PRAYA:(Globalnews.id) Sebanyak 488 jamaah calon haji kelompok terbang (Kloter) pertama Nusa Tenggara Barat (NTB) diterbangan dengan pesawar B 747- 400 dari Lombok Intetnasional Airport (LIA), Lombok Tengah NTB, Sabtu (12/8) ke Bandara King Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi.
Pesawat dengan registrasi EC – KKN tersebut disewa Garuda Indonesia dari maskapai WA Mos Air dari Spanyol.
Penerbangan dengan pesawat berbadan besar B 747 – 400 merupakan sesuatu yang istimewa di LIA, karena baru pertama kali pesawat jumbo tersebut mendarat di LIA. Tahun lalu penerbangan haji Embarkasi Lombok menggunakan pesawat A 330 – 300.
GM PT Angkasa Pura (AP) I LIA, I Gusti Ngurah Ardita menjelaskan, penerbangan dengan pesawat wide body di LIA merupakan sebuah prestasi. ” Penerbangan sukses berkat usaha dan doa semua pihak,” ujarnya.
Untuk mengoperasikan pesawat B 747 – 400 pihaknya sudah memperhitungkan tingkat resiko yang dihadapi.
” Resiko harus perhitungkan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan. Karena itu persiapan harus dilakukan dengan matang sesuai prosedur standar operasi sehingga bisa meminimlaisir resiko,” ujarnya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Perhubungan yang telah melakukan bimbingan dalam penyelenggaraan penerbangan haji di LIA
Setelah berhasil menggunakan pesawat wide body, ke depan LIA harus siap untuk didarati pesawat wide body.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengembangan fasilitas Bandara antara lain pembangunan apron dan terminal internasional.
Di tempat sama, GM Garuda Indonesia Cabang Lombok Yans Verio penggunaan pesawat B 747-400 telah dipersiapkan secara matang.
“Penggunaan pesawat wide body untuk mengantisipasi bertambahnya kuota haji di NTB agar semua bisa terangkut,” terangnya.
Pihak WA Mos Air, sebagai pemilik pesawat tidak mempermasalahkan kondisi LIA.
” Setelah data spesifikasi LIA dari AP I kami sampaikan, WA Mos Air tidak mempermaslahkan.Mereka langsung menyatakan clear,” tegasnya.
Masyarakat NTB meminta pemerintah agar menambah kuota jamaah haji NTB, karena animo masyarakat NTB sangat tinggi.Daftar tunggu calon jamah haji NTB saat ini selama 23 tahun.(jef)
PRAYA:(Globalnews.id)- Kelompok terbang (Kloter) pertama jemaah calon haji 1438 H /2017 asal Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai diberangkatkan dari Lombok International Airport (LIA) pada Sabtu (12/8) pukul 12.25 WITA menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan GA 8122.
Panitia yang terlibat diantaranya Kementrian Agama, Dishub NTB, Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I cabang LIA, Damri, Kantor Kesehatan Kelas II Mataram, Kantor Karantina Pelabuhan, Bea & Cukai, Imigrasi, TNI, Polri, serta PT Gapura Angkasa.
“Jumlah keseluruhan jemaah calon haji yang diberamgkatkan dari LIA sebanyak 4510 orang yang akan dibagi dalam 11 kloter penerbangan (10 dari LIA dan 1 kloter campuran-red) ,”ujar General Manager LIA, I Gusti Ngurah Ardita, di bandara LIA, Praya kab Lombok Tengah, NTB, Sabtu (12/8).
Ardita menjelaskan, untuk jadwal keberangkatan atau embarkasi dimulai 12-25 Agustus 2017.
Ardita menambahkan LIA telah menyiapkan beberapa fasilitas untuk menunjang penerbangan haji 1438 H/2017 dimana PKP-PK yang sebelumnya berada pada kategori 7, ditingkatkan menjadi kategori 8.
“Kami telah memastikan kesiapan failitas serta peralatan pendukung angkutan haji 2017 bersama Garuda Indonesia, Gapura Angkasa, Otoritas Bandara Udara wilayah IV serta instansi terkait lainnya,” tegas Ardita.
Menurut Ardita, memang akan ada beberapa jadwal keberangjatan haji yang bersamaan dengan penèbangan reguler. ” Tapi kami sudah antisipasi dengan memanfaatkan secara maksimal waktu yang ada agar tak brdampak pada operasional bandara,” tambahnya.(jef)
PRAYA: (Globalnews.id) Kelompok terbang (kloter) pertama jemaah calon haji 1438 H/2017 asal Nusa Tenggara Barat (NTB), secara resmi dilepas oleh Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi, di Asrama Haji Mataram, Jum’at (11/8) malam.
“Haji adalah panggilan Allah karena itu jagalah niat dari awal sampai akhir untuk memenuhi panggilan Allah ini,” pesan Gubernur.
TGH zainul Majdi juga berpesan jemaah haji NTB untuk menaat arahan pembimbing dan ketua kloter, juga harus lappang hati dan sabar, karena nantinya akan berkumoul dengan jutaan umat Islam dari seluruh dunia.
Kloter pertama yang akann berangkat Sabtu (12/8) terdiri dari 450 jemaah, dimana ada dua orang yang kemungkinan tidak berangkat karena sakit.
Secara total jemaah hajji asal NTB sebanyak 4.514 orang, namun dua orang sakit dan dua lagi meninggal dunia. Sehingga, total jemaah hajji NTB tahun ini 4.510 jemaah yang terbagi dalam 11 kloter.
Menurut Zainudin PPH (Petugas Pembimbing Haji) embarkasi Lombok, jemaah haji diinapkann di asrama haji selama 24 jam, sebelum diberangkatkan. Di asrama hajji, disediakan akomodasi penginapan dan makan. Juga pelayanan akomodasi dan pemberian leaving cost (biaya hidup) sebesar 1.500 real atau setara Rp 5,2 juta dan pemberian gelang pengenal.
Boeing 747-400
GM Lombok International Airport (LIA) , I Gusti Ngurah Ardita, mengatakan, pesawat yang akann mengangkut jemaah hajji kloter pertama NTB ini sudah mendaratt sejak Jun’at siang.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, yanag menggunakan pesawat Airbus 330-300, tahun ini menggunakan pesawat Boeing 747-400.
Dengan pesawat berbadan lebar jenis Boeing itu, jumlah jemaah haji yang diangkut juga lebih banyak. Kalau tahun sebelumnya hanya 350 jemaah, kini bisa mengangkut 450 jemaah. (jef)
JAKARTA (Globalnews.id) Lions Club Jakarta Monas (LCJM) Kalingga bekerjasama dengan Universitas Politeknik Negeri Jakarta, menyelenggarakan Lomba Mengetik Cepat dan Desain Logo antar Mahasiswa D3 Manajemen Pemasaran – Warga Berkebutuhan Khusus, di Gedung Arsip Universitas Politeknik Negeri Jakarta, Kampus UI Depok, Jumat (11/8). LiONS Club melaksanakan program centenial service challenge for YOUTH diseluruh dunia,7-13 Agustus 2017 ini.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka Centenial Service Challenge – Worldwide Week Of Service For Youth ini diikuti 40 mahasiswa berkebutuhan khusus dari semester empat hingga semester enam.
Lomba design sendiri terdiri dari untuk babak penyisihan, mendesign LOGO LIONS CLUB, untuk babak final mendesign logo LCJM KALINGGA .Sedangkan untuk lomba mengetik cepat, pada babak penyisihan mengetik profile LION CLUB dalam bahasa indonesia. Sementara di babak final berubah menjadi bahasa inggris.
Sejumlah jajaran pengurus LCJM yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Vice President LCJM Kalingga Periode 2017-2018 Suzi Marsita, VP II LCJM Kalingga Yonkie Alwi, Ketua Wilayah Ita Arifin, Ketua Daerah Reni Arifin, Sekretaris Anti Suwito dan Koordinator Media Sari.
Vice President LCJM Kalingga Suzi Marsita mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengangkat potensi mahasiswa berkebutuhan khusus, sehingga masyarakat luas mengetahui potensi yang dimiliki para mahasiswa berkebutuhan khusus tersebut.
“Kegiatan ini juga dimaksudkan agar para orangtua yang punya anak berkebutuhan khusus, tidak berkecil hati. Karena, meskipun berkebutuhan khusus, para mahasiswa ini juga memiliki potensi yang luar biasa yang tidak dimiliki orang lain. Salah satu buktinya, meskipun berkebutuhan khusus, mereka mampu mengikuti pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi,”kata Suzi.
Selain itu, event ini juga diarahkan agar mereka lebih mengenai LIONS CLUB sejak dini. Karena itu pula bersamaan dengan kegiatan ini,
LIONS CLUB juga MEMBUKA INCOMING MEMBER utk anak anak berkebutuhan khusus. VP II LCJM Kalingga Yonkie Alwi menambahkan, kegiatan lomba yang diperuntukkan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan LCJM Kalingga. Dengan masa persiapan kurang lebih satu minggu. “Meskipun baru pertama dan hanya dipersiapkan dalam waktu seminggu, peminat lomba ini sangat banyak. Bahkan ada yang dari luar daerah,”jelasnya.
Ke depan, lanjut Yonkie Alwi, LCJM Kalingga juga akan menyelenggarakan kegiatan lain yang melibatkan mahasiswa berkebutuhan khusus yakni Artistik hingga drama musikal. “Intinya, kita ingin menggali dan mengangkat potensi yang mereka miliki,”jelasnya.
Sementara itu, Firliyanti yang memiliki dua anak berkebutuhan khusus di Universitas Politeknik Negeri Jakarta mengaku senang dengan diselenggarakannya kegiatan ini. Salah satunya adalah dapat menjadi pemicu semangat para anak-anak berkebutuhan khusus.
“Informasinya cukup mendadak. Tetapi seluruh orangtua siswa menyambut positif dan ikut mensupport kegiatan ini dengan mengikutsertakan anak mereka dalam kegiatan lomba ini,”katanya.
Ia berharap, kegiatan seperti yang diselenggarakan LCJM Kalingga ini dapat diselenggarakan secara berkelanjutan. Sehingga kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengapresiasikan diri, dapat lebih terbuka lebar.
“Dengan adanya kegiatan ini, anak-anak bisa lebih dikenal. Masyarakat juga mengetahui kalau anak berkebutuhan khusus juga bisa berprestasi,”katanya.
Untuk diketahui, Lions Club merupakan suatu organisasi yang banyak bergerak dalam kegiatan sosial dan mempunyai visi misi dalam meningkatkan kecerdasan bangsa dan melindungi keselamatan Negara serta memberikan pelayanan secara sukarela, melalui keterlibatan masyarakat dan kerjasama Internasional.(jef)
Ibarat roda yang berputar, kadang dibawah kadang diatas, begitu juga dengan kehidupan seseorang. Demikian juga dengan Agus Sudharmono (40), yang kini menjabat Kabag Humas Kemenkop dan UKM, tak bakalan menyangka ia akan meniti jabatan karir sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Pria keturunan Madura, yang awalnya hanya mampu bersekolah sampai SMP itu, dengan perjalanan berliku, kini sudah menamatkan jenjang S2 nya di salah satu Perguruan Tinggi (PT) swasta ternama di Jakarta.
Sudah menjadi tradisi bagi orang Madura baik pria maupun wanita yang beranjak dewasa, untuk merantau ke luar Madura terutama ke Surabaya yang paling dekat (tinggal menyebrang jembatan Suramadu), mencari pengalaman atau kalau bisa mendapatkan pekerjaan, baik ikut orang atau wirausaha.
Karena itu sepanjang Surabaya Utara khususnya yang berbatasan dengan pulau Madura, seperti serasa di pulau Madura, saking banyaknya komunitas Madura disini. Apapun pekerjaan tidak masalah, yang penting menghasilkan uang dan halal. Karena itulah banyak kita jumpai di berbagai kota, warga Madura dengan ragam profesi, mulai jualan makanan, jualan kayu dsb.
Masa kecil, Mono (panggilan akrab-nya) yang lahir 14 april 1977 di Surabaya, pun tak lepas dari lingkungan ini. Menginjak umur 5 tahunan, ia dibawa orang tuanya tinggal di kab Bangkalan Madura, dan disekolahkan di sana. Bagi Mono, masa-masa sekolah di Madura (SD dan SMP) adalah masa yang sangat menyenangkan, karena usai sekolah, bisa bermain bebas seperti layaknya anak-anak sebayanya.
Tukang Sampah dan Kenek Truk
Usai taat SMP, perjalanan hidup yang berliku mulai dijalani si remaja Mono. Karena persoalan klasik, seperti sebagian yang dialami warga Madura), akhirnya Mono pun tak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SMA.
Akhirnya diputuskan, Mono sebaiknya mulai merantau, mencari pengalaman dengan kembali ke tanah kelahirannya di Surabaya. Di kota pahlawan ini ia tinggal di rumah neneknya.
Karena cuma lulusan SMP, dan kurang punya bakat berjualan, Mono pun tak segan-segan memilih profesi menjadi tukang sampah di sekitar lingkungan rumahnya, dan di pasar tradisional kec Pengggilingan Surabaya, dekat rumahnya juga. Kadang ia juga membantu bapaknya menambang emas di Surabaya.
Bosan jadi tukang sampah dan ingin mencari pengalaman baru, Mono pun mencoba profesi sebagai kenet/kernet truk gandeng rute Jakarta-Surabaya. Disinilah ia mulai mencium aroma ibukota Jakarta, kota yang nantinya jadi tempat tingalnya dan menjadi pajabat karir di Kementrian.
“Waktu kerja kenek truk gandeng hal yang selalu saya inginkan kalau malam di Jakarta di kawasan Sunter tepatnya adalah, kalau tukang nasi goreng lewat seperti apa rasanya ya, karena saya ndak mampu beli nasi goreng,” kenangnya.
Menjadi kenek truk, dimana waktu istirahat lebih banyak di jalan ketimbang di rumah, membuat Mono menjadi kecapekan. Beberapa bulan menjalani profesi kenek, langsung kesehatannya pun drop. Dan pada sutu saat ia, pun sakit dan tak sanggup berobat ke dokter. Bapaknya yang mencari-cari Mono dengan informasi dari para supir truk, akhirnya menemukan Mono terbaring di rongsokan mobil di sepitar pantura. Dibawalah sang anak kembali ke Surabaya untuk mendapatkan pengobatan yang layak, begitu sembu akhirnya ia dibawa ibunya ke Jakarta, di akhir 1993.
Mulailah Mono bergelut dengan ibukota, tinggal di daerah Cilandak Jaksel, numpang pada saudara dari nenek. Dan sebagai pekerja apa saja, ditambah adanya aktif di pergaulan di komunitas warga Madura di Jakarta, ia pun tak mengalami kesusahan untuk mendapatkan pekerjaan serabutan, mulai dari tukang amplas, tukang bangunan dan lain-lain.
Cleaning Service Kemenkop
Sampai suatu saat ada temen dari saudara menawarkan kerja dikantoran, tenyata yang dimaksudkan adalah di Kementrian Koperasi dan UKM saat ini (dulu masih Departemen Kop dan UKM). Dengan modal ijazah SMP-nya , ia mencoba melamar kerja sebagai cleaning service di Departemen Koperasi.
Betapa senangnya dia diterima bekerja. “Saya sangat bersyukur kala itu, meski hanya bekerja sebagai cleaning service. Saat itu tepat sweet seventeen kelahiran saya,” ujarnya mengenang.Ya, tepat 17 tahun Mono mulai menjalani profesi barunya sebagai clang service di Kemenkop dan UKM.
Namun, nasibnya tak berubah banyak, karena gaji yang ia terima dari profesi barunya itu juga tak mencukupi untuk kehidupan sehari hari. Kehidupan saya waktu itu ya masih lontang lantung, dan harus banyak siasat agar bisa hidup dengan gaji pas-pasan bahkan kurang,” kenangnya.
Karena itu selepas kerja, ia pun ikut ngamen ama temennya, atau kembali jadi kenek di Kopaja, dan tak jarang tidur di terminal. Lalu subuh2 kembali ke kantor lagi , setidaknya biar ikut merasakan seperti pekerja kantoran pada umumnya, pergi kantor pagi pulang sore. Dua tahun ia jalani kehidupan seperti ini, sampai akhirnya sekitar tahun 1999 ada teman yang menawarkan tinggal bersama di mess departemen koperasi di jln Gatot Subroto Jaksel.
Mono mengenang, untuk memenuhi kebutuhan makan minum sehari-hari, ipapun tak segan membantu teman, berjualan mie instan bubur kacang hijau dan bubur ketahn hitam. “Dan saya bisa makan siang gratis dari remukan indomi (merek mie instan popular-red) yang tercecer di bungkus itu saya kunpulkan,” katanya.
Sementara sarapan paginya, Mono pun memiliki siasat dengan membantu temen-temen sekampungnya di Madura, yang banyak berjualan soto sayam di halte-halte.di kawasan Kuningan Jaksel. “ Nah tiap hari saya gilir mereka, keliling dari halta ke halte, membantu tukang soto ayam, sekedar bisa dapat sarapan,” kenang Mono.
Motivasi Tinggi
Semua siasat menjalani kehidupan di Jakarta dengan gaji pas-pasan itu, tak lepas dari motivasinya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, demi masa depan yang lebih baik. Apalagi ia melayani pegawai Departemen yang umumnya memiliki pendidikan tinggi, sehingga menambah motivasinya untuk bisa seperti mereka.
Nah sejak itu, ia membuka lembaran baru. Pergaulan di tempatnya bekerja mendorong semangatnya untuk mendapat hidup lebih baik. Sedikit demi sedikit uang hasil keringatnya dikumpulkan untuk melanjutkan sekolah. Setiap hari selesai bekerja, dirinya melanjutkan kegiatannya ke sekolah hingga lulus. Setelah mengantongi ijazah SMA, Mono ikut seleksi penerimaan PNS di lingkungan Departemen Koperasi, dan akhirnya ia pun diterima
Apakah hidup Mono langsung berubah setelah jadi PNS ? ya ndak juga meski jadi PNS di bagian humas dan pubikasi, Mono sebagai anak bawang pun menjalani profesi dari bawah juga. Kadang membuatkan kopi buat atasan, membawa tasnya, kadang mebikinkan kopi wartawan yang biasa meliput di Departemen Koperasi kala itu (mulai masa menkop Subiakto Tjakrawerdaya-red).
Sambil bergaul, ia pun menimba ilmu dari para seniornya baik dari pegawai Departemen maupun wartawan yang ngepos di Kemenkop, sambil diam-diam ia meneruskan kuliahnya di salah satu Perguruan Tinggi (PT) di Jakarta, dan dilanjutkan dengan S2 yang ia selesaikan pada 2016 lalu. Dan jadilah, Agus Sudharmono seperti sekarang ini, pejabat karir di Kementrian dan sukses meraih gelar S2 bidang komunikasi
“Saya enggak nyangka dan nggak pernah mimpi menjadi seperti sekarang ini, ituadalah takdir Allah SWT, saya Cuma berusaha dan berdoa. Sekarang saya mikir, apa yang bisa saya lakukan untuk Kementrian, karena kantor ini menjadi rumah utama buat saya, makanya saya mendedikasikan mendedikasikan diri untuk kemajuan Kementrian (Kemenkop dan UKM-red) ,” katanya.
Mono pun tak lupa mengucapkan terimakasih buat senior-seniornya, baik di kantor maupun wartawan yang pernah ngepos di Kemenkop dan UKM, yang telah membimbing dan memotivasinya, dalam segala hal.
Sementara untuk generasi muda, “Jangan pernah takut meraih impian walau kalian ada diposisi yang kekurangan dan ada jauh dari perkotaan karena keberhasilan itu ada pada diri kita sendiri dan kemauan kita. Dimana ada kemauan disitu Allah akan memberkan jalan,” pesan Mono. (***)
JAKARTA: (Globalnews.id)-PT Michelindo Food International, pengelola restoran siap saji Chick ‘N Roll dengan 25 outlet di mal-mal premium di Indonesia, menggelar aksi CSR (Corporate Social Responsibility) berbalut marketing. Aksi CSR tersebut memadukan kreativitas seni dan donasi dengan nama Project Kooka yang melibatkan 20 selebritas.
Project Kooka adalah kompetisi melukis boneka Kooka, yang merupakan maskot Chick ‘N Roll. Kegiatan itu digelar di 6 kota, yakni Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Malang dan Bali. Sebanyak 315 peserta ambil bagian dalam kegiatan yang Kooka Art Competition tadi. Para pemenang di masing-masing kota lalu mengikuti Grand Final Kooka Art Competition yang dilaksanakan di Artotel Thamrin, Jakarta. Karya terbaik yang terpilih mendapatkan hadiah Rp 10 juta.
Tak hanya kompetisi, Chick ‘N Roll juga mengundang anak-anak panti asuhan dan para public figure baik dari kalangan artis maupun seniman untuk ambil bagian di acara menggambar Kooka. “Karya para pesohor tersebut kemudian dilelang dan hasilnya 100% disumbangkan melalui Saab Shares dan Let’s Share,” ujar pendiri dan pemilik Chick ‘n Roll, Michelle E. Surjaputra, di acara lelang boneka Kooka, di Hotel Artotel Jakarta, Selaa (25/7).
Saab Shares dan Let’s Share sendiri dikenal sebagai yayasan sosial yang aktif menyalurkan bantuan untuk pengembangan bidang pendidikan khususnya membantu anak-anak sekolah kurang mampu serta di bidang kesehatan.
Menurut Michelle, ada 20 boneka Kooka karya selebritas yang telah dilukis dengan beragam tema dilelang dalam acara tersebut. Jumlah selebritas yang berpartisipasi di luar dugaan. “Awalnya saya mengira hanya 3-5 orang public figure yang ingin berpartisipasi, tapi ternyata jauh lebih banyak yang punya kepedulian di bidang pendidikan dan kesehatan,” jelas wanita yang mengenakan dress putih saat acara lelang Kooka berlangsung itu.
Para selebritas yang hadir dan turut berpartisipasi di acara lelang tersebut yaitu Luna Maya, Vidi Aldiano, Karenina Sunny, Boy Willam, Sabrina Bensawan, serta Elvira Devinamira Wirayanti yang dikenal sebagai Putri Indonesia 2014.
Selebritas lain yang juga turut menyumbangkan karya lukisan Kooka namun tidak sempat hadir di acara lelang yaitu Jessica Iskandar, El Barack, Sandra Dewi, Daniel Mananta, Gisella Anastasia, Jennifer Bachdim, Pevita Pierce, Tatjana Saphira, dr. Irene, Dita Soedarjo, Reino Barack, Tania Hazrriandiba serta Desainer & Seniman Indonesia yakni, Albert Yanuar, Ardistia,Yosefat Kurniawan, Michelle Wort, Safrie Effendi, Bunga Fitria, Suwandi Waeng, Xego, Yudi Yellowdino, Kiki, & Ronald Apriyan.
Adapun karya anak-anak yatim piatu serta peserta Kooka Art Competition yang digelar di 6 kota akan dijual dengan harga Rp 300.000 per unit. “Terdapat sekitar 500 boneka Kooka yang sudah dilukis yang kami jual, yang dana hasil penjualannya juga akan kami sumbangkan ke yayasan,” ujar wanita pemegang gelar sarjana Jurusan Finance dari New York University-Leonard N. Stern School of Business, Amerika Serikat ini.
Seluruh Kooka tersebut rencananya akan dijual di seluruh jaringan Chick ‘N Roll yang berjumlah 25 gerai. “Mudah-mudah dalam dua tahun seluruh Kooka habis terjual,” tuturnya.
Melihat antusiame yang tinggi masyakarat dan para public figure dalam acara tersebut, Michelle menyatakan pihaknya siap melanjutkan kegiatan tersebut di masa datang. Apalagi, selain bertujuan untuk penyaluran CSR, Project Kooka menurutnya juga berperan dalam menggali kreativitas seni anak-anak.
Harapan agar Project Kooka terus berlanjut juga diungkapkan Pendiri Let’s Share, Karenina Sunny. Menurutnya, penjualan boneka Kooka sangat bermanfaat dalam membantu biaya pendidikan anak-anak kurang mampu. Berdasarkan perhitungan Let’s Share, setiap anak sekolah memerlukan biaya minimal Rp 300 ribu per bulan untuk pendidikan. “Karena itu dengan membeli satu Kooka seharga Rp 300 ribu, akan membantu biaya satu anak selama satu bulan,” ujarnya. Dia menargetkan 3.000 boneka Kooka akan terjual dilelang.
Selain melelang hasil karya seniman dan selebritis, Chick ‘N Roll juga memfasilitasi anak-anak dari yayasan untuk mewarnai dan melukis Kooka. Vidi Aldiano, mengaku senang bisa terlibat dalam Project Kooka.”Proyek berbagi yang sangat menyenangkan, anak-anak sangat senang very fun project,” katanya dalam jumpa pers, di Jakarta. (jef)
LIDO:(Globalnews.id)-Kebersamaan dan persaudaraan yang tertanam sejak dini, akan membentuk kesatuan dan soliditas yang membanggakan
Hal tersebut diungkapkan Komjen Pol (Pur) DR Anang Iskandar SH MH dalam sambutannya pada acara Reuni Akbar alumni angkatan XXIV Sekolah Polisi Negara Polda Metro Jaya (SPN PMJ) Lido 2003, Minggu.(23/7/2017).
“Selama menjalani pendidikan untuk menjadi anggota Polri di SPN Lido, tentunya telah membentuk kebersamaan dan persaudaraan yang tertanam hingga kini,”ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri di SPN PMJ Lido, Bogor , Jawa Barat.
Anang yang menjabat Kepala SPN Lido pada tahun 2003 mengatakan soliditas yang terbentuk merupakan hasil kedisiplinan yang jalani saat pendidikan hingga kini sebagai anggota Polri.
Ditambahkannya Reuni Akbar angkatan XXIV sebagai bentuk silaturahmi yang harus terjaga sampai kapanpun. Kegiatan ini juga sebagai sarana yang terbaik untuk saling berkomunikasi antar sesama anggota satu Leptin.
Sementara itu Kepala SPN PMJ, yang diwakili Kepala Bagian Pengajaran dan Latihan (Kabag Jarlat) AKBP Amir Mahmudi mengatakan, hendaknya kegiatan Reuni Akbar ini menjadi momentum silaturahmi sekaligus menguatkan persatuan yang terbina dengan baik hingga kini.
Hal ini dibutuhkan setiap anggota Polri dalam menjaga soliditas guna mendukung tugas sehari-hari.
Ketua Panpel Reuni Akbar Angkatan XXIV SPN Lido, Bripka Andi Diana mengatakan alumni Lido 24 the first two thousand and three (Lido 24 TFTT) atau Angkatan XXIV SPN Lido 2003, dikuti sekitar 500 peserta dari 700 anggota Lido 24 TFTT yang bertugas di jajaran wilayah Polda Metro Jaya, Mabes Polri dan beberapa Polda lainnya.
Reuni Akbar alumni ini merupakan reuni yang terbesar yang pernah digelar, karena jumlah pesertanya yang sangat besar. Selain itu juga dihadiri mantan Kepala SPN Lido yang menyandang jenderal berbintang tiga.
Pada kegiatan kali ini juga diserahkan tali asih bagi anggota Lido 24 TFTT yang sedang terkena musibah sakit serta yang telah meninggal dunia.Selain itu juga diberikan santunan bagi anak-anak yatim piatu yang ada disekitar SPN PMJ Lido. Serta bantuan dua unit AC untuk mendukung kegiatan di SPN PMJ. (fan)
JAKARTA (Globalnews.id)- Setelah sekian lama berpisah, para alumni SMA Negeri 43 Jakarta berencana menggelar ajang kumpul-kumpul lintas angkatan, alias Reuni Akbar pada 26 Agustus 2017 mendatang. Puncak kegiatan reuni bertajuk “Reuni Langka” ini akan digelar di Anjungan Kalimantan Tengah Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Ketua Panitia pelaksana Reuni Akbar, Hary Gondo Kusumo menjelaskan, kegiatan ini akan melibatkan alumni lintas angkatan, mulai dari SMA 43 berdiri dan masih bernama SMA 26 Filial, menghasilkan 37 angkatan mulai dari angkatan pertama pada 1980 hingga alumni dari angkatan 2016. “Harapan kami semoga bisa mendatangkan 1500 alumni pada puncak acara Reuni Akbar nanti,” ungkap alumni 1982 ini.
Hary menjelaskan, pihaknya juga menyiapkan serangkaian acara pemanasan sebelum menuju acara puncak Reuni Akbar. Di antaranya adalah kegiatan donor darah bekerja sama dengan Rumah Sakit Fatmawati serta Seminar Keren Tanpa Narkoba yang bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN)
Selanjutnya, dari angkatan tahun 1999 turut memeriahkan rangkaian acara Reuni Akbar ini dengan mengadakan bakti sosial, dengan membagikan sembako gratis kepada warga sekitar sekolah SMA 43 pada bulan Ramadhan lalu. “Yang pasti, kegiatan ini akan dimeriahkan oleh penampilan perwakilan dari tiap-tiap angkatan untuk bergantian menghibur para alumni yang hadir”, kata Hary.
Humas Panitia Akbar yang juga wakil dari Angkatan 1999, Iwan setiawan, menambahkan, tujuan dari ajang Reuni Akbar ini tidak sekadar ajang kumpul-kumpul biasa. “Tapi, harus bisa ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang positif Kegiatan positif yang membangun buat almamater dan alumninya” tambahnya (jef)
JAKARTA(Globalnews.id)- Dalam rangka memperingati hari proklamasi ke 72, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo menginisiasi gerakan aksi kasih sayang 171717 yang didukung para Ulama Sepuh Kharismatik juga tokoh lintas agama.
Gerakan ini sebuah upaya memperkuat persatuan bangsa melalui doa bersama antara komponen bangsa selama 1 jam pada tanggal 17 Agustus 2017 pukul 17:00 sampai 18:00 sebagai implementasi dari Pancasila, khususnya Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Saya mengajak umat Islam ikut semua. Indonesia tengah mendesak butuh Allah dalam menyesaikan masalah-masalahnya. Kita punya Sila Ketuhanan. Kita maksimalkan itu. Kita berdoa berjamaah serempak pada-Nya di waktu mustajab menjelang Maghrib,” kata kiyai sepuh dari NTB Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badaruddin.
Doa bersama dilakukan dalam bentuk membaca ayat suci secara hafalan atau disebut murojaah. Lalu ditutup dengan shalat maghrib barjamaah dan doa. “Jadi ini bukan khataman biasa. Yang baca adalah para hafizh Al-Quran. Dan yang tidak hafal Al-Quran membaca ayat apa saja yang hafal. Karena setiap yang bisa sholat pastinya punya hafalan. Minimal surah al-Fatihah dia hafal. Maka baca al-Fatihah itu berulang selama 1 jam,” kata Habib Ali bin Sahil saat dikomfirmasi di kediamannya di daerah Slipi.
“Hal ini,” lanjut habib dan kiyai sepuh kharismatik Jakarta itu, “sesuai dengan temanya. Yaitu kasih sayang, dalam bahasa Arab disebut rahmat. Al-Quran adalah kitab kasih sayang karena merupakan perwujudan dari rahmat Allah Swt terbesar di balik nama-Nya, al-Rahman. Ayat hafalan adalah ayat yang sudah bersentuhan dengan hati pembacanya dan paling sering diucapkan sehinga lebih kasih sayang. Berdoa dengan membacanya sangat mustajab,” tutur habib Ali sebagaimana hal senada disampaikan pula oleh KH Ahmad Syahid Bandung, KH Anas Arsyad Buntet Cirebon, Muallim KH Hamdan Khalid Amuntai Banjarmasin Kalimantan Selatan, KH Soleh Qosim Sidoarjo Jawa Timur, KH Abuya Muhtadi Dimyati Banten.
Kegiatan dipusatkan di markas-markas atau satuan-satuan TNI seluruh Indonesia. Bahkan seluruh dunia. Dan yang tidak terdaftar atau tidak sempat mendaftar, dapat melaksanakan di mana saja berada, baik perseorangan maupun kelomlok pada jam yang sama. Lalu mengupload foto atau video kegiatannya di media sosial dengan hastage #Indonesia_LebihKasihSayang. (jef)
JAKARTA (Globalnews.id)- Setelah resmi mendatangkan pesawat baru type ATR, mulai 20 Juli 2017 mendatang Nam Air akan mulai melayani beberapa penerbangan rute baru di kawasan Indonesia timur.
Rute yang dimaksud adalah Nabire – Biak PP, Nabire – Jayapura PP dan Jayapura – Dekai PP. Nam Air melayani tiga rute baru tersebut sebanyak satu kali setiap hari dengan pesawat ATR 72-600 dengan kapasitas 72 kursi.
Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Group Agus Soedjono meyakini terobosan baru yang dilakukan oleh Nam Air menggunakan pesawat ATR ini dapat membuka koneksitas transportasi udara dalam menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah Provinsi Papua.
“Dengan dioperasikannya pesawat ATR berkapasitas 72 penumpang diharapkan bisa membantu pemenuhan jasa angkutan udara bagi semua warga di Indonesia Timur. Dan lebih jauh lagi, semoga kehadiran rute baru Nam Air ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta membantu percepatan pembangunan dan pariwisata di tanah Papua,” kata Agus.
Adapun Jadwal penerbangan rute Nabire – Biak PP yaitu berangkat dari Nabire pukul 06.30 WIT dan tiba di Biak pukul 07.20 WIT. Sedangkan penerbangan sebaliknya yakni berangkat dari Biak pukul 07.45 WIT dan akan tiba kembali di Nabire pada pukul 08.35 WIT.
Sedangkan untuk penerbangan Nabire – Jayapura PP yaitu berangkat dari Nabire pukul 09.00 WIT dan tiba di Jayapura pukul 10.40 WIT. Sedangkan untuk penerbangan sebaliknya yaitu berangkat dari Jayapura pukul 13.55 WIT dan akan tiba kembali di Nabire pada pukul 15.35 WIT.
Dan untuk penerbangan Jayapura – Dekai PP yaitu berangkat dari Jayapura pukul 11.15 WIT, tiba di Dekai pukul 12.05 WIT. Sedangkan penerbangan sebaliknya yaitu berangkat dari Dekai pukul 12.30 WIT dan tiba kembali di Jayapura pukul 13.20 WIT.
Selain pengembangan bisnis, Agus menambahkan bahwa pembukaan rute diatas juga sebagai wujud nyata dalam merealisasikan misi Nam Air yaitu ‘Merajut Pulau Mendekatkan Jarak’. Beliau menerangkan bahwa tiga rute tersebut memiliki jaringan penerbangan ke beberapa daerah lain di pulau Jawa.
Dan untuk pelanggan yang melakukan penerbangan dari Nabire ke Jayapura nantinya dapat menikmati penerbangan lanjutan hingga ke Yogyakarta, Makassar dan juga Jakarta. Layanan tersebut juga berlaku untuk penerbangan sebaliknya.
Dan untuk rute penerbangan dari Dekai menuju Jayapura nantinya akan memiliki layanan penerbangan lanjutan ke Surabaya, Jakarta dan juga Nabire. Sedangkan pelanggan Sriwijaya Air Group dari Sorong, Manokwari, Timika dan Merauke yang ingin menikmati penerbangan ke Nabire maupun Dekai dapat menempuhnya melalui penerbangan via Jayapura.
“Dengan adanya layanan terpadu dari Sriwijaya Air Group (Sriwijaya Air dan Nam Air), maka keinginan untuk mendekatkan jarak antar pulau hingga ke wilayah-wilayah dapat dijangkau oleh maskapai penerbangan Sriwijaya Air Group,” kata Agus lagi.
Selain rute Nabire – Biak PP, Nabire – Jayapura PP dan Jayapura – Dekai PP, Nam Air juga berencana mengoperasikan pesawat ATR 72-600 berikutnya untuk penerbangan dari dan ke Fakfak, Raja Ampat, Kaimana, Sorong dan Manokwari. (jef)