Bandarlampung:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Lampung yang telah mencapai Rp5,27 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 154.355 debitur.
Secara rinci, dari jumlah KUR yang disalurkan oleh bank penyalur tersebut terdiri dari KUR super mikro senilai Rp182,35 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 19.780, KUR Mikro sebanyak Rp3,65 triliun untuk 125.557 debitur, KUR usaha kecil sebanyak Rp1,44 triliun untuk 8.904 debitur dan KUR TKI (Tenaga Kerja Indonedia) sebanyak Rp1,66 miliar untuk 114 debitur.
Teten mengapresiasi pemerintah provinsi Lampung yang berani memberikan subsidi bunga tambahan hingga 3%. Hal ini membuat suku bunga yang diterima UMKM menjadi lebih kecil. Dengan kebijakan ini maka tidak heran jika penyaluran KUR di Lampung cukup impresif.
“Kita sediakan pembiayaan murah seperti KUR. Pagu KUR saat ini Rp253 triliun naik dibandingkan tahun lalu sebesar Rp220 triliun dengan bunga 3%. Tapi Lampung luar biasa, bisa berikan tambahan subsidi KUR hingga 3%. Ini jadi terobosan luar biasa,” ungkapnya saat melakukan kunjungan kerja ke Bandarlampung, Rabu (8/9).
Teten menambahkan, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap UMKM, telah diputuskan untuk meningkatkan plafon KUR tanpa jaminan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta. Tidak hanya itu, perpanjangan subsidi bunga 3% juga diberikan pemerintah sampai Desember 2021.
Dengan bantuan KUR berbunga rendah ini, Teten berharap UMKM bisa meningkatkan produktifitasnya sehingga mereka bisa naik kelas. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa saat pandemi covid-19, sektor UMKM menjadi salah satu yang terdampak sehingga sekitar 500 ribu pelaku usaha gulung tikar.
Oleh sebab itu pemerintah saat ini bekerja keras untuk membantu UMKM agar bisa tetap bertahan di tengah pandemi melalui penyediaan dana murah.
“Alhamdulillah UMKM yang gulung tikar menurut data BPS tidak sebesar yang diprediksi ADB (Asian Development Bank) yang dikatakan mencapai 50 persen atau 30 juta UMKM. Jumlah UMKM kita yang gulung tikar sekitar 500 ribu akibat pandemi pelaku yang gulung tukar,” kata Teten.
Teten menuturkan, saat ini pemerintah sedang mengupayakan agar plafon KUR untuk UMKM bisa mencapai Rp20 miliar dari sebelumnya hanya Rp500 juta. Wacana peningkatan plafon KUR ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan rasio kredit kepada UMKM.
Dia menambahkan, penyaluran kredit oleh perbankan terhadap UMKM masih sangat rendah yaitu 20%. Rasio kredit ini dibandingkan dengan negara-negara tetangga sangat timpang. Di Singapura besaran rasio kredit perbankan ke UMKM 39%, Malaysia 50% dan Korea Selatan hingga 81%. Pemerintah berharap dengan cara ini bisa meningkatkan rasio kredit hingga 30% di tahun 2024.
“Kita harus kejar target agar rasio kredit ke UMKM ini terus meningkat. Untuk porsi kredit ke korporasi yang besar seharusnya mengecil dan biarkan mereka mengakses pendanaan melalui pasar modal,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota Bandarlampung Eva Dwiana mengapresiasi perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan ekonomi di Bandarlampung. Dia mengakui beberapa program yang terkait dengan pengembangan koperasi dan UMKM sudah banyak digulirkan di wilayahnya.
Meski begitu, dia berharap dukungan tersebut dapat terus ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi Lampung bisa menjadi yang tertinggi di Sumatera.
“Kita harap kerja sama dengan UMKM bisa terus dijalin dengan baik. Mudah-mudahan ada bantuan lagi bagi kota Bandarlampung untuk UMKM di sini,” pungkas Eva. (Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. optimistis bakal mencapai target kinerja bisnis perseroan hingga akhir 2021, disumbang berbagai transformasi yang dilakukan untuk memanfaatkan potensi besar di sektor perumahan, stimulus dari pemerintah, hingga momentum pemulihan ekonomi nasional.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan manajemen perseroan terus berupaya menjaga performa transformasi di masa pandemi untuk mempertahankan kinerja yang positif dan berkelanjutan. Setiap langkah transformasi yang dilakukan, tambah Nixon, juga sejalan dengan tujuan utama perseroan menyediakan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
“Kami optimistis kinerja Bank BTN pada tahun ini akan tercapai dan tumbuh berkelanjutan. Bagi kami, sustainable merupakan prioritas terutama dalam menghadapi berbagai ketidakpastian di masa mendatang,” jelas Nixon dalam Public Expose Bank BTN secara virtual di Jakarta, Kamis (9/9).
Dalam rencana bisnis perseroan, emiten bersandi saham BBTN ini membidik pertumbuhan aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kisaran masing-masing sebesar 2%-4%, 6%-8%, dan 5%-7% pada akhir 2021 nanti. Pertumbuhan tersebut ditargetkan bakal diiringi modal dan pencadangan yang kuat. BBTN menargetkan pada akhir 2021, rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) akan berada di level sebesar 16%-18% dan rasio pencadangan (coverage ratio) mencapai di atas 120%.
Nixon memaparkan untuk mempertahankan performa positif tersebut, bank pemimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia ini telah menginisiasi beragam transformasi. Berbagai transformasi tersebut di antaranya perseroan memperkuat akses kredit ke segmen dengan potensi pertumbuhan besar. Di antaranya yakni segmen dengan permintaan tinggi seperti masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), milenial, kaum urban, dan rantai bisnis di industri tersebut.
Bank BTN, lanjut Nixon, juga terus meningkatkan penghimpunan dana murah. Perseroan juga memfokuskan cabang dan outlet sebagai point of sales and services sehingga proses kredit dilakukan di tingkat regional. “Langkah ini telah kami lakukan sebelum pandemi dan hingga kini strategi tersebut sukses membawa Bank BTN mampu mengarungi badai pandemi,” kata Nixon.
*Perkuat Ekosistem Perumahan, BTN Siap Menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia Tahun 2025*
Kinerja gemilang yang ditorehkan Bank BTN juga menjadi pondasi kuat bagi perseroan untuk mewujudkan visi menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia tahun 2025. Berbagai strategi dan aksi korporasi telah ditetapkan Bank BTN dalam mencapai target tersebut, salah satunya adalah memperkuat ekosistem perumahan.
Mimpi menjadi bank terbaik dalam sektor perumahan di Asia Tenggara bukanlah hal yang sulit diwujudkan bagi Bank BTN. Langkah awal yang membuat percaya diri manajemen adalah saat ini Bank BTN merupakan bank fokus perumahan dengan market share KPR terbesar di Indonesia. Hal ini membuat perseroan diakui sebagai kontributor utama dalam menyukseskan program Sejuta Rumah yang digulirkan pemerintah pada tahun 2015 lalu.
Nixon mengatakan, sejak Bank BTN ditetapkan sebagai pelopor penyalur KPR pada tahun 1976, perseroan telah menyalurkan pembiayaan hampir 5 juta unit rumah. Jumlah tersebut terdiri dari KPR Subsidi sekitar 3,6 juta unit dan KPR Non Subsidi sekitar 1,1 juta unit. “Dominasi Bank BTN dalam penyaluran KPR merupakan modal kuat bagi perseroan untuk mewujudkan visi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia tahun 2025. Kami optimistis bisa mencapai visi tersebut,” tegas Nixon.
Optimisme Bank BTN tersebut diperkuat dengan peran perseroan dalam menyukseskan program sejuta rumah. Hingga saat ini Bank BTN berkontribusi lebih dari 60% dalam pencapaian pembangunan sejuta rumah di berbagai daerah.
Capaian positif realiasi pembiayaan program sejuta rumah, sejalan dengan penguasaan pangsa pasar KPR di Indonesia. Per 31 Maret 2021, KPR Bank BTN menguasai 41% market share KPR secara nasional. Sementara, untuk KPR Subsidi dominasi Bank BTN sudah tidak terbendung dengan menguasai market share sebesar 87%.
Menurut Nixon, besarnya kontribusi Bank BTN dalam penyaluran KPR, tidak terlepas dari peran strategis perseroan dalam memperkuat ekosistem perumahan. Dalam ekosistem perumahan Bank BTN memiliki peran sebagai enabler yang memberikan pembiayaan sisi suplai melalui kredit konstruksi kepada developer maupun dari sisi demand dengan memberikan KPR kepada masyarakat.
Dalam ekosistem perumahan selain pengembang dan masyarakat, pihak lain yang penting adalah notaris untuk legalitas, Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk perijinan tanah dan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) untuk jasa appraisal. Sedangkan mitra lain yang saat ini menjadi sumber dana pembiayaan perumahaan antara lain yakni Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BP Tapera, SMF, BPJS Ketenagakerjaan dan Tabungan Wajib Perumahan TNI Angkatan Darat (TWP AD). “Ekosistem perumahan ini harus diperkuat dengan sinergi yang erat dan hubungan yang saling menguntungkan,” tegas Nixon.
Lebih lanjut Nixon mengungkapkan, untuk menghadapi tantangan dan implementasi rencana bisnis ke depan, Bank BTN telah menetapkan corporate plan yang berfokus pada lima target utama. Pertama, menggandakan low cost funding melalui transformasi kapabilitas jaringan atau channel. Kedua, mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari 6 juta masyarakat Indonesia. Ketiga, membangun one stop shop financial solution untuk 3 juta konsumen dan bisnis terkait perumahan. Keempat menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent. Dan kelima, membangun portofolio berkualitas tinggi dan mempertahankan tingkat NPL yang rendah.
Nixon menegaskan, untuk mengimplementasikan berbagai strategi tersebut perlu diciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, inovatif dan berakhlak. Saat ini budaya kerja perusahaan mengacu pada core value yang ditetapkan Menteri BUMN Erick Thohir yakni setiap karyawan BUMN harus Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (AKHLAK).
Dengan value tersebut, Nixon berharap setiap karyawan mampu berkontribusi terhadap peningkatan kinerja. “Setahun core value AKHLAK diimplementasikan di BTN, hasilnya sangat terasa terhadap pencapaian kinerja,” jelas Nixon.
Dengan mengimplementasikan transformasi AKHLAK, Nixon mengaku meski ditengah pandemi Covid-19, Bank BTN mampu membukukan kenaikan laba bersih, kredit, DPK, aset, dan rasio LDR serta NPL yang terjaga. Hingga semester I/2021, Bank BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp920 miliar naik 19,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp768 miliar.
Kenaikan laba bersih terutama didorong oleh kenaikan penyaluran kredit dan net interest margin (NIM) serta efisiensi yang dilakukan perseroan. Pada akhir Juni 2021, Bank BTN membukukan kenaikan penyaluran kredit sebesar 5,59% yoy menjadi Rp380,5 triliun dari Rp314,6 triliun di periode yang sama tahun lalu. DPK pun melonjak 31,8% yoy dari Rp226,3 triliun per Juni 2021 menjadi Rp298,3 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Rasio non-performing loan (NPL) gross juga berhasil diturunkan pada semester I/2021 ke level 4,10% dari 4,7% di semester I/2020. Sementara loan to deposit ratio (LDR) berhasil ditekan menjadi 89,1% pada akhir Juni 2021 dari 111,3% di periode yang sama tahun lalu. Dengan capaian yang positif tersebut, aset Bank BTN berhasil tumbuh 21% yoy menjadi sebesar Rp380,5 triliun di semester I/2021 dari sebelumnya Rp314,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. (Jef)
Semarang:(Globalnews.id)-Kementrian Koperasi dan UKM melakukan koordinasi sekaligus evaluasi penyaluran Banpres Produkrif Usaha Mikro (BPUM) tahun 2021 dengan Pemerintah Daerah, yang penyerapannya diharapkan bisa dituntaskan 100 persen pada akhir September 2021.
“Kegiatan ini menjadi salah satu wujud upaya dari Pemerintah Pusat untuk berkoordinasi secara masif dengan Pemerintah di daerah terkait penyelenggaraan Program BPUM 2021,” kata Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM (SeskemenkopUKM) Arif R Hakim , usai membuka Monitoring dan Evaluasi serta Koordinasi Program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) tahun 2021 di Semarang, Rabu (8/9/2021).
SeskemenkopUKM Arif R Hakim menegaskan,
Usaha Mikro merupakan populasi usaha terbesar di Indonesia yang proporsinya mencapai 99,62% dari total 64.166.606 Usaha yang ada di Indonesia dengan
kontribusi UMKM kepada PDB sebesar 60,5%, UMKM tidak diragukan lagi memiliki kekuatan yang cukup
besar dalam mempengaruhi Perekonomian Negara Indonesia.
“Adanya Pandemi Covid-19 yang telah
mempengaruhi perekonomian UMKM sejak 2020, juga turut memberikan dampak dalam penurunan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2020,” kata Arif R Hakim.
Arif memaparkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh OECD, beberapa negara berkembang menerapkan
berbagai program untuk meminimalisir dampak Covid-19 di negaranya, seperti 1) Pemberian Subsidi Upah; 2)
Penangguhan Pajak Penghasilan/Usaha; 3) Pinjaman Langsung terhadap UMKM; dan 4) Inovasi.” Pemerintah Indonesia sendiri, telah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejak Juni
2020 untuk menangani krisis ekonomi akibat Pandemi ini,” kata Arif R Hakim.
Menurut ia, Usaha Mikro sebagai salah satu pilar perekonomian di Indonesia tidak luput dari sasaran pemberian Program. Melalui Banpres Produktif bagi
Usaha Mikro (BPUM) yang diberikan sejak tahun 2020 dan dilanjutkan pada tahun 2021, Pemerintah berharap Usaha Mikro dapat tetap bertahan menghadapi krisis
ini. “Tentunya, dengan koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah, harapannya program ini dapat dengan baik dan tepat sasaran memenuhi tujuannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, s ebagai salah satu stimulus untuk Usaha Mikro dapat tetap menjalankan usahanya.Seperti yang diketahui bersama, bahwa sebelumnya pada tahun 2020, alokasi BPUM ditujukan
untuk 12 Juta Pelaku Usaha Mikro dengan anggran sebesar Rp 28,8 Triliyun dan masing- masing Pelaku Usaha Mikro mendapatkan Rp 2,4 Juta.
SeskemenkopUKM menyatakan pada tahun 2021 ini, alokasi program BPUM
adalah sebesar Rp 15,36 Triliyun yang ditujukan untuk 12,8 Juta pelaku usaha yang pelaksanaannya terbagi menjadi 2 Tahap. ” Hingga september 2021, telah
terealisasi sebesar Rp 15,24 Triliyun dan diberikan kepada 12,7 Juta Pelaku Usaha Mikro yang artinya bahwa Program BPUM 2021 ini telah terealisasi
sebesar 99,2 persen,” katanya.
Dikatakan Arif, pemerintah menyadari bahwa penyaluran bantuan,apapun bentuknya hendaklah selalu mengutamakan
asas tepat sasaran dan asas manfaat yang tetap emperhatikan akuntabilitas dan transparansi penyalurannya. “Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama para Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di daerah yang sudah membantu tersalurkannya BPUM dari tahun 2020
hingga tahun 2021 ini” kata Arif.
“Kami berharap dalam proses akhir penyaluran BPUM ini, dapat mengakomodir seluruh lapisan pelaku usaha mikro termasuk binaan dari berbagai instansi
baik dari eksekutif maupun legislatif serta lembaga-lembaga lainnya. Karena itu kami sangat mengharapkan kerjasama
dan bantuan Kepala Dinas Provinsi untuk dapat kiranya berkoordinasi dengan Kepala Dinas tingkat Kabupaten/Kota yang akan sangat berdampak terhadap kinerja Kementerian Koperasi dan UKM dalam
penyaluran BPUM,” harap Arif.
Arif R Hakim menambah kan, pada tahun 2021 Kementerian Koperasi dan UKM
telah menggulirkan DAK Nonfisik PK2UKM yang diarahkan untuk pelatihan dan pendampingan kapasitas usaha. “Untuk itu kiranya kepada Provinsi/Kab./Kota yang telah memperoleh alokasi tersebut, untuk dapat memprioritaskan Pelaku Usaha
Mikro yang telah mendapatkan BPUM untuk difasilitasi pendidikan dan pelatihan serta pendampingan usaha sehingga mendukung transformasi in-formal ke formal, salah satunya untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) yang hingga saat ini masih sekitar 2,6 juta Pelaku Usaha Mikro yang telah memiliki NIB,” kata Arif.
Disamping itu katanya, kegiatan strategis Kementerian Koperasi dan UKM yang diarahkan ke daerah Provinsi /Kab./Kota dalam pelaksanaannya dapat
disenergikan dengan Pelaku Usaha Mikro penerima BPUM sehingga usahanya dapat terus berkelanjutan dan menopang economy recovery kebijakan pemerintah dimasa pendemi.
SeskemenkopUKM mengajak kepada
semua yang hadir untuk menyukseskan acara ini, dengan dengan mengoptimalkan waktu untuk menyampaikan evaluasi dan saran yang membangun dalam pelaksanaan program BPUM ini. “Harapan ke
depan, UMKM dapat naik kelas setelah dapat keluar dari krisis di masa pandemi,” pungkasnya.
Sudah Tersalur Rp 15,24 Triliun
Sementara itu Deputi Usaha Mikro KemenkopUKM Eddy Satriya mengatakan, penyaluran BPUM tahun 2021 per September telah mencapai Rp15,24 triliun kepada 12,7 juta dari sasaran 12,8 pelaku usaha mikro. Itu artinya realisasinya telah mencapai 99,2 persen. Sehingga, hanya tinggal 100 ribu saja pelaku usaha mikro yang belum mendapatkan BPUM 2021, yang ditargetkan tersalur 100 persen pada akhir September 2021.
Eddy Satriya menyampaikan BPUM tahun 2021 terbagi menjadi dua tahap, tahap pertama telah terealisasi 100 persen pada Juli 2021 kepada 9,8 juta pelaku usaha mikro dengan total anggaran sebesar Rp11,76 triliun; dan tahap kedua hingga September 2021 telah terealisasi sebesar Rp3,4 triliun untuk 2,9 juta pelaku usaha mikro yang telah di SK-kan hingga SK ke-23.
“Sehingga, total realisasi BPUM 2021 per September ini berjumlah Rp15,24 triliun yang diberikan kepada 12,7 juta pelaku usaha mikro. Proses penyaluran ditargetkan selesai pada akhir September 2021,” kata Eddy.
Eddy mengatakan terdapat perbedaan antara penyaluran BPUM pada tahun 2020 dengan tahun 2021, terutama mengenai Lembaga Pengusulnya. Pada 2020, terdapat lima lembaga pengusul BPUM sedangkan pada 2021, data usulan penerima BPUM hanya berasal dari Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM. Usulannya dilaksanakan berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota kemudian dikirim ke Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di tingkat Provinsi untuk ditelaah dan selanjutnya dikirim ke Kementerian Koperasi dan UKM untuk diverifikasi.
Eddy juga menyampaikan apreasiasi atas peran Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di daerah yang menjadi salah satu pendorong suksesnya Program BPUM. Eddy meminta koordinasi bisa terus berlanjut sehingga program ini dapat dijalankan secara akuntabel dan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui tangguh dan bertahannya usaha mikro yang merupakan populasi usaha terbesar di Indonesia.
BPUM Energi Baru di Daerah
Beberapa Kadinas Koperasi dan UKM Provinsi menyatakan, betapa BPUM sangat bermanfaat dan membantu pelaku usaha mikro dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang terdampak akibat pandemi.
“Ketika pandemi salah satu harapan dan diharapkan pelaku usaha mikro adalah bantuan modal, sehingga mereka lega, bisa terus produksi. Ibaratnya BPUM adalah semangat dan energi baru bagi mereka untuk kelangsungan usahanya.
Nah dari situ akhirnya produknya kita ikut pasarkan. Mereka merasa saat mereka kesulitan dalam produksi dan pemasaran, pemerintah hadir,’ kata Kadinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, Mas Purnomo Hadi.
Mas Purnomo Hadi menjelaskan, pihaknya tidak menargetkan jumlah penerima BPUM karena semua itu berdasarkan usulan Kabupaten/Kota. ” Kalau di total penerima BPUM 2020 dan 2021 di Jatim ada 2,56 juta dengan total bantuan senilai Rp 4,6 triliun. Untuk BPUM 2021 penyerapannya sudah diatas 80 persen dan ditargetkan bisa 100 persen pada akhir September,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Kadinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati, yang mengakui, BPUM sangat bermanfaat bagi pelaku usaha mikro di Jawa Tengah. ” Yang gulung tikar akibat pandemi bisa kembali memulai usaha, yang usahanya kembang kempis bisa kuat lagi karena ada tambahan modal. kita juga dampingi mereka dalam hal pemasaran” kata Kadinas Ema.
Ema Rachmawati melanjutkan, jumlah penerima BPUM 2021 di Jateng mencapai 1,5 juta orang dengan dana sebesar 1,9 juta triliun. Penyalurannya sudah sekitar 90 persen dan rencananya selesai 100 persen pada akhir September, dari BRI juga udah konfirmasi September bisa 100 persen, tinggal menyelesaikan masalah pendataan seperti kesesuaian nama dengan NIK,” jelas Ema.
Ia menambahkan, BPUM telah memberikan energi positif bagi pemulihan ekonomi di Jawa Tengah. ” Terhadap yang tidak menerima kami juga mencoba mengatasinya dengan bantuan sosial Provinsi meski tidak banyak, hanya 26 ribu pelaku usaha mikro dengan nilai bantuan Rp 500 ribu, lumayan lah. Selebihnya Kami juga salurkan ke bansos dinas sosial, juga kadang bantuan BUMN,” tambahnya.(jef)
Bandarlampung:(Globalnews.id)- Dalam upaya mendukung peningkatan rasio kewirausahaan nasional, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kerja sama dengan Universitas Lampung untuk mengembangkan wirausaha di Provinsi Lampung melalui program sentra inovasi dan inkubasi bisnis.
Dalam kerja sama ini, KemenKopUKM memberikan bantuan sebesar Rp549,8 juta untuk menginkubasi 40 tenant UMKM di Unila dan juga bantuan wirausaha pemula masyarakat Provinsi Lampung sebesar Rp135 juta dengan jumlah penerima 23 orang di beberapa Kabupaten Lampung. Secara total, bantuan yang diberikan oleh KemenKopUKM mencapai Rp684,8 juta.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru mencatatkan angka 3,47% dari total populasi di Indonesia. Menurutnya, angka ini masih terpaut jauh dari negara lain seperti Singapura yang sudah mencatatkan rasio kewirausahaan sebesar 8,9%, Malaysia 4%, Thailand 4%, dan negara maju sudah mencapai 12%.
“Target kita ingin menambah jumlah wirausaha dan untuk menjadi negara maju (rasio kewirausahaan) itu 4%. Saya kira, Indonesia oleh semua lembaga dunia diprediksi di 2045 itu kita punya potensi jadi negara maju. Karena itu kita harus bekerja keras menghadirkan wirausaha baru sampai 4%,” ungkapnya dalam acara Penyerahan Bantuan Fasilitasi Pengembangan Inkubator di Universitas Lampung, Bandarlampung, Rabu (8/9).
Menurut Teten, pemerintah saat ini telah mengubah pendekatan pendampingan UMKM dan koperasi dari pendekatan birokrasi ke pendekatan profesional atau bisnis. Karena itu, inkubator bisnis baik itu swasta atau kampus bisa menjadi bagian yang sangat penting sebagai upaya untuk membina dan mengembangkan UMKM.
“Kami ingin UMKM kita bisa menyaingi UMKM luar negeri. Karena itu, kita membidik wirausaha muda yang berlatar belakang pendidikan baik seperti di kampus untuk kita lahirkan, bina, dan besarkan untuk menjadi wirausaha. Jadi saya kira peran inkubator bisnis di kampus jadi sangat penting. Karena itu kami senang sekali bisa kerja sama dengan Unila,” ujar Teten.
Lebih lanjut, untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan di Provinsi Lampung, Teten mendorong para pelaku UMKM untuk mengembangkan komoditas unggulan di Lampung. Dengan demikian, Provinsi Lampung akan memiliki ciri khas tersendiri dan menjadi faktor pembeda dibandingkan dengan daerah lainnya.
Selain itu, Teten juga menegaskan bahwa pihaknya memiliki program besar untuk mendorong UMKM Indonesia menjadi bagian rantai pasok industri nasional seperti UMKM di Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok, di mana UMKM di sana menjadi bagian dari sistem produksi industri.
“Jadi bukan lagi UMKM sendiri dan industri sendiri. Kalau begini, akhirnya UMKM harus kompetisi dengan usaha besar dan pasti kalah. Kalau kita integrasikan UMKM dengan industri besar dengan ekosistem kemitraan saya rasa akan berjalan beriringan. Jadi industrinya besar, UMKM-nya juga pasti akan ikut ditarik menjadi besar,” tegasnya.
Menurut Teten, saat ini baru 4,1% UMKM di Indonesia yang dapat terhubung ke rantai pasok industri. Menurutnya, angka tersebut masih sangat kecil dan harus diperbesar lagi ke depannya.
“Karena itu, saya kira Unila bisa menjadi inkubator bisnis yang menyiapkan UMKM masa depan yang berbasis pada produk kreativitas dan inovasi teknologi,” ujar Teten.
Di tempat yang sama, Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Karomani, M.Si. menekankan bahwa dengan adanya kerja sama inovasi dan inkubasi bisnis bersama KemenKopUKM, pihaknya dapat memberikan manfaat lebih luas sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat Lampung.
Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi berbasis aplikasi dan ekonomi kreatif yang dikembangkan Unila akan memberikan manfaat kepada UMKM di Lampung. Di antaranya memberikan informasi dan jaringan pasar, kemudahan akses pendanaan dan pendampingan, serta peningkatan kapasitas teknologi informasi sebagai daya dukung peningkatan daya saing UMKM di Indonesia.
“Kami mendampingi 40 tenant dengan berbagai produk yang ada di Provinsi Lampung, seperti kopi yang merupakan komoditas utama Provinsi Lampung, keripik pisang sebagai olahan utama dan pempek sebagai olahan ikan. Terima kasih banyak atas kerja sama dan dukungan yang diberikan KemenKopUKM pada Unila, semoga kerja sama ini dapat berlangsung dan berkelanjutan,” pungkas Karomani. (Jef)
Bandarlampung:(Global news.id)- Kementerian Koperasi dan UKM menegaskan bahwa Provinsi Lampung memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi penyangga kebutuhan pangan nasional. Pasalnya, Provinsi Lampung dikatakan memiliki beberapa komoditas unggulan seperti gula, kopi, nanas, udang, beras, pisang, coklat, jagung dan masih banyak lainnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, komoditas pangan unggulan yang dihasilkan dari Provinsi Lampung harus dioptimalkan untuk dikelola dengan baik melalui wadah koperasi. Dia yakin, di tangan koperasi Lampung, potensi daerah ini dapat dikelola menjadi produk turunan yang mampu menciptakan nilai tambah.
“Pak Presiden telah memerintahkan kami (para menteri) untuk perkuat sektor pangan. Nah, Lampung jadi salah satu Provinsi yang punya potensi sangat besar untuk jadi lumbung pangan nasional. Maka pemerintah fokus membangun infrastruktur juga di Lampung karena kita ingin Lampung jadi pusat pangan nasional. Apalagi Gubernur Lampung ini orang pertanian, jadi cocok dan momentum yang sangat baik,” ungkapnya dalam acara Pengarahan Model Bisnis Pengembangan Koperasi Sektor Pangan di Hotel Novotel, Bandarlampung, Rabu (8/9)
Teten menjelaskan bahwa Badan Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) telah memberikan peringatan bahwa dunia akan menghadapi ancaman krisis pangan di tahun mendatang. Hal ini menjadikan upaya percepatan pembangunan sektor pangan harus segera dilakukan agar Indonesia tidak masuk dalam fase krisis pangan tersebut. Dia berharap koperasi yang ada di Lampung dapat bergandengan tangan untuk mewujudkan misi pemerintah tersebut.
Menurut Teten, masalah utama yang dihadapi koperasi di Lampung khususnya yang bergerak di sektor pertanian adalah skala usaha yang masih kecil. Akibatnya jumlah produksi yang dihasilkan tidak mampu mencapai skala industri. Oleh karena itu, dia meminta agar koperasi-koperasi yang bergerak di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan di wilayah Lampung dapat menyatu atau merger. Dengan cara ini maka hasil produksi akan terjamin baik dari sisi kuantitas, kualitas dan aspek keberlanjutan.
“Karena itu ini momentum untuk kerjasama membangun koperasi pangan yang besar di Lampung ini. Maka konsep korporatisasi petani melalui koperasi adalah jawaban bagaimana petani perorangan yang punya lahan sempit itu dikonsolidasi melalui koperasi agar produknya bisa masuk skala ekonomi,” ujar Teten.
Teten mencontohkan keberhasilan pengelolaan koperasi peternakan sapi terbesar di Selandia Baru bernama Fonterra yang memiliki sekitar 15 juta ekor sapi. Peternak yang merupakan anggota koperasi hanya fokus mengurus sapi dan menjaga produksi susu. Sedangkan tugas koperasi yang mengurus pengolahan produk dan pemasarannya atau sebagai offtaker. Cara kerja seperti ini harus bisa diterapkan pada koperasi – koperasi di Indonesia agar bisa mewujudkan ketahanan pangan.
“Saat ini di banyak negara seperti di Belanda, Eropa dan Amerika yang mengelola sektor pangan bukan lagi korporasi tapi koperasi, jadi saya berharap di Lampung ini bisa lahir koperasi modern seperti itu,” tuturnya.
Teten menambahkan, pemerintah juga berkomitmen untuk mendukung pengembangan koperasi pangan melalui pembiayaan yang murah. Menurutnya, saat ini sudah tersedia Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM dengan pagu yang dinaikkan dan tingkat suku bunga rendah.
Dia menegaskan, pemerintah telah menaikkan plafon KUR tanpa jaminan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta. Selain itu juga dilakukan perpanjangan subsidi bunga 3% sampai Desember 2021. Untuk pagu anggaran KUR 2021 adalah sebesar Rp253 triliun. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan plafon yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp220 triliun. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah komitmen untuk memajukan sektor UMKM.
“Penyaluran kredit oleh bank bagi UMKM Kita masih 20%, dan kami ditargetkan untuk bisa menaikkan minimal menjadi 30% pada 2024 mendatang, oleh karena itu pagi KUR kita selalu naikkan dan ini akan terus naik sampai porsinya 30%,” tegas Teten.
Dia menambahkan, saat ini terdapat beberapa lembaga yang dapat membantu koperasi seperti Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB – KUMKM) yang merupakan Badan Layanan Umum (BLU) ini dibentuk untuk mendukung pembiayaan bagi koperasi di Indonesia.
Menurutnya, jika koperasi mau memanfaatkan pembiayaan dari Satuan Kerja (Satker) di bawah Kemenkop UKM ini, mereka akan mendapatkan banyak benefit seperti rendahnya suku bunga pinjaman yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan suku bunga bank konvensional.
“Pembiayaan untuk koperasi selain dari Bank saat ini juga ada LPDB karena sekarang ini sudah tidak ada hibah tapi adanya dukungan pembiayaan murah. Maka koperasi diperkuat dengan dukungan pembiayaannya lewat LPDB,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Bandarlampung Arinal Djunaidi mengapresiasi komitmen pemerintah pusat untuk menjadikan Provinsi Lampung sebagai wilayah yang konsisten menjaga produktifitas sektor pangan. Menurutnya kerja sama yang dilakukan selama ini antara pemerintah pusat dan daerah membuahkan hasil dimana tingkat pertumbuhan ekonomi di Bandarlampung menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera. Pertumbuhan ekonomi di Bandarlampung terbesar dikontribusikan oleh sektor industri makanan dan minuman yang mencapai 35,88%.
Arinal menegaskan, pihaknya siap untuk mengelola produk-produk pertanian melalui koperasi asalkan ada jaminan harga yang kompetitif oleh pemerintah pusat. Dia akan mengoptimalkan peranan koperasi di wilayah kerjanya untk dapat memproses produk-produk pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan untuk dilakukan hilirisasi sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi.
“Produk-produk kita banyak yang berasal dari hulu seperti jagung, kopi, coklat, udang tapi mengapa kita tidak proses semua itu. Saya yakin, kerja sama yang erat kedepan saya siap laksanakan perintah Pak Menteri untuk diolah, saya akan minta koperasi yang berkelas untuk bekerja,” kata Arinal.
Perlu diketahui, saat ini jumlah koperasi di Bandarlampung mencapai 5.653 unit. Dari jumlah itu koperasi yang aktif sebanyak 2.087 unit dengan jumlah anggota 2,2 juta orang. Total volume usaha yang dijalankan oleh koperasi mencapai Rp4,41 triliun. Untuk memaksimalkan potensi koperasi tersebut, Pemprov Bandarlampung akan mengupayakan untuk memetakan jenis usaha koperasi yang sama model bisnisnya untuk disatukan.
“Kita akan lakukan dalam kerangka kebijakan yang strategis untuk membangun sektor pertanian melalui pembangunan infrastruktur dulu. Jadi nantinya para petani tidak lagi kesulitan mengangkut hasil produksinya ketika infrastruktur sudah baik,” pungkasnya.
Turut hadir Gubernur Bandarlampung Arinal Djunaidi, Kepala Bank Indonesia Bandarlampung Budiyanto, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah dan Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi. (Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)- Atas pencapaian kinerja keuangan yang positif, Bank DKI meraih predikat kinerja keuangan
“Sangat Bagus” kategori Bank BUKU 3 dan golden trophy dari Majalah Infobank pada ajang 26th Infobank Awards 2021.
Penghargaan ini diberikan kepada Bank DKI karena berhasilmembukukan kinerja yang baik serta aspek keuangan yang unggul berdasarkan hasil survey
independen Biro Riset Infobank. “Bank DKI menyampaikan terima kasih kepada segenap pemangku kepentingan atas penghargaan yang diberikan,” demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (7/9).
Penghargaan ini diterima langsung oleh Plt. Direktur Utama Bank DKI Romy Wijayanto dalam acara penganugerahan 26th Infobank Awards 2021 yang digelar secara daring pada hari Selasa
(7/9).
Pemberian penghargaan ini didasarkan pada pertumbuhan positif dari sejumlah indikator kinerja keuangan Bank DKI pada tahun 2020 yang terus berlanjut. “Di tahun 2021 ini, kinerja keuangan Bank DKI mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif, ditandai dengan pencapaian laba di Semester 1 tahun 2021 yang tumbuh sebesar 40,8% secara year-on year
(YoY) dari Rp279 miliar per Juni 2020 menjadi Rp394 miliar per Juni 2021,” tutur Herry.
Herry menambahkan, sejumlah indikator kinerja keuangan Bank DKI lainnya turut mengalami pertumbuhan signifikan secara YoY per Juni 2021. Beberapa indikator yang mengalami pertumbuhan signifikan seperti Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran kredit, dan aset. Non-
Performing Loan (NPL) juga menunjukkan kinerja yang membaik secara YoY per Juni 2021.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa kinerja keuangan yang baik ini tidak lepas dari optimalisasi pertumbuhan danan murah khususnya dengan pemanfaatan nasabah melalui mobile banking Bank DKI JakOne Mobile di saat pandemi.
Pembatasan mobilitas masyarakat telah mengubah perilaku konsumen seperti pergeseran ke arah layanan digital. Hal ini pun mendorong perbankan untuk beradaptasi demi memenuhi kebutuhan nasabah.
Bank DKI tumbuh menjadi pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perbankan digitalnya. JakOne Mobile menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transfer antar rekening, pembayaran tagihan, pembelian, hingga berdonasi untuk sesama. Selain itu, kartu pembayaran elektronik JakCard juga kian digunakan di berbagai fasilitas transportasi publik seperti Transjakarta, Mikro Trans, LRT, MRT, dan KA Bandara Railink. JakCard juga dapat
digunakan di tempat-tempat wisata seperti Taman Margasatwa Ragunan, Monas, museum- museum yang dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta, dan Taman Impian Jaya Ancol.
“Predikat “sangat bagus” ini juga membuktikan Bank DKI mampu beradaptasi di tengah pandemi dengan mencatatkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan,” tutup Herry.(Jef)
Jakarta:(Global ews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan UKM Festival 2021, yang menampilkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dari tujuh provinsi di Indonesia. Diharapkan, event UKM Festival 2021 secara daring ini bisa mendorong UMKM naik kelas, go digital dan go global.
PLUT merupakan Lembaga pendamping KUMKM, yang memberikan pendampingan dan pelayanan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing KUKMM. Sehingga dengan adanya PLUT, KUMKM bisa bertahan ditengah pandemi, lebih cepat naik kelas, go digital dan go global.
UKM Festival 2021 juga menjadi ajang promosi produk unggulan daerah, agar dapat lebih dikenal oleh daerah lain sehingga terjadi perluasan pasar dari produk unggulan tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi atas terselenggaranya ajang UKM Festival 2021. Karena di saat yang sama, Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh pesat seiring meningkatnya preferensi masyarakat untuk berbelanja daring.
“Nilai transaksi e-commerce pada triwulan I dan II 2021 meningkat 63,36 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp 186,75 triliun. Diproyeksikan meningkat 48,4 persen yoy mencapai Rp 395 triliun sepanjang 2021,” ucap Teten dalam sambutannya pada penyelenggaraan UKM Festival 2021 secara daring, Rabu (8/9).
Teten menegaskan, Presiden Jokowi telah mengamanatkan pendekatan pembangunan ekonomi nasional ke depan akan berbasis usaha mikro, kecil dan menengah.
“Karena itu target UMKM naik kelas, akan menjadi pondasi untuk memperkuat ekonomi masyarakat dengan mempermudah akses pembiayaan, mendorong UKM ke pasar yang lebih luas dan sekaligus masuk ke dalam pasar global,” kata Menteri Teten.
Hadirnya PLUT lanjutnya, diharapkan dapat mendorong UMKM untuk onboarding kedalam ekosistem digital. Teten juga berharap, semoga ajang ini dapat menjadikan UMKM yang tangguh, Go-Digital, dan Go-Global.
“Serta dapat memacu PLUT untuk lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan dan pendampingan kepada UMKM di wilayahnya masing-masing,” imbuh Teten.
Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah KemenkopUKM Hanung Harimba Rachman menuturkan, UKM Festival 2021 dimaksudkan untuk menampilkan PLUT yang selama ini kurang dikenal. Padahal kata Hanung, sudah banyak UMKM PLUT yang memiliki standarisasi dan kualitas yang bagus.
“Jadi ajang ini juga sebagai sarana komunikasi PLUT dengan kementerian. Mencoba mencari jalan keluar, solusi terhadap berbagai kendala mulai dari perizinan, pembiayaan hingga akses pasar yang dihadapi UMKM PLUT,” jelas Hanung di kesempatan yang sama.
KemenkopUKM lanjutnya, ingin PLUT tak hanya menjadi pusat pembinaan tetapi juga sebagai sarana logistik bagi UMKM yang siap masuk ke pasar digital dan global yang lebih luas.
Diakuinya, pandemi Covid-19 berdampak pada terganggunya aktivitas ekonomi, khususnya UMKM karena adanya pembatasan aktivitas sosial dalam bentuk PSBB dan PPKM. Memberikan tekanan terhadap UMKM baik sisi supply maupun demand, mulai dari penurunan omzet hingga penutupan usaha karena menurunnya daya beli masyarakat.
Hanung mengutip, dari Survei Bank Dunia 2020 menunjukkan, 80 persen UMKM Indonesia mengalami penurunan penjualan, 77 persen mengalami penurunan cash flow, 73 persen mengalami penurunan bahan baku dan 40 persen tutup sementara.
Hingga kini, sudah terdapat 71 PLUT yang difasilitasi pembangunannya oleh KemenkopUKM dengan jumlah pendamping sebanyak 354 pendamping di mana 264 orang sudah tersertifikasi.
Hanung menegaskan, PLUT diharapkan dapat mendorong terjadinya akselerasi digital UMKM setempat melalui pelatihan dan pendampingan yang diberikan. “Sehingga target UMKM digital secara bertahap dari tahun 2021 sebanyak 13,7 juta, 2022 sebanyak 19 juta, 2023 sebanyak 24,5 juta dan 2024 sebanyak 30 juta dapat tercapai lebih cepat,” pungkasnya.(Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)- Gelombang perubahan pada pelayanan digital (new wave of digital disruption) telah menciptakan evolusi layanan perbankan, mulai dari Banking Services 1.0 yang berbasiskan Electronic Banking pada periode 1980 – 1995, hingga sekarang memasuki Banking Services 5.0 yang berbasiskan Open Banking. Evolusi tersebut muncul seiring pemutakhiran aktivitas ekonomi yang juga berdampak pada perubahan preferensi konsumen, termasuk yang terjadi di sektor keuangan.
Tidak hanya industri perbankan, inovasi di sektor keuangan juga mendorong bermunculannya pemain digital seperti e-commerce dan financial technology (fintech). Mereka bukanlah pemilik produk, namun mereka mengembangkan platform yang memberikan pelayanan bagi produsen produk untuk memasarkan produknya melalui platform.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menjadi satu dari sedikit perbankan nasional yang memutuskan untuk mengkombinasikan dua dunia layanan keuangan, yaitu conventional bank dengan fintech player. Dalam Bahasa sederhana, BNI adalah pemilik produk layanan keuangan yang juga mengembangkan platform sendiri. Melalui platform ini, BNI memasarkan produk – produknya. Pada era Open Banking ini, BNI bahkan mengembangkan produk – produknya untuk menjadi produk digital yang dapat dipasarkan di platform – platform digital yang dikembangkan pihak ketiga, mulai dari e-commerce hingga perusahaan fintech.
Demikian benang merah yang disampaikan oleh Direktur TI dan Operasi BNI YB Hariantono dalam BNI Media Update yang diselenggarakan secara virtual di Jakarta, Selasa (7 September 2021). Hadir pada kesempatan yang sama Staf Khusus Otoritas Jasa Keuangan Ryan Kiryanto.
Inisiasi digital yang siap dilaksanakan BNI melalui layanan Open Banking akan mencakup seluruh produk, digital platform, dan juga perluasan layanan pada ekosistem B2B2C atau ekosistem yang berbasiskan model business to business to consumer sehingga sangat lengkap.
Pilihan BNI untuk mengembangkan konsep layanan digital menyeluruh tersebut kini semakin kencang dengan adanya tiga produk Champion, yaitu BNI Direct, New Mobile Banking BNI, dan BNI Open API. Untuk nasabah korporasi, BNI menghadirkan layanan cash management melalui platform BNI Direct yang menawarkan solusi terintegrasi untuk layanan payment management, collection management, liquidity management, hingga value chain management.
Adapun untuk layanan open banking solution, BNI telah menciptakan lebih dari 280 jenis layanan yang digunakan oleh lebih dari 3.000 partner dari kalangan Fintech dan e-commerce.
“Hal ini menandakan bahwa perbankan dan perusahaan digital sebenarnya dapat berkolaborasi dengan baik untuk menciptakan layanan keuangan yang semakin bervariatif dan berkualitas, sehingga menjangkau ekosistem nasabah yang lebih luas,” imbuh YB Hariantono.
*The New BNI Mobile Banking*
Produk Champion BNI lainnya adalah The New BNI Mobile Banking. Disrupsi digital merupakan era kebangkitan baru bagi Digital Banking BNI. Dimana, BNI telah meluncurkan The New BNI Mobile Banking bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75 BNI pada 5 Juli 2021 lalu.
“The New BNI Mobile Banking hadir untuk menjawab kebutuhan nasabah segmen ritel yang kini semakin dinamis, sehingga semakin dilengkapi dengan fitur-fitur yang lebih lengkap, serta hadir dengan tampilan baru yang SIMPLE, FRESH, CLEAN, yang membuat kita mulai bisa apa aja sekarang #GaPakeNanti”, ujarnya.
Terdapat sejumlah fitur baru yang dapat dinikmati nasabah. Misalnya Personalisasi Profil. Lewat fitur ini, pengguna BNI Mobile Banking dapat menambahkan foto terbaik mereka untuk dijadikan Profile Picture di aplikasi ini. Selain itu, ada juga fitur Atur Menu Favorit yang memudahkan dalam bertransaksi sesuai dengan transaksi favorit yang sering dilakukan.
Kehadiran New BNI Mobile Banking ini juga menjadi bagian dari solusi terintegrasi bagi nasabah business banking. “Seperti misalnya, melalui fitur pembukaan rekening digital dengan Face Recognition dan Apply for Loan, pegawai dari nasabah korporasi BNI dapat melakukan pembukaan rekening serta pengajuan kredit tanpa agunan (BNI Fleksi) sampai Rp500 juta dengan tenor 15 tahun, hanya melalui BNI Mobile Banking” ujar YB Hariantono.
The New BNI Mobile juga memiliki berbagai fitur unggulan yang semakin memudahkan masyarakat untuk bertransaksi. Pertama, Fitur Cardless Withdrawal, yang memberikan kemudahan menarik uang tunai tanpa kartu, yaitu melalui kode unik yang dikirimkan ke ponsel saat berada di ATM BNI terdekat Anda.
Kedua, fitur My QR, nikmati kemudahan melakukan transfer dengan My QR lewat pengaturan (setting) di BNI Mobile Banking dan tinggal pilih nomor rekening yang dituju. Transaksi di toko ritel hingga kaki lima pun kini juga bisa dilakukan secara cashless dengan QRIS di BNI Mobile Banking.
Ketiga, fitur Investment, yang memudahkan masyarakat untuk tidak hanya untuk menabung bersama BNI namun juga memulai berinvestasi pada reksadana dan obligasi ritel.
Keempat, Life Goal TAPENAS, yaitu fitur saving monthly auto-debit melatih nasabah untuk disiplin menabung setiap bulan dengan target waktu yang ditentukan sendiri, untuk mewujudkan target finansialnya masing-masing, termasuk target travelling, belanja barang tertentu, hingga dana pendidikan.
Kelima, My Credit Card, memberikan kemudahan untuk mengakses layanan seputar kartu kredit BNI, mulai dari cek tagihan, merubah cicilan hingga meminta penerbitan kartu baru.
Keenam, Pool Wallet, fitur integrasi dompet digital yang memudahkan top-up hanya dengan nomor ponsel yang terdaftar di BNI Mobile Banking Anda.
Ketujuh, international remittance, yang memungkinkan nasabah untuk melakukan kiriman uang ke semua bank yang ada diseluruh dunia yang tergabung dalam jaringan SWIFT. Layanan ini memiliki sistem otomatis, same day service serta telah dilengkapi layanan tracking melalui fitur SWIFT GPI. Tarif yang ditawarkan juga sangat kompetitif.(Jef)
Jakarta :(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan dukungan terhadap upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui JAGA.ID yang telah menyediakan media untuk masyarakat dalam mengawal dan mengawasi program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) agar lebih transparan dan tepat sasaran.
“Kami ucapkan terima kasih kepada KPK, BPK, BPKP dan seluruh stakeholder terkait atas segala masukan dan kerja samanya dalam rangka penyempurnaan penyaluran BPUM agar terus semakin baik lagi,” tegas MenKopUKM dalam Acara Webinar JAGA.id Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara daring di Jakarta, Selasa (7/9/2021).
MenKopUKM juga memberikan apresiasi kepada KPK yang selalu melakukan inovasi melalui penambahan fitur JAGA Bansos.
“Terima kasih telah menyediakan kanal untuk mengajak masyarakat berperan aktif dalam pencegahan korupsi sekaligus dapat mencari tahu informasi seputar bansos dengan mudah dan cepat,” kata MenKopUKM.
Menurut Teten, sejak awal pandemi, hampir semua lembaga memproyeksikan UMKM akan terdampak sangat berat. Maka, lebih dari 50 persen pelaku UMKM menyatakan kebijakan yang paling dibutuhkan adalah transfer atau bantuan tunai (World Bank, 2021).
“Syukur Alhamdulillah, upaya yang kita lakukan, baik itu melalui BPUM, subsidi KUR dan Non KUR, onboarding UMKM ke dalam ekosistem digital, hingga inovasi penyerapan produk UMKM melalui belanja pemerintah, swasta, BUMN, dan masyarakat, telah berhasil mencegah UMKM terperosok lebih dalam,” ujar Teten.
Teten menegaskan, berdasarkan hasil survei PMN dan TNP2K pada bulan Mei 2021 menunjukan BPUM dinilai tepat sasaran dan tepat manfaat. Menurutnya, 99,4% penerima BPUM adalah usaha mikro dengan omset tahunan di bawah Rp300 juta dan 98,9% bantuan digunakan untuk keperluan usaha dengan nilai rata-rata Rp1,7 juta.
“Terjadi kenaikan omzet rata-rata 41,1% setelah masa pencairan bantuan,” kata Teten.
KemenKopUKM terus berupaya melakukan langkah perbaikan guna menjaga kualitas dan kredibilitas penyaluran BPUM. Upaya tersebut, di antaranya proses pengusulan BPUM tahun 2021 dilakukan 1 pintu melalui dinas yang membidangi koperasi dan UKM kabupaten/kota yang selanjutnya disampaikan ke Dinas Propinsi untuk dilanjutkan ke Deputi Bidang Usaha Mikro dan dilakukan pemadanan data usulan ke Dukcapil dan dilakukan validasi ke SIKP.
“BPUM tidak hanya dimaksudkan dalam rangka pemulihan, tetapi juga bagian dari strategi transformasi ekonomi nasional; dari sebelumnya sektor informal menjadi formal; dari belum terdata menjadi terdata dan terkurasi. Termasuk dari unbankable menjadi bankable. Dari informasi kami terima, tidak sedikit dari penerima BPUM di 2020 mulai mengakses pembiayaan KUR Super Mikro,” tegas MenKopUKM. (Jef)
Jakarta: (Globalnews.id) – Bagi orang yang sering berpindah rumah dari satu kota ke kota yang lainnya, maka salah satu hal yang paling bikin kita capek adalah ‘memindahkan segala macam perabotan dan interior tersebut’ ke tempat baru.
Bukan hanya memakan banyak waktu dan biaya, juga tenaga yang bisa terkuras habis dimulai dari pengangkatan ke truk, pengangkutan, penurunan dari truk, hingga menata ulang kembali barang-barang interior tersebut.
Tak berhenti sampai di sana! Memiliki banyak perabotan dalam rumah juga bisa membuat ruangan kita nampak acak-acakan, karena semakin banyak interior yang kita miliki, maka akan semakin sulit untuk menatanya.
Apalagi jika nilai gunanya tak begitu penting, malah bisa mendatangkan kerugian tersendiri bagi kita.
Untuk mengakalinya, masyarakat modern kini mulai menerapkan konsep kesederhanaan pada rumah dan ruangan mereka, yang kemudian kita kenal dengan sebutan desain rumah minimalis.
Selain dari desainnya yang unik dan menyegarkan, rumah minimalis juga ternyata memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan rumah klasik atau bahkan megah sekalipun.
Memang rumah megah dan klasik mampu memberikan nuansa mewah dan keseganan bagi siapa saja yang menatapnya. Namun jika kita tak bisa merawatnya (entah dari segi tata letak, kebersihan, hingga modal), maka pemilihan rumah minimalis akan jauh lebih disarankan.
Apa Itu Rumah Minimalis
Sekalipun kata minimalis sendiri bisa mengacu pada berbagai macam arti dan kesan, akan tetapi secara garis besarnya, rumah minimalis itu berarti jenis hunian yang memiliki ukuran kecil dengan perabotan yang tidak berlebihan.
Interior yang digunakan cenderung memiliki nilai guna tinggi dan menyingkirkan barang-barang yang sudah tak digunakan. Alhasil, sekalipun ruangan dan rumah memiliki ukuran kecil, namun berkat interior yang disederhanakan, maka bisa nampak terlihat lebih besar.
Bahkan jika digabungkan dengan warna dinding, warna interior, dan tekhnik pencahayaan alami, maka rumah kecil pun akan nampak seperti rumah mewah, tanpa harus kehilangan unsur kesederhanaan yang dimilikinya.
Unsur minimalisme tersebut juga akan berdampak secara langsung pada kehidupan dan kebiasaan kita sehari-hari.
Kebanyakan rumah minimalis cenderung menggambarkan kehidupan masyarakat modern yang penuh dengan kesibukan, sehingga wajib memiliki penyeimbang saat mereka beristirahat di rumah.
Bayangkan jika misalnya kita sudah capek-capek bekerja seharian, kemudian di rumah kita nampak seperti kapal pecah, maka mental dan psikologi kita tak akan memiliki ruang untuk bisa mereset dirinya sendiri.
Faktanya, psikologi manusia itu bisa disembuhkan dari keadaan kacau balau melalui sesuatu yang rapi dan bersih.
Nah, dikarenakan rumah minimalis sangatlah erat dengan kedua unsur tersebut (rapi dan bersih), maka secara otomatis dapat menyeimbangkan kondisi mental kita setelah bergelut dengan kerasnya kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
Manfaat Rumah Minimalis
Jadi sudah jelas bahwa rumah minimalis memang mampu mendatangkan berbagai macam manfaat bagi kita, entah itu dari segi kesehatan, kebiasaan, mental, maupun lingkungan sekitar – terutama bagi siapa saja yang melihatnya.
Memiliki rumah minimalis memang ada kelemahannya tersendiri. Akan tetapi jika dibandingkan dengan sisi positifnya, maka cenderung jauh lebih banyak.
Maka, segera rangkul diri kamu untuk beralih dari kebiasaan menumpuk barang ke dalam minimalisme, yang didukung dengan desain rumah dan ruangan yang sederhana tetapi terasa hangat saat dihuni.
Jika sudah mampu mendapatkan rumah minimalis, maka bersiap saja mendapatkan beberapa manfaat seperti di bawah ini:
Menghemat Lebih Banyak Uang
Lebih sedikit barang dan interior yang disimpan di rumah berarti lebih sedikit pula biaya yang harus dikeluarkan.
Bahkan dari segi perawatannya saja, maka sudah bisa kita menghemat uang secara drastis. Alhasil, uang kita pun akan terasa awet karena tak perlu membeli barang-barang yang tak begitu dibutuhkan.
Sebagai gantinya, pastikan kamu membeli interior super berkualitas agar tidak cepat rusak dan tak perlu pula membelinya secara berulang.
Misalnya, ada meja dan kursi yang terbuat dari kayu jati, yang mana bahan baku tersebut mampu bertahan bahkan hingga seumur hidup.
Selain bisa menghemat, sedikit interior tetapi terlihat mewah dan mahal akan memberikan waktu bersantai kamu bersama keluarga semakin berkualitas.
Lebih Banyak Waktu
Jika di dalam rumah minimalis kita hanya terdapat sedikit interior yang tersemat di sana, maka secara otomatis kita akan lebih banyak memiliki waktu luang di akhir pekan.
Soalnya, semakin sedikit barang maka akan semakin mudah pula untuk dibersihkan. Belum lagi nilai gunanya yang begitu tinggi akan membuat kita mampu memaksimalkan fungsi dari interior itu sendiri.
Bahkan jika suatu hari kamu harus berpindah rumah, maka menerapkan kehidupan minimalisme ini pun akan menghemat waktu saat pengangkutan barang dari rumah lama ke tempat hunian yang baru.
Semakin sedikit interior yang dipindahkan, maka akan semakin murah biaya pindah yang harus kita keluarkan.
Meningkatkan Kualitas Hidup
Rumah minimalis juga ternyata mampu mengurangi stres kita sesampainya di ruangan pribadi setelah beraktivitas panjang di luar rumah.
Ini karena dengan memiliki lebih sedikit barang dan interior, maka akan mengurangi kepengapan saat berada di dalam ruangan tersebut.
Kondisi ini begitu penting sekali untuk didapatkan, mengingat pola hidup masyarakat modern yang begitu serba cepat, sehingga bisa meningkatkkan kemungkinan terkena penyakit mental seperti insomnia, stres, hingga depresi. Jika dibiarkan lebih lanjut, maka beresiko berubah menjadi demensia saat kita tua nanti.
Jadi, pastikan kita mencegahnya dimulai dari sekarang, sebelum otak kita mengalami brainfog akibat ruangan yang begitu acak-acakan layaknya kapal pecah.
Ramah Bagi Lingkungan
Dengan memiliki lebih sedikit interior di dalam rumah, maka akan mengurangi konsumsi sumber daya alam kita tercinta.
Coba tengok rumah kamu saat ini, berapa banyak barang elektronik seperti televisi tersemat di sana?
Bagi rumah minimalis, memiliki 2 buah TV sudah termasuk ke dalam pemborosan. Belum lagi barang elektronik lainnya yang mungkin hanya kita gunakan sesekali saja.
Beberapa interior yang tidak terpakai pun seringkali kita buang secara sembarangan. Sekalipun ada beberapa bagian yang bisa didaur ulang, tetapi kebanyakan malah bisa mengotori lingkungan kita secara nyata.
Maka dari itulah, selalu beli dan tempatkan barang-barang rumahan seperlunya saja, dan hindari sifat berlebihan, karena bukan hanya merusak keuangan kita saja, melainkan berefek pada kondisi bumi kita saat ini.
Memberikan Lebih Banyak Rasa Syukur
Hidup dengan barang-barang yang minim akan membuat kita memiliki lebih banyak rasa syukur. Terbukti dengan memanfaatkan barang interior tersebut sebaik-baiknya.
Bahkan rumah minimalis akan berupaya agar satu barang tersebut bisa digunakan secara multifungsi.
Misalnya ada sofa bed yang bisa digunakan sebagai sofa untuk menerima tamu sekaligus tempat tidur di malam hari.
Rasa syukur berbanding lurus dengan kebahagiaan. Banyak dari masyarakat kita mencoba untuk menjadi orang yang bahagia dengan cara mengejar harta.
Padahal, kebahagiaan itu sudah hadir dalam diri kita, dengan mensyukuri dan memanfaatkan segala hal yang sudah kita miliki sekalipun itu berbentuk minimalis dan sederhana.