Arsip Tag: LPDB KUMKM

LPDB KUMKM Proyeksikan Penyaluran Dana Bergulir Tahun 2023 di Sekitar Rp 2 Triliun

BOGOR:(GLOBALNEWS.ID)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) memprediksi bahwa resesi pada 2023 tidak akan mengganggu kinerja penyaluran dana bergulir kepada pelaku koperasi dan UMKM di Indonesia.

Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo mengatakan, neskipun belum mengetahui target yang ditetapkan untuk penyaluran LPDB KUMKM di tahun depan, namun ia memperkirakan targetnya masih di kisaran Rp2 triliun.

“Target tahun depan, kami masih negosiasi terkait angkanya. LPDB KUMKM tergantung dananya saja, tapi insyallah masih di kisaran Rp2 triliun atau minimal sama dengan (tahun ini). Karena kami masih sedang proses minta tambahan dana ke depan,” ucap Supomo Dala. Wndia gathering LPDB KUMKM, di Bogor, Sabtu (18/12/2022)

Supomo menjelaskan, terkat prospek 2023, pihaknya telah mendapatkan proyeksi dan informasi terkait potensi resesi sejak awal dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Kami sudah mendapatkan informasi tentang prediksi tahun gelap sejak awal termasuk arahan dan antisipasi dari Bu Menkeu untuk apa saja yang bisa kita lakukan,” kata Supomo.

Lembaga tersebut melaporkan telah menyalurkan dana bergulir sepanjang 2022 sebesar Rp1,64 triliun, realisasi ini telah mencapai 91,19 persen dari target penyaluran sebesar Rp 1,8 triliun.

Kemudian, tugas LPDB-KUMKM untuk menyalurkan dana bergulir di tahun ini, tersisa Rp159 miliar dari target.

“Adapun pembiayaan tersebut disalurkan kepada 185 mitra, dengan rincian pola konvensional sudah menyalurkan Rp911,52 miliar, kemudian pola syariah sebesar Rp729,84 miliar. Capaian ini cukup baik, per hari ini saja sudah tersalurkan Rp1,64 triliun terdiri dari konvensional dengan syariah, maka sisanya Rp159 miliar dari target, bisa tercapai karena tinggal mencairkannya saja,” paparnya.

Berdasarkan data yang dipaparkannya secara akumulatif yakni kurun waktu 14 tahun terakhir (2008-2022), LPDB KUMKM telah menyalurkan dana sebesar Rp15,60 triliun dengan rincian penyaluran dengan pola konvensional mencapai Rp11,44 triliun dan pola syariah sebesar Rp4,16 triliun.

Adapun akumulasi tersebut telah disalurkan di 34 provinsi dengan 3.219 mitra KUMKM kepada 413.516 penerima.
“Total outstanding sepanjang 2008-2022 sebesar Rp4,90 triliun, dengan non performing loan atau NPL di tahun 2022 sebesar 3,01 persen,” ucapnya.

Dengan demikian, Supomo meyakini target penyaluran dana bergulir LPDB KUMKM di tahun depan akan mencapai target yang ditetapkan dengan strategi mempererat sinergi dan kolaborasi(Jef)

Sudah Terealiasasi Rp 1,64 T, LPDB KUMKM Optimis Target Penyaluran Dana Bergulir Tahun 2022 Sebesar Rp 1,8 T Tercapai

BOGOR:(GLOBALNEWS.ID)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) melaporkan telah menyalurkan dana bergulir sepanjang 2022 sebesar Rp 1,64 triliun. Realisasi ini telah mencapai 91,19% dari target penyaluran sebesar Rp 1,8 triliun.

Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo mengaku optimistis dapat merealisasikan penyaluran dana bergulir kepada KUMKM di sisa penghujung tahun. Terlebih tugas LPDB-KUMKM untuk menyalurkan dana bergulir di tahun ini, tersisa Rp 159 miliar dari target.

“Adapun pembiayaan tersebut disalurkan kepada 185 mitra, dengan rincian pola konvensional sudah menyalurkan Rp 911,52 miliar, kemudian pola syariah sebesar Rp 729,84 miliar. Capaian ini cukup baik, per hari ini saja sudah tersalrkan Rp 1,64 triliun terdiri dari konvensional dengan syariah, maka sisanya Rp 159 miliar dari target. Apa bisa tercapai? Bisa, karena tinggal mencairkannya,” tutur Supomo di Bogor, Sabtu (17/12/2022).

Meskipun realisasinya telah menggembirakan, namun ia tak menampik penyaluran dana bergulir, menemui sejumlah tantangan di tahun ini, diantaranya pandemi covid-19 varian Omicorn yang sempat menigkat pada awal tahun dan tantangan dari sisi pertumbuhan ekonomi.

Tak hanya itu, ia menjelaskan bahwa saat ini, realisasi penyaluran pola konvensional dan syariah hampir berimbang. Berdasarkan data yang dipaparkannya secara akumulatif yakni kurun waktu 14 tahun terakhir (2008-2022), LPDB telah menyalurkan dana sebesar Rp 15,60 triliun dengan rincian penyaluran dengan pola konvensional mencapai Rp 11,44 triliun dan pola syariah sebesar Rp 4,16 triliun.

Adapun akumulasi tersebut telah disalurkan di 34 provinsi dengan 3.219 mitra KUMKM kepada 413.516 penerima. “Total outstanding (2008-2022) sebesar Rp 4,90 triliun, dengan non performing loan atauNPL di tahun 2022 saja sebesar 3,01%,” ucapnya.

Dengan demikian, Supomo meyakini target penyaluran dana bergulir LPDB KUMKM di tahun depan akan mencapai target yang ditetapkan dengan strategi mempererat sinergi dan kolaborasi. Meskipun belum mengetahui target yang ditetapkan untuk penyaluran LPDB KUMKM di tahun depan, namun ia memperkirakan targetnya masih di kisaran Rp 2 triliun.

“Target tahun depan, kita masih nego mau target berapa. LPDB KUMKM tergantung duitnya, tapi insyallah masih dikisaran Rp 2 triliun atau minimal sama dengan (tahun ini). Karena kita lagi proses minta tambahan dana kedepan,” ucapnya.

Sebagai informasi, LPDB juga telah melakukan transromasi digital seperti pengajuan proposal pinjaman maupun pembiayaan dapat dilakukan melalui online.

Hal tersebut guna memaksimalkan monitoring dan evaluasi mitra LPDB KUMKM didaerah, serta membantu pelaku koperasi dan UMKM dalam mendapatkan informasi terkait pengajuan permohonan pinjaman/pembiayaan dana bergulir LPDB KUMKM.(Jef)

Keberhasilan LPDB KUMKM Tak Lepas dari Peran Media Sebagai Salah Satu Stakeholder

BOGOR;(GLOBALNEWS.ID)- Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) Supomo menyatakan bahwa peran media sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan kinerja secara kelembagaan.

“LPDB KUMKM sangat terbantu dengan adanya pemberitaan teman-teman wartawan, media merupakan salah satu stake holder kami,” kata Supomo, dalam Forum Group Discussion (FGD), di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/12/2022).

Meskipun mungkin masa lalu LPDB pernah memiliki rekam jejak negatif, namun Supomo mengklaim saat ini sudah mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun seiring pemberitaan positif tentang LPDB KUMKM.

“Tapi berita-berita negatif itu berproses, tergantung dengan situasi dan kondisi di lapangan, sehingga tidak bisa dipungkiri berita negatif masa lalu bisa diredam,” ujarnya.

Karenanya, Supomo berharap media dapat membantu LPDB-KUMKM tenang dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengelola dana bergulir.

“Kami ingin hubungan kita dengan media merupakan bagian dalam upaya pengembangan secara kelembagaan. Sehingga, keberhasilan dan kemajuan LPDB-KUMKM, berkat sinergitas antara LPDB-KUMKM dengan media,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya Direktur Hukum Umum LPDB-KUMKM, Oetje Koesoema Prasetia mengatakan, hubungan LPDB-KUMKM dengan media tidak hanya terjadi ketika ada masalah, tetapi hubungan ini bisa berjalan setiap saat.

“Saya ingin hubungan LPDB-KUMKM dengan media itu bersifat ‘frendly’, tidak hanya bersahabat ketika ada masalah, tetapi hubungan baik itu bisa berjalan setiap saat,” ujar Oetje.

“Insya Allah, ke depannya kita akan siapkan tempat, sehingga LPDB-KUMKM dapat dijadikan destinasi untuk tempat kongkow sambil minum kopi agar ke depannya menjadi lebih akrab. Jadi mari kita berteman lebih akrab dan suasananya lebih oke. Jangan sungkan jika ada hal-hal yang bisa disampaikan, atau sekedar memberikan masukan yang bersifat membangun,” ujarnya menambahkan.(Jef)

Pulihkan Sektor Usaha Produktif, LPDB-KUMKM Gelar Bimtek di Makassar dan Bali

Bali:(Globalnews.id)- Guna mendukung pemulihan ekonomi sektor produktif pasca pandemi Covid-19, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) mengenai proses pengajuan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir melalui e-proposal di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi Bali.

Kegiatan ini diselenggarakan bersama antara LPDB-KUMKM dengan Dinas Koperasi dan UKM. Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, dampak pandemi Covid-19 yang lalu memberikan tekanan yang besar terhadap semua sektor usaha termasuk Koperasi dan UMKM.

“Untuk mendorong bangkitnya sektor Koperasi dan UMKM ini kami terus intensif melakukan penyaluran dana bergulir termasuk bimbingan teknis pengajuan pinjaman dan pembiyaan penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM,” ujar Supomo di Provinsi Bali, Jum’at (16/12/2022).

Supomo berharap, dengan kegiatan bimtek ini pengurus koperasi memahami dengan baik kriteria dan persyaratan serta penyusunan proposal pengajuan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM yang pada akhirnya dapat mengirim dan memenuhi persyaratan untuk diberikan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM.

Selain itu, pelaksanaan bimtek ini dalam rangka pendampingan dan penyuluhan, sebab koperasi berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasional saat Pandemi Covid-19 baik di Provinsi Sulawesi Selatan maupun Provinsi Bali.

“Mari kita tingkatkan solidaritas untuk memperkuat Koperasi dan UMKM sehingga dapat bermanfaat bagi Bangsa Indonesia dan menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional,” tambah Supomo.

Sementara itu, Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto menambahkan, kegiatan bimtek di dua Provinsi Sulawesi Selatan dan Bali dalam rangka memulihkan sektor-sektor usaha produktif dikedua provinsi tersebut, sebab saat ini menjadi momentum untuk pulihan perekonomian masyarakat dan wilayah Makassar dan Bali memiliki banyak Koperasi dan UMKM yang bergerak di sektor produktif.

“Seiring dengan menurunnya tingkat penularan Covid-19, geliat perekonomian di Bali juga menjadi meningkat. Akan tetapi untuk dapat pulih seperti sedia kala, para pelaku ekonomi khususnya koperasi dan UKM memerlukan perkuatan modal untuk menunjang kelangsungan
usahanya. LPDB-KUMKM hadir sebagai salah satu solusi untuk perkuatan modal tersebut,” ujar Krisdianto.

Krisdianto mengungkapkan, pemulihan ekonomi sektor produktif menjadi penting untuk terus didukung dan dikawal bersama, agar perekonomian masyarakat bisa berjalan optimal dan memberikan dampak ganda ekonomi mulai dari pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, dan juga peningkatan pendapatan masyarakat.

“Dengan ekonominya bangkit, koperasi dan UMKM juga akan berkembang baik dari sisi daya saing, manajemen bisnis, serta meningkatkan skala usahanya yang ditopang dengan pinjaman dana bergulir dari LPDB-KUMKM,” pungkas Krisdianto.(Jef)

Seleksi Lembaga Inkubator 2023, LPDB-KUMKM Fokus Inkubasi Koperasi

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus memperkuat Program Inkubator Wirausaha dengan melakukan seleksi lembaga inkubator untuk tahun 2023 mendatang.

Seleksi ini dilakukan dengan pemaparan profil dan juga program kerja oleh para calon lembaga inkubator yang mendaftar untuk menjalankan Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2023.

Seleksi ini diikuti oleh 12 calon lembaga inkubator, dan akan dipilih sebanyak 10 lembaga inkubator yang akan menjalankan Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2023.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengungkapkan hingga tahun 2022 Program Inkubator Wirausaha Kementerian Koperasi dan UKM bersama LPDB-KUMKM telah menghasilkan bisnis deals sebesar Rp37 miliar, dan sampai dengan 2025 ditargetkan mencapai Rp100 miliar.

“Ini merupakan tantangan bagi teman-teman inkubator wirausaha, karena dari sisi target meningkat, dan inkubasi kepada koperasi juga perlu ditingkatkan agar bisa mendapatkan penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM,” ujar Supomo di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Supomo optimis, target dalam dua tahun mendatang untuk mencapai bisnis deals sebesar Rp100 miliar bisa dicapai oleh Program Inkubator Wirausaha.

“Harus tetap semangat, agar target ini bukan sekedar target saja tetapi harus kita kawal, kita harus direncanakan dengan baik, sampai dengan 2023 ini dari LPDB-KUMKM menghasilkan bisnis deals Rp23 miliar, dan dari Kementerian Koperasi dan UKM Rp14 miliar, dan total harus achive Rp100 miliar di tahun 2025,” kata Supomo.

Inkubasi Koperasi

Sementara itu, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Oetje Koesoema Prasetia mengharapkan, peserta inkubasi program inkubator pada tahun 2023 mendatang bisa lebih banyak mengakses dana bergulir dari LPDB-KUMKM, dan lembaga inkubator yang terpilih pun yang terbaik dan memiliki jaringan komunitas inkubasi yang baik.

“Saya harap agar inkubasi ke depan prioritas untuk dapat mengakses dana bergulir, seperti ada yang sudah berhasil Inkubator Sigerhub Lampung yang salah satu mitranya yakni Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) sudah mendapatkan pinjaman dana bergulir, sehingga tidak bias, apa yang kamu support bisa memberikan kontribusi kepada LPDB-KUMKM,” ujar Oetje.

Tim Seleksi dan Supervisi Lembaga Inkubator LPDB-KUMKM Tahun 2023 Indera Marwan Bayu Wicaksono memaparkan, tahapan seleksi lembaga inkubator telah dilaksanakan mulai dari seleksi administrasi, hingga hari ini proses wawancara dan pemaparan.

“Pada hari ini diundang 12 lembaga inkubator, dan yang menjadi konsentrasi kami adalah yang bisa menginkubasi koperasi, kalau sebelumnya dominan UMKM, dan tahun 2023 fokus tenant-nya kepada koperasi, supaya ke depan koperasi bisa sejajar dengan startup jadi transisi koperasi lama menjadi koperasi modern,” ungkap Bayu.

Bayu menjelaskan, dalam tahapan seleksi ada tiga tujuan utama dari LPDB-KUMKM, yakni pembiayaan, investasi, dan kerja sama, dan seluruh inkubator harus memiliki kriteria tersebut. “Jadi mereka punya jaringan investor, punya jaringan lembaga pembiayaan, dan jaringan offtaker untuk menyalurkan produk-produk koperasi dan UMKM yang diikubasi,” pungkas Bayu.(Jef)

Nusantara Festival UMKM 2022 Ajang Percepat Pengembangan KUMKM Lebih Mapan

Jakarta:(Globalnews.id) – Nusantara Festival Koperasi dan UMKM 2022 yang digelar di Convention Hall Smesco Jakarta, pada 7-9 Desember 2022 menjadi ajang untuk mempercepat langkah pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia agar semakin mapan dan maju.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam video sambutannya pada acara Nusantara Festival Koperasi dan UMKM 2022, secara virtual di Jakarta, Rabu (7/12), mengapresiasi digelarnya event pameran produk KUMKM dirangkai dengan business matching bagi para startup, inkubator, exhibition, dan talkshow.

MenKopUKM pada kesempatan itu menekankan perlunya percepatan pengembangan koperasi dan UMKM yang sistematis, terencana, terintegrasi, dan berkesinambungan. Tujuannya, agar KUMKM semakin kuat dalam menghadapi tantangan kompleks yang berpotensi krisis tahun depan.

“Jalan utama agar ekonomi Indonesia tetap kokoh, adalah dengan pengembangan koperasi dan UMKM yang holistik. Kita harus keluar dari jebakan pendekatan survival ke pendekatan kewirausahaan,” ujar Menteri Teten.

Ditegaskan Teten, ekosistem usaha yang kuat, sehat, terhubung hulu-hilir yang saat ini tengah dirajut, yakini harus terus dilakukan agar KUMKM terus berkembang, naik kelas, dan kesejahteraan pelaku usaha meningkat. Tidak bisa lagi KUMKM berjalan sendiri-sendiri, harus saling berkolaborasi.

“Untuk koperasi, ekosistem terus dibangun melalui pendampingan digitalisasi, berbasis komoditas, dan akses pembiayaan. Sedangkan UMKM, ekosistem yang diperkuat mulai dari sisi produksi, kemitraan, pendanaan, hingga pemasaran,” kata MenKopUKM.

Saat ini menurutnya, beberapa model bisnis dan pemanfaatan inovasi dan teknologi melalui koperasi sedang berjalan. Mulai dari membangun kemandirian petani sawit swadaya melalui pembangunan pabrik minyak makan merah, Program Solusi Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan, guna menjamin ketersediaan akses BBM (Bahan Bakar Minyak) Solar Bersubsidi bagi nelayan kecil, hingga pembangunan rumah produksi bersama.

“Di dalam Convention Hall Smesco ini, Bapak Ibu sudah melihat stand-stand koperasi, UMKM, dan mitra LPDB. Hal itu adalah bagian dari ekosistem yang sedang kami bangun dan dampingi. Silakan berkunjung dan pelajari model bisnisnya, sesuai dengan konsep yang saya sebutkan tadi,” kata Menteri Teten.

Ia berharap, melalui Kegiatan Nusantara Festival Koperasi dan UMKM itu, peran seluruh pihak dapat dimaksimalkan untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem koperasi dan UMKM yang sehat, menuju Indonesia mandiri dan sejahtera.

Tercatat sepanjang 2022, transaksi dalam business matching yang dilakukan KUMKM melalui inisiasi dan fasilitasi KemenKopUKM bersama para mitra telah mencapai Rp37 miliar.

Jumlah tersebut terdiri dari kesepakatan business matching sebesar Rp23 miliar dari KUMKM di bawah koordinasi LPDB-KUMKM dan sisanya Rp14 miliar berasal dari KUMKM di bawah binaan Deputi Bidang UKM KemenKopUKM. Hingga tahun 2025 ditargetkan business matching melalui fasilitasi KemenKopUKM bisa mencapai Rp100 miliar.

Deputi Bidang Perkoperasian KemenKop UKM Ahmad Zabadi yang hadir secara offline dalam acara itu mengatakan, kegiatan Nusantara Festival Koperasi dan UMKM merupakan upaya KemenKopUKM untuk mendorong KUMKM naik kelas, sekaligus sebagai pembuktian kepada para mitra terhadap beberapa program pendampingan KUMKM di kementerian maupun unit kerja LPDB KUMKM selama setahun berjalan.

“Kami ingin menjadikan program ini sebagai sebuah festival tahunan. Menampilkan KUMKM terbaik dan pilihan dari hasil pendampingan. Ada sekitar 31 koperasi yang ditampilkan bersama 6 UMKM yang bergerak di sektor furnitur, kuliner, alat kesehatan, dan lainnya. Serta apresiasi kepada 15 lembaga inkubator bisnis mitra LPDB,” katanya.

Secara khusus kata Zabadi, Nusantara Festival ini ingin membuka pengetahuan kepada masyarakat secara umum tentang koperasi.
Ia mengatakan, banyak koperasi, khususnya koperasi di sektor riil yang sukses. Seperti Koperasi Paramaseta yang melakukan pendampingan terhadap ratusan petani pembudidaya kacang koro.

Di mana bahan kacang koro ini mampu menjadi substitusi impor kedelai yang lebih murah. Mengingat selama ini ketersediaan kedelai terbilang langka dan mahal sebagai bahan utama pembuatan tempe tahu.

“Kami juga mendorong kepada BUMN untuk melakukan pendampingan serta pembiayaan, agar koperasi memproduksi lebih banyak kacang koro untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri,” ujar Zabadi.

Begitu juga dengan koperasi para petani sawit, yang saat ini telah dikonsolidasikan untuk hilirisasi produk sawit dalam memproduksi minyak makan merah. KemenKopUKM bersama BPDPKS dan PTPN III siap melaunching 3 pabrik piloting minyak makan merah oleh koperasi yang berlokasi di Deli Serdang, Asahan, dan Langkat, Sumatra Utara.

Senada, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting berjanji akan semakin mempererat hubungan kerja sama serta kolaborasi antara UMKM dan BUMN. Pemerintah katanya, sangat serius mendorong UMKM maupun koperasi untuk terus maju, naik kelas bersama dengan usaha besar.

“Kementerian BUMN pada Mei 2022, memberikan apresiasi kepada mitra BUMN yang berkualitas layanannya. Ada kategori Koperasi UMKM, yakni 2 koperasi yang menerima penghargaan. Ini menujukkan bahwa kami dalam memberikan penghargaan bukan hanya kepada kelompok usaha besar, seperti BUMN atau swasta, tapi juga kelompok koperasi dan UMKM,” katanya.

Loto menegaskan, pihaknya menyambut baik kerja sama dan sinergi yang dilakukan LPDB yang memberikan pembiayaan kepada koperasi. Di mana koperasi mewadahi anggotanya yaitu UMKM. Kemudian koperasi sebagai agregator yang menghubungkan dengan usaha besar termasuk BUMN.

“Kolaborasi yang sangat baik. Karena bagi usaha besar, mereka akan terkendala kalau berhubungan langsung dengan entitas yang terlalu kecil. Sementara jika entitas tergabung dalam koperasi menjadi suatu kekuatan besar, termasuk membantu BUMN dalam mengkurasi produk UMKM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,” ujarnya.

Tak hanya itu, komitmen BUMN dengan UMKM kata Loto, sangatlah nyata. Sebelumnya juga telah terjalin kemitraan rantai pasok UMKM dengan 17 BUMN, tak hanya membuat BUMN sebagai offtaker yang membeli tapi juga BUMN sebagai supplier.

Di mana ada permintaan dari kelompok KUMKM terkait kebutuhan bahan baku yang diproduksi oleh BUMN, sehingga bisa difasilitasi.

“Kami memfasilitasi permintaan kayu antara kelompok industri UMKM mebel atau furnitur dengan Perhutani. Pelaku usaha komponen juga dipenuhi kebutuhannya akan ketersediaan logam atau baja oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk,” kata Loto.

Termasuk pembiayaan dari BUMN baik dari sektor bank dan nonbank, serta pemasaran produk UMKM lewat Pasar Digital (PaDi).

Ia berharap, Nusantara Festival UMKM menjadi ajang bagi KUMKM untuk bisa memanfaatkan kesempatan tersebut. Karena memang saat ini, mulai dari Pemda, K/L, hingga BUMN sudah membuka diri lebih besar lagi perhatiannya, untuk berbelanja produk lokal buatan UMKM dan koperasi.(Jef)

Dana Bergulir Topang Pertumbuhan Bisnis Sektor Riil KAN Jabung Syariah

Malang:(Globalnewd.id)-Pertumbuhan bisnis Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Syariah di Kabupaten Malang, Jawa Timur terus meningkat pesat, koperasi yang telah beroperasi sejak 43 tahun ini terus memantapkan diri sebagai wadah pengembangan ekonomi dan kesejahteraan bagi anggotanya.

Sebagai mitra dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), KAN Jabung merasakan manfaat nyata dari kehadiran dana bergulir untuk mendukung usaha para anggota koperasi yang mayoritas sebagai peternak sapi perah dan petani tebu.

Ketua I KAN Jabung, Herman Subarjono mengungkapkan, KAN Jabung sejak berdiri tahun 1979 sebagai Koperasi Unit Desa (KUD) yang bergerak pada sektor perkebunan tebu, kemudian bertransformasi menjadi Koperasi Agro Niaga pada tahun 1998.

“Beternak sapi perah tahun 1989-1990 dimulai awal mulanya tidak banyak 25 ekor, dan perkembangannya berkembang dengan cukup baik yang dipelihara oleh anggota. Dan sekarang Alhamdulillah sudah lebih dari 10.000 ekor yang menjadi anggota KAN Jabung,” ungkap Herman, Selasa (29/11/2022).

Herman menambahkan, setelah bertransformasi menjadi KAN Jabung, merupakan momentum koperasi untuk menjadi lebih baik dan tidak hanya sekedar nama tetapi visi misi dan juga tekad untuk menjadi koperasi yang lebih baik.

“Salah satu tugas koperasi adalah menyejahterakan anggota dan KAN Jabung menjalankan fungsi itu dengan benar, dan kami sebagai koperasi produsen memasarkan produk anggota dengan harga yang optimal, produk kita ada tebu, kedua adalah susu dari sapi perah, jadi kami memasarkan agar susu dan tebu bisa terserap pada industri dengan harga optimal,” paparnya.

Disamping itu kami memastikan dari hulu hingga hilir bisa dibantu koperasi, dihulu kami memastikan pakan menjadi kebutuhan utama dari proses bisnis sapi perah kami mempunyai unit usaha saprona bagaimana kami bisa mensuplai pakan pakan yang berkualitas yang bisa dijangkau dengan kredit bagi anggota.

Kemudian di pertanian kami juga mengupayakan menyediakan pupuk dan sarana produksi lain yang memang dibutuhkan anggota untuk berproduksi, disisi lain dalam pengembangan kesejahteraan anggota kami juga membantu dalam finansial, bagaimana mereka bisa mendapatkan sapi secara kredit, tambah sapi, penggantian sapi, perbaikan kandang, ini yang memerlukan pembiayaan dan ini kami bantu karena kami syariah kami punya BMT yang membantu sistem keuangan di anggota, dari hulu hilir diusahakan oleh koperasi.

Menopang Bisnis Koperasi

Dalam perkembangannya, KAN Jabung bermitra dengan LPDB-KUMKM untuk meningkatkan likuiditas dan perkuatan permodalan koperasi dalam melayani para anggota.

“Pengalaman kami dengan LPDB-KUMKM mudah tidaknya pengajuan pinjaman atau pembiayaan itu relatif, dan menurut kami berbagai persyaratan yang diajukan LPDB-KUMKM sangat wajar dan dapat dipenuhi oleh koperasi jika menjalankan tata kelolanya dengan baik. Dana bergulir kami gunakan untuk sektor riil dan pembiayaan,” kata Herman.

Untuk sektor riil, Herman menjelaskan, KAN Jabung menggunakan dana bergulir lini usaha untuk saprona, atau sarana produksi peternakan. “Salah satu manfaat yang kami rasakan secara langsung adalah pembiayaan LPDB-KUMKM itu kami gunakan untuk membangun sistem kontrol sehingga kualitas produk kami semakin bagus, karena otomatasi, sehingga skrg kualitas saprona bisa lebih ditingkatkan lagi dan ini sangat mendukung sekali karena produk kami sudah menembus ekspor,” ujar Herman.

Selain itu, dari sisi pembiayaan, dana bergulir dari LPDB-KUMKM digunakan oleh KAN Jabung untuk membantu pembiayaan di sistem distribusi, sehingga KAN Jabung berani ekspansi mengembangkan toko-toko pada divisi usaha ritel.

“Di sisi pembiayaan, kami membiayai petani petani tebu dari pembiayaan dari LPDB-KUMKM itu sehingga petani tebu berproduksi dengan baik dari sisi kualitas dan juga kapasitas produksinya meningkat,” jelas Herman.

Sementara itu, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menegaskan, kehadiran dana bergulir memang salah satu instrumen perkuatan permodalan bagi koperasi untuk mendukung tumbuh kembangnya bisnis daripada koperasi dan anggota baik dari sektor riil, hingga simpan pinjam.

“Diharapkan dengan dana bergulir yang kami salurkan dengan prinsip Tri sukses ini bisa menjadi pelecut semangat bagi koperasi maupun para anggotanya untuk terus mengembangkan usahanya. Kehadiran kami juga memang untuk memberikan perkuatan permodalan bagi koperasi yang kemudian disalurkan kepada anggota,” kata Supomo.

Selain itu Supomo menambahkan, proses bisnis koperasi KAN Jabung yang telah berjalan dengan baik dari hulu ke hilir menjadi sejalan dengan program pemerintah yakni koporatisasi petani yang menghubungkan antara produsen, offtaker, hingga buyer, sehingga tercipta ekosistem bisnis yang saling berkaitan dan saling mendukung.

“Dengan ekosistem yang baik dari hulu ke hilir menciptakan proses bisnis yang sehat, berdaya saing, dan multiplier effect ekonominya akan tercipta, pengangguran berkurang, pendapatan masyarakat meningkat, dan kesejahteraan bisa tercapai, dan inilah fungsi nyata dari koperasi terwujud,” pungkas Supomo.(Jef)

Bidik Potensi Sektor Riil, LPDB-KUMKM Dampingi KSP Balo’ Toraja Garap Komoditi Vanili dan Kopi

Salah satu mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) di Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Tana Toraja yakni Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Balo’ Toraja tengah mengembangkan potensi sektor riil anggotanya yakni komoditi vanili yang disebut sebagai emas hijau dan juga perkebunan kopi.

Sebagai komoditi unggulan potensi ekspor, KSP Balo’ Toraja bersama LPDB-KUMKM telah melakukan pelatihan budidaya vanili kepada 80 dari 129 anggota petani vanili, yang pada hari Sabtu, 26 November 2022 dilakukan penanaman perdana pada lahan percontohan seluas 3.500 meter persegi. Tidak sampai disitu, pendampingan yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM untuk memastikan ekosistem usaha hulu ke hilir dapat terbentuk, tidak hanya dibudidaya, perawatan, pengeringan, tapi juga mempertemukan dengan potensial buyer Vanili, UKM pengolah vanili yang ada di Bali.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, salah satu program LPDB-KUMKM yang diamanatkan adalah melakukan pendampingan baik kepada mitra maupun calon mitra.

“Pendampingan yang dilakukan tidak hanya sekedar untuk dapat mengakses pinjaman atau pembiayaan, tetapi juga bagaimana mengembangkan usaha koperasi maupun anggota, terutama di kegiatan sektor riilnya agar memiliki skala ekonomi yang cukup dan terhubung dari hulu sampai hilir, sehingga terbangun ekosistem usaha yang kontinyu,” kata Supomo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/11/2022).

Menurut Supomo, selain memberikan pembiayaan atau pinjaman, LPDB-KUMKM juga terus bersinergi dengan berbagai pihak guna menumbuhkan ekosistem bisnis koperasi maupun anggotanya, seperti dengan KSP Balo’ Toraja ini, LPDB-KUMKM intensif melakukan pendampingan dan pelatihan kepada petani kopi dan vanili.

“Tentunya kami bekerja sama dengan berbagai pihak, untuk memberikan pelatihan, manajemen produksi mulai dari pembibitan hingga pasca panen, kemudian manajemen pemasaran produk, sehingga ekosistemnya berjalan dengan baik, dan kesejahteraan para anggota juga terbangun, apalagi memiliki produk yang potensi ekspor,” kata Supomo.

Inspektur Jenderal Kementerian Koperasi dan UKM, Heru Berdikariyanto menambahkan, arah kebijakan pengembangan Koperasi dan UMKM tahun 2020-2024 salah satunya adalah modernisasi Koperasi.

“Modernisasi dilakukan antara lain dengan pemanfaatan inovasi teknologi dan juga bisa masuk ke rantai pasok industri. Kementerian Koperasi dan UKM tentu mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan oleh LPDB-KUMKM bersama KSP Balo’ Toraja dalam mengembangkan usaha anggota untuk menciptakan ekosistem sektor riilnya,” tambah Heru.

Heru berharap, upaya-upaya pendampingan yang sudah dilakukan oleh LPDB-KUMKM dapat dilakukan lebih luas lagi. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong Koperasi membentuk holding company dengan cara spin off atau pemekaran usaha pada sektor riil anggotanya.

“Dengan cara para petani berkoperasi, maka petani tidak lagi menjual hasil taninya secara sendiri-sendiri, tapi dapat dilakukan secara bersama sehingga mencapai skala ekonomi dan mempunyai daya tawar yang lebih tinggi,” kata Heru.

Sementara itu, Anggota Dewan Pengawas LPDB-KUMKM Nining Sri Astuti mengungkapkan, pihaknya sebagai anggota Dewan pengawas, terus melakukan pemantauan dan evaluasi setiap program dan aktivitas yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM.

“Tentu saya juga minta kritik dan masukan dari para Koperasi mitra terkait layanan LPDB, guna perbaikan-perbaikan kedepan agar LPDB lebih baik dan manfaat bagi Koperasi dan UMKM,” jelas Nining.

Untuk program sinergi antara LPDB-KUMKM dengan KSP Balo’ Toraja, Nining menyambut positif, karena pengembangan ekonomi klaster-klaster petani akan meningkatkan kapasitas daripada anggota koperasi, dan juga bisa menjadi pengembangan entitas baru atau spin off koperasi produsen.

“Tentu saya sangat senang dan apresiasi apa yang sudah dilakukan oleh KSP Balo’ Toraja, semoga ini bisa menjadi contoh bagi KSP-KSP lain untuk melakukan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan pada usaha-usaha anggotanya,” pungkasnya.

Perluas Jaringan Ekosistem Usaha, KSP Maju Wijaya Libatkan Pelaku UMKM di Segala Sektor

Jakarta:(Globalnews.id)-Pemulihan ekonomi nasional terus dilakukan pemerintah dengan mengambil beberapa kebijakan dan strategi guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang positif dan komprehensif.

Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut dimaksud untuk mendorong konsumsi masyarakat agar ekonomi nasional dapat bergerak kembali. Konsumsi erat kaitannya dengan daya beli masyarakat, sehingga semakin banyak yang dikonsumsi masyarakat, otomatis ekonomi negara pun akan bergerak maju.

Pemerintah juga berupaya menggerakkan roda usaha masyarakat melalui beberapa stimulus, di antaranya stimulus kepada pelaku usaha koperasi dan UMKM (KUMKM). Melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) yang merupakan satuan tugas Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pengelolaan dana bergulir.

Salah satu penerima manfaat dana bergulir LPDB-KUMKM adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Maju Wijaya. Koperasi yang berlokasi di Jalan Kembangan Selatan Jakarta Barat memperoleh pinjaman yang pertama kali dari LPDB-KUMKM pada bulan Desember 2021 sebesar Rp25 miliar. KSP Maju Wijaya turut mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19 melalui penyaluran pembiayaan kepada anggota yang merupakan pelaku UMKM.

Ketua KSP Maju Wijaya Njo Hendwi Wijaya mengatakan, pinjaman yang diperoleh dari LPDB-KUMKM dimanfaatkan secara optimal oleh koperasi dan telah tersalurkan kepada pelaku UMKM yang merupakan anggota KSP Maju Wijaya. Melalui dana bergulir LPDB-KUMKM, koperasi memiliki rencana untuk mengembangkan usaha-usaha produktif lain dalam waktu dekat.

“Saat ini KSP Maju Wijaya melakukan pendekatan kepada pelaku usaha yang memiliki jaringan ekosistem usaha yang melibatkan pelaku UMKM, seperti dibidang pertanian, perkebunan, pertambangan serta jaringan distribusi produk dan jasa. Harapannya, LPDB-KUMKM dapat terus berkomitmen bersama mitra-mitra koperasi untuk mendukung perkembangan UMKM, khususnya dalam hal membuat program-program dan produk pinjaman yang dapat disalurkan koperasi kepada anggota,” terang Hendwi, Jumat (25/11/2022).

Berbicara mengenai dampak dan manfaat dari pinjaman LPDB-KUMKM kepada koperasi dan anggota, Hendwi menuturkan, KSP Maju Wijaya mendukung program pemerintah dalam mengembangkan UMKM melalui pemberian pinjaman LPDB-KUMKM dengan bunga yang lebih murah yaitu maksimal 12 persen per tahun. Koperasi juga membantu dan mendorong para anggota pelaku UMKM untuk bangkit kembali dan pulih setelah usahanya terdampak pandemi Covid-19.

“Koperasi yang berdiri sejak tahun 2012 memiliki anggota sebanyak 1.921 orang, dengan total asset per 31 Oktober 2022 sebesar Rp631,81 miliar. Koperasi juga terus meningkatkan layanan dengan beradaptasi menyesuaikan perkembangan zaman. Melalui aplikasi mobile “Koperasi Maju,” kata Hendwi.

Selain itu pada era digitalisasi koperasi modern saat ini, anggota KSP Maju Wijaya dapat lebih mudah dan cepat melakukan transaksi dan mengakses simpanan melalui perangkat seluler di mana saja dan kapan saja. Ini merupakan terobosan dan transformasi koperasi menuju ekosistem bisnis yang maju dan modern.

Selaras dengan Hendwi dari KSP Maju Wijaya, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo turut mendukung adanya transformasi koperasi modern dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peran koperasi. Supomo menambahkan, jika tidak ingin tergerus perubahan zaman, sudah saatnya koperasi memasuki ranah digital dan bertransformasi dari konvensional menuju modern (digital).

“Keuntungan koperasi menerapkan digitalisasi dalam kegiatan usahanya adalah memudahkan akses modal kepada lembaga pembiayaan, khususnya ke LPDB-KUMKM. Dengan digitalisasi, koperasi sudah jelas transparansinya, trust kepada anggotanya, efektivitas, dan cepat. Transformasi dan digitalisasi juga diterapkan LPDB-KUMKM dan menjadi kunci sukses dalam menyalurkan dana bergulir,” papar Supomo.

Supomo menambahkan, digitalisasi dilakukan dengan mendorong koperasi-koperasi besar di Indonesia untuk segera menerapkan dan memanfaatkan sistem digital dalam ekosistem usahanya. Koperasi-koperasi saat ini diharapkan dapat bertransformasi dan berinovasi dalam menghadapi lingkungan yang sangat dinamis, serta menggunakan sistem digital dalam pengelolaan keuangan dan pemasaran.

“Proses digitalisasi bukan hanya penggunaan teknologi informasi, namun juga perubahan mindset dan budaya kerja. Digitalisasi proses bisnis perlu disertai dengan perubahan budaya kerja. Kedua hal tersebut memiliki prioritas yang sama. Contohnya di LPDB-KUMKM, digitalisasi bukan hanya dari sisi bisnis proses, seperti e-proposal, cash management system (CMS), GeoDinas, corporate card, dan digitalisasi kearsipan, namun juga diimplementasikan dalam hal-hal teknis seperti absensi pegawai, perhitungan indeks kinerja utama, dan lainnya,” pungkas Supomo.

Inovasi tersebut, lanjut Supomo, demi mewujudkan kualitas layanan LPDB-KUMKM yang handal, akuntabel, transparan, tepat waktu, dan berkelanjutan dalam menunjang green business process di LPDB-KUMKM. Dengan inovasi digital, LPDB-KUMKM terpacu untuk meningkatkan kinerja penyaluran dana bergulir agar lebih mudah diakses oleh pelaku usaha, khususnya koperasi dan UMKM di tanah air.(Jef)

Perkuat Mitigasi Risiko, LPDB-KUMKM Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Dengan 16 Lembaga Penjaminan

Batam:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) akan meningkatkan dan memperkuat kolaborasi dengan 16 lembaga penjaminan (14 Jamkrida, Askrindo Syariah, dan Sinarmas), terutama dalam hal mitigasi risiko pembiayaan.

“Lingkaran ekosistem (pembiayaan) yang terjadi, itu memang harus melibatkan lembaga penjaminan. Jadi, jalinan kerja sama dengan lembaga pembiayaan harus lebih baik lagi,” kata Dirut LPDB-KUMKM Supomo, pada acara Rapat Koordinasi Lembaga Penjaminan, di Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (22/11).

Pasalnya, lanjut Supomo, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri untuk menjadikan koperasi sebagai lembaga keuangan yang baik, termasuk dalam menyukseskan program modernisasi koperasi di Indonesia. “Itu tidak lepas dari dukungan pendanaan dari LPDB-KUMKM,” ujar Supomo.

Untuk itu, Supomo menyebutkan, LPDB-KUMKM terus bertransformasi secara internal agar mitigasi risikonya bisa semua terukur, jangan sampai terjadi kemacetan. “Kalau semua terukur, impact-nya juga akan dirasakan lembaga penjaminan. Sehingga, mereka tidak ragu lagi bermitra dengan LPDB-KUMKM,” tandas Supomo.

Supomo menambahkan, pihaknya juga menerapkan Good Corporate Governance (GCG) di segala lini, termasuk teknologi informasi untuk transparansi dan akuntabel. “Profesionalisme dan integrity yang kita utamakan,” tegas Supomo.

Lebih dari itu, LPDB-KUMKM juga akan memperkuat koordinasi dengan Kementerian Keuangan. Apalagi, LPDB-KUMKM dalam memberikan pembiayaan sudah diberikan tugas tambahan oleh Menteri Koperasi dan UKM, yaitu melaksanakan pendampingan melalui inkubator.

Karena LPDB-KUMKM tidak bisa bekerja sendiri, Supomo berharap kerja sama dan sinergitas dengan lembaga penjaminan seperti ini harus terus dilaksanakan. Sekaligus, sebagai ajang evaluasi. “Karena kita pasti memiliki visi dan misi yang sama untuk kepentingan negara dan masyarakat. Juga, karena kita merupakan rangkaian dari kebijakan pemerintah,” tandas Supomo.

Perubahan Paradigma

Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Pengawas LPDB-KUMKM Agus Santoso sepakat bahwa kolaborasi dan sinergitas LPDB-KUMKM dengan lembaga penjaminan merupakan instrumen penting agar dapat menyukseskan pengelolaan dana bergulir kepada koperasi dan para anggotanya (UMKM).

“Peran lembaga penjaminan nyata diperlukan untuk mendukung dalam mengembangkan usaha koperasi dan UMKM, terutama program KUR dan dana bergulir,” kata Agus.

Namun, Agus memiliki pemikiran bahwa bagaimana jika subsidi bunga KUR yang 10,5 persen coba untuk dibagi dan tidak terfokus pada subsidi bunga perbankan maupun pinjaman atau pembiayaan dari LPDB-KUMKM termasuk lembaga penjaminannya.

Dengan begitu, lanjut Agus, LPDB-KUMKM tidak terlalu collateral oriented. “Ini harus kita bahas lebih lanjut. Selama ini, belum ada subsidi untuk penjaminannya,” ungkap Agus.

Dalam hal ini, Agus mencoba menselaraskan tiga hal. Yaitu, subsidi bunga KUR ada berapa persen yang dishare juga ke lembaga penjaminan. “Jadi, jangan diambil bank semua,” ujar Agus.

Berikutnya adalah terkait standar-standar yang sama antara LPDB-KUMKM dengan lembaga penjaminan tentang kelayakan project yang objektif. “Kalau kita bilang visibel, kita harus melihatnya dengan sama, berpandangan sama bahwa itu visibel,” kata Agus.

Bagi Agus, pemikiran seperti itu bisa menjadi perubahan paradigma. “Kalau LPDB-KUMKM memandang lembaga penjaminan sebagai mitigasi risiko, tentu tidak enak bagi lembaga penjaminan,” papar Agus.

Caranya, Agus menyarankan agar LPDB-KUMKM dengan lembaga penjaminan bisa melakukan survei bersama.

Hal lain yang ditegaskan Agus adalah pola pendekatan LPDB-KUMKM yang seperti perbankan. Yakni, harus menunggu BEP dulu, harus RAT 2 tahun, harus ada untung sekian tahun. “Ini tidak bisa terus dijalankan. Kita harus sudah memikirkan siklus bisnis,” ucap Agus.

Tapi, Agus juga tidak menginginkan LPDB-KUMKM sebagai ‘Angel Investor’, tapi juga bukan bank. “Menteri Koperasi dan UKM menginginkan LPDB-KUMKM seperti modal ventura. Bila orang sudah berbisnis tidak fiktif, ada cashflow-nya, harus mulai dilirik tanpa harus menunggu BEP. Apalagi marketnya sudah ada, ditambah ekosistem sudah terbentuk, ini yang harus dibantu,” jelas Agus.

Sampai di titik ini, Agus berharap LPDB-KUMKM dan lembaga penjaminan bisa membangun suatu kelayakan yang sama-sama diyakini secara objektif dengan risiko terukur. “Tujuannya, agar usaha kecil tidak harus memiliki modal dan agunan yang besar dalam mengakses permodalan,” pungkas Agus.(Jef)