. Surplus merupakan marketplace yang diciptakan khusus untuk menjual sisa-sisa makanan yang tidak terjual atau berlebih.

Surplus hadir sebagai solusi dari masalah limbah makanan sekaligus membantu menambah pundi-pundi bagi para restoran UMKM. Hingga saat ini, sudah lebih dari 2.500 merchant di 11 kota di Indonesia yang terbantu oleh Surplus Indonesia.

“Saya sangat senang dan sebenarnya ini kemenangan buat seluruh pahlawan digital yang sudah mengikuti sesi sejak awal selama 3 bulan terakhir ini. Surplus merupakan hasil kerja keras tim yang ada di depan layar maupun belakang layar. Di mana kemenangan kita ini usaha dalam mengurangi produk over stock yang dihasilkan dari para UMKM agar terjual dengan cepat sehingga tidak terjadi food waste,” ujar CEO Surplus Agung Saputra.

Senada disampaikan Juara Kedua Pahlawan Digital UMKM, Warjali yang merupakan platform terintegrasi yang membuka akses kepada pelaku UMKM kuliner untuk mendapatkan suplai bahan baku segar hingga akses permodalan. Warjali bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Petani untuk membantu petani mendistribusikan berbagai komoditas hasil panen ke warung-warung.

“Hingga saat ini Warjali telah berkolaborasi dan membantu memenuhi kebutuhan 10.000 warung nasi dengan memasok berbagai komoditas dari petani,” kata CEO Warjali Alberto Dhammavirya.

Juara Ketiga, Djoin, merupakan startup penyedia teknologi bagi koperasi di Indonesia. Djoin berfokus pada transformasi digitalisasi koperasi yang akan menjadi motor penggerak UMKM.

CFO Djoin Takumi Wijaya menjelaskan, selama dua tahun, Djoin telah melakukan digitalisasi lebih dari 50 koperasi di sejumlah provinsi di Indonesia, dengan 200 ribu lebih anggota yang sebagian besar pelaku UMKM.

“Djoin memiliki komitmen untuk mengembangkan solusi holistik tidak hanya dari sisi teknologi namun juga mendorong pertumbuhan lembaga keuangan mikro khususnya koperasi modern di Indonesia,” kata Takumi.(Jef)

EFF 2022 Sukses Pertemukan 12 Startup dengan 42 Venture Capital Partners

Jakarta:(Globalnews.id)- Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022 yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sejak Juni 2022 sukses mempertemukan 12 founder startup dengan 42 venture capital partners dalam 115 matchmaking.

“Matchmaking yang telah dilaksanakan diharapkan dapat membantu startup untuk membuka akses pendanaan yang dibutuhkan serta relasi bagi para founder untuk berbagi pengalaman berbisnis,” ucap Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (25/11).

EFF 2022 menjadi solusi alternatif bagi Startup Inovasi Teknologi untuk mendapatkan akses pendanaan dan pengembangan bisnis yang terbagi pada sesi Matchmaking bersama venture capital partners dan Coaching dengan para ahli.

Ajang ini digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pada Juni 2022 dan dalam proses pelaksanaannya, EFF 2022 mampu menjaring 1.026 wirausaha. Dari jumlah itu didapatkan 10 Startup Inovasi Teknologi terpilih berdasarkan hasil kurasi oleh para narasumber ahli, mereka juga berkesempatan memaparkan produk pitchnya kepada Venture Capital Partners dalam rangkaian kegiatan Startup Showcase yang dilaksanakan.

Deputi Azizah menambahkan, Program Matchmaking EFF 2022 menjadi salah satu agenda dalam mendukung pemulihan transformatif sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.

“Salah satunya mendorong pembiayaan UMKM bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil,” ucapnya.

Lebih lanjut, EFF 2022 memberikan peluang besar bagi para startup di tahap Validated Business Model dengan traction yang baik pada early stage untuk mendapatkan jejaring venture capital.

Selain itu, para founder startup juga mendapatkan pelatihan intensif untuk memperbaiki proposal bisnisnya sebagai upaya dalam menarik investor agar mau memberikan pendanaan.

Pada kesempatan yang sama Founder Inspigo Tyo Guritno mengatakan program EFF 2022 memberikan banyak insight dan hasil coaching yang diberikan dapat membantu saat proses pitching dibandingkan dengan program lain.

“Materi diberikan oleh para ahli dan business analyst yang disesuaikan dengan bagaimana cara venture capital melihat bisnis startup,” ucap Tyo.

Pelatihan yang dilaksanakan terbagi dalam empat sesi yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para founder untuk memetakan business model, mempresentasikan produk saat pitching, hingga membuat analisis Cohort yang dibutuhkan oleh founder untuk menjelaskan traction. “Salah satu poin penting dari startup, mereka bisa mengakses venture capital partners,” katanya.

Menurut Founders Bangbeli Detha Fajri, program Matchmaking EFF 2022 merupakan program yang guidelinenya sangat sesuai dan on the track. “Penjadwalan program tertata dengan baik dibandingkan program lainnya yang pernah saya ikuti,” ucap Detha.

Natasha Gunawan dari Monk’s Hill Ventures turut memaparkan bahwa tim EFF 2022 bekerja dengan sangat baik dan Monk’s Hill Ventures bersedia mengikuti kegiatan EFF selanjutnya.

Kurasi yang dilakukan terhadap venture capital partners dilakukan secara masif dan terbuka, terlebih lagi para ahli juga menghubungkan venture capital dengan startup berdasarkan venture capital (VC) thesis, sehingga matchmaking yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan.

Program EFF berlangsung selama 6 bulan dengan 7 tahapan yang dilakukan oleh 10 Startup terpilih. Penjadwalan yang diberikan tidak hanya terkait pelatihan melainkan juga matchmaking dengan venture capital partners yang difasilitasi oleh tim EFF.

Hal tersebut diupayakan sedemikian mungkin mengingat tujuannya adalah membuka akses pendanaan bagi startup pada tahap early stage untuk meningkatkan skala bisnis bagi para pelaku usaha inovasi teknologi.

Diharapkan nantinya, startup mendapatkan akses pendanaan dari venture capital partners yang telah bergabung dalam Program EFF 2022 dan juga dapat bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan pengembangan bisnis UMKM sebagai satu ekosistem.(Jef)

Program Kolaborasi Pahlawan Digital UMKM Tak Hanya Untungkan UMKM tapi Juga Startup

Jakarta:(Gkobalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) serta Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung telah mengumumkan 20 inovator Pahlawan Digital UMKM 2022.

Selanjutnya, KemenKopUKM akan menyelaraskan (matchmaking) program-program digitalisasi Kementerian di bawah Deputi Bidang Kewirausahaan pada 2023 dengan model bisnis para startup 20 besar Pahlawan Digital UMKM 2022 dan 10 finalis Pahlawan Digital UMKM 2020.

Tim Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Transformasi Digital UMKM KemenKopUKM Candra Purnomo dalam keterangannya, Jum’at (14/10/2022) mengatakan penyelarasan program pengenalan matchmaking yang diikuti para inovator Pahlawan Digital UMKM bertujuan untuk mempercepat pencapaian target 30 juta UMKM masuk ke ekosistem digital pada 2024.

Sampai Agustus 2022, kata Candra, sudah ada 20,24 juta UMKM yang sudah masuk ke ekosistem digital. Dengan demikian, masih ada sekitar 9,8 juta yang perlu didorong masuk ke ekosistem digital untuk mencapai target 30 juta UMKM go digital.

Para inovator Pahlawan Digital UMKM nantinya akan memiliki peran konkret dalam membantu mempercepat pencapaian target tersebut.

“Jadi memang tujuan dari Pahlawan Digital UMKM itu KemenKopUKM mencari mitra strategis untuk berkolaborasi dalam percepatan 30 juta UMKM onboarding digital,” kata Candra.

Candra menjelaskan, KemenKopUKM telah memetakan platform milik para startup Pahlawan Digital UMKM yang sesuai dengan tujuh aspek prioritas digitalisasi UMKM. Tujuh aspek tersebut yakni akses pasar, supplier/pasokan, keuangan & akses pembiayaan, manajemen organisasi, kapasitas produksi, pemantauan kualitas produksi, dan distribusi/logistik.

Pada sesi berikutnya pekan depan, satu per satu startup akan melakukan matchmaking dengan KemenKopUKM untuk mengetahui platform mereka sesuai dengan aspek prioritas digitalisasi UMKM yang mana.

“Ini baru pemetaan awal. Berikutnya akan ada sesi one on one agar lebih tepat platform teman-teman Pahlawan Digital UMKM ini masuknya ke aspek prioritas digitalisasi yang mana,” ujar Candra.

*Keuntungan UMKM*

Setelah matchmaking, program kolaborasi KemenKopUKM dengan para Pahlawan Digital UMKM ini akan dilaksanakan di berbagai daerah.

Program ini sudah tentu akan membantu UMKM masuk ke ekosistem digital. Tujuan berikutnya, digitalisasi diharapkan menambah credit scoring para pelaku UMKM sehingga layak mendapat pinjaman modal dari lembaga perbankan.

“MenKopUKM (Teten Masduki) sangat concern terhadap digitalisasi yang tujuan akhirnya adalah adanya akses pendanaan. Ini yang deck-nya sudah concern dengan pembiayaan mungkin bisa kita integrasikan ke dalam pembiayaan. Karena problem pembiayaan dari perbankan itu sekarang credit scoring,” kata Candra.

Selain menguntungkan UMKM, program kolaborasi ini juga diharapkan memberikan keuntungan bagi para startup Pahlawan Digital UMKM yang terlibat.

Skala bisnis para Pahlawan Digital UMKM diharapkan meningkat setelah berkolaborasi dengan KemenKopUKM, misal dengan adanya kenaikan jumlah pengguna aktif platform, kenaikan pesanan, dan peningkatan volume penjualan.

“Jadi secara bisnis ini bisa menaikkan traction dan engagement rate dari penggunaan (platform para startup Pahlawan Digital UMKM),” ujar Candra.

“Mbak Putri Tanjung dan Pak Menteri sepakat bahwa ini harus ada peningkatan skala bisnisnya dengan masuk ke program pemerintah. Jadi saya harapkan ini menjadi lebih konkret terhadap UMKM yang teman-teman bawa untuk kita scale up, tapi bisnis teman-teman Pahlawan Digital UMKM juga pasti scale up,” kata dia.

Adapun 20 besar Pahlawan Digital UMKM 2022 yakni Mindo, Smeshub, Starchain, Panak.id, Modern farm, Surplus, Ciptani, Djoin, Warjali, Crustea, Dagangan, Onstock, Sandangs, Beliayam.com, Aturkuliner, Iam.id, Manganfoods, Mastani, eFishmart, dan Tumbasin.

Selain matchmaking dengan KemenKopUKM, para inovator digital itu juga mengikuti workshop untuk mendapatkan materi penguatan teknis bagi startup digital pada Oktober 2022. Selanjutnya, mereka akan melaju ke sesi final Pahlawan Digital UMKM 2022 pada 10 November 2022.

Para pemenang nantinya akan mendapatkan hadiah menarik sampai ratusan juta rupiah, menjadi mitra Kementerian Koperasi dan UKM dalam berbagai program digitalisasi UMKM, serta berkesempatan pitching di hadapan dewan kurator dan berbagai lembaga pembiayaan.(Jef)

Finalis Pahlawan Digital UMKM Ikuti Kelas Bongkar Rahasia Sukses Bisnis Startup

Jakarta:(Globalnews.id)- Sebanyak 20 inovator Pahlawan Digital UMKM 2022 mengikuti workshop perdana dengan topik pembahasan tentang aspek legal yang harus diketahui dan disiapkan startup agar bisa sukses membangun bisnis startup.

Ada sejumlah hal yang harus dilakukan para pendiri startup untuk melindungi perusahaannya tetap aman dan bertahan, apalagi di “musim dingin/winter” saat ini yang menyulitkan startup mendapat pendanaan dari investor karena valuasi riil startup negatif (bubble burst).

Dalam workshop tersebut, Founding CEO at Kontrak Hukum Rieke Caroline dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (8/10) mengatakan, setidaknya ada lima aspek legal yang harus dilakukan untuk meningkatkan valuasi riil startup.

Pertama, daftarkan hak kekayaan intelektual ke Kementerian Hukum dan HAM. Sebab, cara untuk memiliki hak kekayaan intelektual suatu merek/produk/jasa adalah dengan menjadi yang pertama mendaftarkannya, bukan pertama menggunakannya.

Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar di Kemenkumham bisa menjadi jaminan untuk mendapatkan modal dengan berutang.

“PP Nomor 24 Tahun 2022 tentang Ekonomi Kreatif menyebutkan bahwa kekayaan intelektual seperti konten musik, kuliner, merek, bisa menjadi jaminan utang, artinya bisa jadi tambahan modal selain fundraising dari investor,” kata Rieke.

Kedua, buat kontrak atau perjanjian dengan pihak kedua yang sifatnya partnership, baik skema business to government (B2G), business to business (B2B), atau business to customer (B2C).

Ketiga, punya badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Keempat, lengkapi perizinan usaha. Dan terakhir, patuh membayar pajak.

Rieke mengingatkan startup untuk tidak mengabaikan hal-hal tersebut. Sebab, lima hal itu seringkali menjadi masalah hukum yang dialami startup. Jika mengalami masalah hukum karena mengabaikan lima hal itu, startup berpotensi kesulitan mendapat pendanaan.

Kemudian, hal lain yang berpotensi menimbulkan masalah bagi startup adalah tidak adanya kesepakatan antara para pendiri (founders agreement), baik terkait penyisihan modal, pendirian PT, dan lainnya.

“Data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebelum digabung dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan, 73 persen startup itu gagal karena founders-nya berantem, yang mana itu bisa dihindari apabila memiliki kesepakatan hitam di atas putih di antara co-founder-nya,” ujar Rieke.

*Tanda bubble burst*

Dalam workshop yang sama, Managing Partner of GHP Law Firm Bintang Hidayanto menyampaikan tanda-tanda startup mengalami bubble burst. Salah satunya yakni tidak membayar atau menunda pembayaran gaji pegawai, pembayaran ke vendor, dan lainnya.

Tanda-tanda lainnya yaitu mengubah bidang usaha secara ekstrem (extreme pivots), menutup bisnis secara tiba-tiba, dan memecat pegawai.

Bintang kemudian mengingatkan startup untuk berpikir dua kali sebelum melakukan sejumlah hal saat mengalami bubble burst seperti tanda-tanda tersebut.

Pertama, berpikirlah dua kali saat hendak mengajukan utang agresif dengan harapan akan mendapat pendanaan untuk melunasi utang tersebut. Sebab, munculnya pendanaan tidak bisa diprediksi karena sepenuhnya berada di tangan investor.

“Utang kategori agresif itu yang mengandung ketentuan seperti meminta personal guarantee, corporate guarantee, aggressive repayment termasuk bunga yang tinggi, dan over collateralized atau jaminan yang jauh melebihi nilai utang,” kata Bintang.

Kedua, berpikirlah dua kali ketika memiliki rencana memecat pegawai secara massal karena akan muncul potensi seperti pegawai demo, mengajukan gugatan, dan lainnya.

Kemudian, pikirkan ulang ketika terbesit rencana mengubah bidang usaha. “Kalau tiba-tiba berubah bidang usaha, pastikan izin ikut berubah,” kata Bintang.

Terakhir, ketika memutuskan untuk menutup bisnis, pikirkan kembali apakah bisa melunasi semua utang sebelum bisnis tersebut ditutup.

“Ingat-ingat kewajiban ke pihak ketiga, karena ada kewajiban yang harus kita selesaikan ke pihak ketiga. Kalau tidak selesai, ada potensi pihak ketiga melakukan gugatan perdata,” ujar Bintang.

Jadi, kalau melakukan hal-hal itu tanpa pikir panjang dan bijak, ada potential side effects yang mungkin harus ditanggung di masa depan.

*Pahlawan Digital UMKM*

Pahlawan Digital UMKM merupakan program kolaborasi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dengan Staf Khusus Presiden Putri Tanjung yang bertujuan untuk mencari inovator digital yang berkomitmen membantu para pelaku UMKM naik kelas dan lebih berdaya dengan berbagai inovasi dan solusi digital.

Sejak pendaftaran dibuka pada 29 Agustus-29 September 2022, sebanyak 269 inovator digital telah mendaftar.

Para pendaftar kemudian diseleksi dan telah terpilih 20 besar yang berhak mengikuti workshop untuk mendapatkan materi penguatan teknis bagi startup digital.

Sebanyak 20 besar peserta yakni Mindo, Smeshub, Starchain, Panak.id, Modern farm, Surplus, Ciptani, Djoin, Warjali, Crustea, Dagangan, Onstock, Sandangs, Beliayam.com, Aturkuliner, Iam.id, Manganfoods, Mastani, eFishmart, dan Tumbasin.

Para inovator digital tersebut juga akan mengikuti penyelarasan program dengan program digitalisasi KemenKopUKM. Selanjutnya, mereka akan melaju ke sesi final Pahlawan Digital UMKM 2022 pada 10 November 2022.

Para pemenang nantinya akan mendapatkan hadiah menarik termasuk ratusan juta rupiah, menjadi mitra Kementerian Koperasi dan UKM dalam berbagai program digitalisasi UMKM, serta berkesempatan pitching di hadapan dewan kurator dan berbagai lembaga pembiayaan.

Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Christina Agustin meminta 20 inovator digital tersebut untuk terus memberikan inovasi terbaik, khususnya untuk membantu para pelaku UMKM.

“Saya ingin mengingatkan kepada teman-teman, yang dicari bukan bagaimana menangnya, tapi bagaimana berproses untuk memberikan semangat luar biasa bagi para pemuda, untuk terus melakukan yang terbaik, memberikan inovasi terbaik bagi semua,” kata Asdep Christina.(Jef)

KemenKopUKM Pamerkan 12 Startup Unggulan EFF 2022 pada Ajang B20 di Bali

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memfasilitasi 12 startup unggulan yang telah dikurasi untuk mengikuti startup showcase dalam ajang Side Event B20 yang diselenggarakan pada 8 Agustus 2022 di Bali.

“Ini merupakan peran aktif KemenKopUKM dalam memfasilitasi para startup agar dapat tumbuh, berkembang dan go global,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, di Jakarta, Jumat (5/8).

Sebanyak 12 startup yang dipamerkan terdiri dari 10 startup yang telah terkurasi melalui event Entrepreneur Financial Fiesta (EFF), dan 2 startup disabilitas sebagai bentuk keberpihakan KemenKopUKM terhadap kaum disabilitas.

Siti Azizah menjelaskan, pada acara startup showcase dalam ajang Side Event B20 tersebut, para peserta akan memaparkan produknya di depan para tamu udangan.

“Nantinya para start up terpilih akan melakukan _pitching_ dengan 39 venture capital partners dari dalam dan luar negeri pada ajang side event B20,” ucap Siti Azizah.

Hadirnya EFF 2022 merupakan sebuah inisiasi penjaringan bagi wirausahawan berbasis inovasi teknologi sebagai bentuk upaya pemberdayaan, serta pengembangan UMKM, dengan menyasar langsung kepada startup di 7 sektor strategis pertanian (agrikultur), perikanan, edukasi, kesehatan, pariwisata, maritim, dan logistik.

Pendaftaran EFF 2022 sendiri telah dibuka sejak 16 Juni – 15 Juli 2022 dengan menjaring 1.026 pelamar. Pada tahap kurasi tersaring 20 startup, dilanjutkan masuk ke 10 besar dan mengikuti diagnosis dan pelatihan matriks.

Adapun 10 startup peserta EFF 2022 terpilih adalah Bengkel Mania dengan slogan solusi pasti bengkel UMKM di Indonesia, Automa Supply Chain sebuah platform kolaborasi rantai pasok, INSPIGO untuk meningkatkan kehidupan para profesional muda melalui inspirasi dan pengetahuan. Sementara DotX membantu pekerja berpenghasilan rendah hingga menengah membangun keamanan finansial, dan AturKuliner membantu bisnis kuliner dalam mengendalikan profit.

Lebih lanjut, Surplus Indonesia yang merupakan food rescue app, PT Solusi Kerah Byru platform untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian bagi pekerja informal, Nectico yang telah membantu digitalisasi lebih dari 700 koperasi, Kukerja untuk mempermudah rekrutmen, dan Bangbeli startup yang berfungsi sebagai enabler bagi UMKM.

“Untuk 2 startup disabilitas binaan KemenKopUKM adalah, Hear Me startup sosial yang menyediakan teknologi penerjemah dan interpretasi bahasa isyarat untuk menjembatani komunikasi antara teman tuli dan teman dengar, dan Accessive.id yang merupakan startup yang menyediakan platform aplikasi untuk mencari tempat aksesibel bagi penyandang disabilitas,” ujar Siti Azizah.

Siti Azizah juga berharap melalui ajang ini, dapat meningkatkan jumlah UKM untuk bertransformasi secara digital. Mengingat digitalisasi merupakan pintu masuk bagi UKM untuk meningkatkan akses pasar lokal maupun pasar global.(Jef)

KemenKopUKM Ajak Pemda & Stakeholder Fasilitasi & Bina Startup Melalui Lembaga Inkubator

Yogyakarta:(Globalnews.id)- Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggelar Program Fasilitasi dan Pembinaan Startup melalui Lembaga Inkubator di Indonesia, khususnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Upaya ini dilakukan agar UMKM mampu menangkap momentum kebangkitan ini sebagai langkah bagi kita semua dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

Pemprov DI Yogyakarta juga gencar melakukan transformasi digital terhadap UMKM, melalui program seperti pembuatan platform (SiBakul Jogja) dan Smart Traditional Market (Semar). Hal ini mendorong pertumbuhan indikator rasio pekerja yang menggunakan internet dalam pekerjaan utama.

Dalam sambutannya, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengajak pemerintah daerah beserta stakeholder lainnya, untuk melakukan fasilitasi dan pembinaan startup secara komprehensif dan berkesinambungan melalui Lembaga Inkubator.

“Mari kita berkolaborasi dalam melakukan pembinaan startup melalui Lembaga Inkubator. Besar harapan kami dari kegiatan ini muncul solusi terbaik terkait cara yang paling optimal dalam Pembinaan, Pelatihan, Pendampingan, dan Pengembangan pelaku usaha Startup yang inovatif, produktif dan kompetitif untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ucap Azizah dalam Forum Group Discussion (FGD) Fasilitasi & Pembinaan Startup di Yogyakarta, Jumat (20/5).

Penyelenggaraan FGD ini merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang telah dilakukan di Provinsi Jawa Timur pada tanggal 17 Mei 2022 yang lalu. Rencananya setelah Provinsi DI Yogyakarta, akan dilanjutkan pelaksanaannya di Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 25 Mei 2022 bersama Dinas yang membidangi Koperasi & UKM. (Jef)

Kolaborasi KemenKopUKM Indonesia-Korsel, Ciptakan Startup Inovatif yang Dukung SDGs

Jakarta:(Globalnews.id)-Kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan Kementerian UMKM dan Startup Republik Korea (Ministry of SMEs and Startups Republic of Korea), sukses menciptakan para startup yang tak hanya kreatif, tetapi juga berorientasi pada bisnis hijau (green economy), yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).

“Kita tahu, Korea maju dalam hal teknologi, dan Indonesia tidak hanya merupakan pasar yang besar, namun bangsa kita memiliki sumber daya dan banyak anak muda potensial dengan ide kreatif yang luar biasa,” ucap Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat memberikan arahan dalam acara Temu Wicara Pemenang Kompetisi Wirausaha Inovatif 2021 di Gedung KemenKopUKM, Jakarta, (27/12).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Sekretaris KemenKopUKM Arif Rahman Hakim, Para Pemenang dan Top 10 Korea-ASEAN Business Model Competition 2021 dan Para Pemenang Ecothon Indonesia 2021.

Menteri Teten melanjutkan, Korsel juga termasuk negara yang menjadi bagian dari rantai pasok industri global. Pihaknya percaya, dengan kolaborasi ini, Indonesia mampu menyiapkan masa depan UMKM yang punya daya saing.

“Dalam kerja sama ini yang ingin kita targetkan persentase kewirausahaan untuk naik,” imbuh Teten.

Selanjutnya, Menteri Teten juga memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang terlibat aktif baik perwakilan pemerintah Korea maupun Indonesia. Dalam hal ini para stakeholder baik dari lembaga incubator, dunia usaha dan industri, dan akademisi. “Era industri 4.0 adalah era kolaborasi, pemerintah tidak lagi bekerja sendiri. Kolaborasi menjadi kunci untuk bangkit dan pulih,” kata MenKopUKM.

Diakuinya, saat ini kondisi global telah mengalami perubahan, pandemi Covid-19 dan dinamika perekonomian dunia yang sangat cepat, memaksa para pelaku usaha untuk berpikir kreatif menangkap semua ini sebagai peluang dan berinovasi untuk tetap bertahan dan menjaga keberlanjutan (sustainability) baik ekonomi, lingkungan maupun sosial.

Kementerian Koperasi dan UKM sendiri saat ini fokus dalam peningkatan jumlah pelaku usaha skala kecil dan menengah untuk memperkuat struktur ekonomi. Dibutuhkan pertumbuhan wirausaha berbasis inovasi (innovation-driven enterprises) sehingga menjadi UKM unggul dan berkelanjutan (high-growth enterprises).

Menteri Teten menegaskan, kerja sama Indonesia-Korea ini, juga mendorong para pelaku usaha untuk meningkatan kesadaran akan bisnis hijau (green economy) yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dengan prinsip usaha yang menerapkan dimensi people, profit dan planet.

Dalam kaitannya dengan UMKM Naik Kelas, Kementerian Koperasi dan UKM  mendorong startup untuk mendukung UMKM Naik Kelas. Keberadaan startup diharapkan dapat menjadi katalis dan akselerator majunya UMKM Indonesia. “Startup juga diharapkan dapat menjadi enabler dan aggregator bagi pelaku usaha mikro, sehingga mampu menjadi jembatan bagi usaha mikro untuk dapat naik kelas,” tegas Teten.

Menteri Teten berpesan, untuk menciptakan startup yang berdampak bagi perekonomian nasional, peran serta para stakeholder agar membantu mengakselerasi startup ini menjadi Future SMEs sangat dibutuhkan. Saya mengajak seluruh stakeholder disini untuk dapat menciptakan ekosistem keterhubungan rantai nilai hulu hilir dalam skala ekonomi.

“Kami juga membuka pintu seluas-luasnya untuk menerima masukan maupun sumbangsih ide dan inisiatif kerja sama dari berbagai pihak,” katan Teten.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menambahkan, KemenKopUKM memberikan apresiasi wirausaha muda,  berbasis inovasi, berkelanjutan yang merupakan hasil dua kompetisi bertaraf internasional hasil kerja sama KemenKopUKM Kementerian UMKM dan Startup Republik Korea.

Kompetisi pertama adalah Ecothon Indonesia, dengan tema Sustainable Consumption and Production (SCP), yang merupakan kompetisi bisnis model dengan level wirausaha. Yaitu calon wirausaha (masih berbentuk ide bisnis/ prototype) hingga wirausaha pemula (sudah diterima pasar dan butuh diakselerasi lebih lanjut).

Kompetisi kedua adalah Korea-ASEAN Business Model Competition (BMC), dengan tema Digital Economy for SDGs, yang merupakan kompetisi bagi wirausaha pemula dan mapan yang telah siap produk/jasa nya, diterima pasar dan usahanya telah berbadan hukum/ terdaftar, namun butuh akselerasi lebih lanjut untuk menjadi usaha kecil dan menengah (omzet di atas Rp 2-50 miliar).

“Lesson learned dari kedua kegiatan ini selain kompetisi startup, terjadi proses pembelajaran, networking dan mentoring dari mentor skala internasional,” kata Azizah.

Menurut Azizah, para pemenang telah melewati serangkaian tahapan, terkurasi dari 140 tim eco-entreprenuer untuk kegiatan Ecothon Indonesia, dan 173 startup ASEAN dan Korea untuk kegiatan Business Model Competition.

Tiga dari empat pemenang Business Model Competition merupakan startup berasal dari Indonesia, dan satu pemenang startup berasal dari Korea Selatan. Hal ini menunjukkan, potensial talenta muda Indonesia yang usahanya berbasis Research dan Development (R&D), Digital, Industri 4.0, Bisnis Hijau (Green Business) yang ramah lingkungan, serta berbasis energi terbarukan serta mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).

KemenKopUKM turut mengundang berbagai stakeholder seperti Nexus Indonesia, Astra Internasional, Yayasan Dharma Bhakti Astra, Fundex, Investree, dan ANGIN. “Sesuai arahan MenKopUKM agar tercapai dampak nyata bagi perekonomian nasional, diperlukan peran stakeholder untuk mengawal akselerasi para pemenang hingga menjadi future SMEs dengan menciptakan ekosistem keterhubungan rantai nilai hulu hilir dalam skala ekonomi,” ujar Azizah.

Pihaknya berharap, agar kolaborasi ini terus berlanjut. Semoga inisiasi baik ini bisa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan startup dan perekonomian nasional serta hubungan Indonesia-Korea.

Di waktu yang sama Sekretaris Jenderal ASEM-Eco-Innovation Center (ASEIC) Cho Choong-lai secara daring menyampaikan pilot project kerjasama antara kedua pemerintah yaitu KemenKopUKM bersama Kementerian UKM dan Startup Korea memiliki Green Business Center (GBC).

“Perusahaan rintisan pemenang penghargaan telah menunjukkan bahwa mereka membawa dunia kita menuju pemulihan dengan menggunakan metode digital yang sesuai dengan slogan SDGs ‘No one leave behind’,” ucapnya.

Cho Choong-lai berharap kesempatan ini dijadikan sebagai batu loncatan untuk menjadi Unicorn, perusahaan Decacorn di masa depan.(Jef)