Arsip Tag: MenkopUKM Teten masduki

Dukung BRILianpreneur, MenKopUKM Optimistis Target Ekspor UMKM 17 Persen Tercapai

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki optimistis target kontribusi ekspor produk UMKM Indonesia pada 2024 bisa menembus 17 persen, di mana saat ini baru menyentuh angka 15 persen.

“Kami menyambut baik upaya dari berbagai pihak yang turut mendorong kontribusi ekspor UMKM terus meningkat,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Opening Ceremony UMKM Expo(rt) BRILianpreneur di JCC, Jakarta, Kamis (15/12).

Salah satunya melalui event yang digelar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, UMKM Expo(rt) BRILianpreneur di Jakarta Convention Center (JCC) pada 14-18 Desember 2022, yang diharapkan kontribusi ekspor UMKM bisa mencapai target Pemerintah pada 2024.

“Kita di tahun 2024 menargetkan ekspor naik 17 persen. Hari ini ekspor produk UMKM kita baru 15,65 persen masih rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebesar 19,7 persen, Malaysia 17,3 persen, dan Thailand sebesar 28,7 persen,” ucap MenKopUKM.

Menteri Teten turut mengapresiasi capaian business matching antara UMKM dan buyer di BRILianpreneur per Kamis (15/12) yang sudah menyentuh kontrak bisnis di angka Rp1,2 triliun. Ia menyakini, angka tersebut terus naik hingga berakhirnya gelaran event BRILianpreneur. “Saya mendukung penuh kegiatan BRILianpreneur dan mengajak masyarakat menggunakan produk lokal dan bangkit bersama,” ucap Teten.

Meski begitu kata MenKopUKM, hal itu juga tak lepas dari tantangan yang ada. Setidaknya disebutkan Teten, ada tiga kendala yang dihadapi UMKM dalam melakukan ekspor yaitu, kualitas, kuantitas yang terkait logistik, dan literasi.

Dalam mengatasi berbagai kendala dan tantangan tersebut, KemenKopUKM aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Bea Cukai, lembaga pembiayaan, maupun lembaga sertifikasi terkait percepatan ekspor.

Tak hanya itu, diperlukan juga terobosan dan strategi efektif bagaimana fokus melakukan pendampingan secara terus-menerus. Termasuk memperbaiki ekosistem terhadap produk yang mempunyai potensi ekspor. “Di mana market demand-nya ada, karena banyak pula komoditas produk UMKM yang diekspor tapi ekosistemnya belum baik, harus diperbaiki bersama seluruh pihak,” kata Menteri Teten.

Ia menekankan, sebesar 96 persen lapangan kerja disediakan oleh usaha mikro. Namun, karena lapangan kerja yang tersedia juga harus berkualitas, ia pun mendorong usaha mikro lebih lagi dan naik kelas, sehingga kapasitas maupun kualitas produknya yang dihasilkan berkualitas.

MenKopUKM mendorong pembiayaan kepada UMKM bukan hanya modal kerja, tetapi juga investasi untuk meningkatkan kapasitas. Di dalam negeri, Pemerintah aktif meningkatkan belanja UMKM dengan target 40 persen tahun ini.

“Tapi Presiden Jokowi memberikan arahan angka tersebut terus ditingkatkan. Saya yakin kita bisa berhasil dan mampu menyerap lebih dari 40 persen produk UMKM. Termasuk UMKM yang masuk dalam rantai pasok industri dan BUMN,” katanya.

Menteri Teten mengatakan, Pemerintah terus mengampanyekan konsumsi produk UMKM sebab hal itu terbukti di capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 mencapai 5,7 persen, yang sekitar 54 persennya ditopang oleh konsumsi rumah tangga melalui belanja produk dalam negeri.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, tahun lalu penyelenggaraan BRILianpreneur diikuti oleh 500 UMKM. Sementara tahun ini BRILianpreneur melibatkan 500 UMKM bazaar dan 250 UMKM showcase di mana pada tahun lalu mencapai transaksi sebesar Rp10,3 miliar. “BRILianpreneur kali ini kami targetkan tembus Rp 15 miliar,” ucap Sunarso.

Sedangkan nilai kontrak ekspor dari business matching BRILianpreneur tahun lalu mencapai 65 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1 triliun. Dan tahun ini ditargetkan bisa menembus 75 juta dolar AS (Rp 1,17 triliun).

“Dapat saya laporkan sejak 8 Desember 2022 sampai hari ini nilai kontrak ekspor sudah tembus 76,74 juta dolar AS atau senilai Rp 1,2 triliun. Buyer tahun lalu sebanyak 14 negara, dan tahun ini kita bawa 20 negara yang sudah melakukan business matching,” katanya.

Selanjutnya kata Sunarso, saat pandemi COVID-19 banyak UMKM yang bisnisnya diterjang bahkan kalang kabut. BRI pun merestrukturisasi kredit yang nilai akumulasinya mencapai Rp252,7 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM. Adanya restrukturisasi tersebut sambungnya, sebanyak Rp91 triliun kredit telah dilunasi oleh UMKM selama dua tahun berjalan.

“Memang ada yang tidak bisa diselamatkan yaitu mencapai Rp12,75 triliun atau sekitar 5 persen dari total restrukturisasi yang diberikan BRI. Saat ini sisa restrukturisasi sebesar Rp116,45 triliun diharapkan mereka segera keluar dari restrukturisasi,” katanya.

Sunarso menegaskan, BRILianpreneur menjadi salah satu upaya BRI dalam kontribusinya menyejahterakan rakyat melalui pengembangan UMKM, menyediakan lapangan kerja dari segmen UMKM agar Indonesia lebih sejahtera.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menambahkan, acara BRILianpreneur juga selaras dengan Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) yang mengajak seluruh masyarakat menggunakan produk lokal dari UMKM.

“Semakin tingginya kesadaran menggunakan produk lokal, saya yakin meski di tahun depan kita dihadapkan dengan ancaman resesi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi masih bisa tumbuh di atas 5 persen. Ditambah lapangan kerja yang tercipta dari UMKM juga terus tumbuh dan berkualitas, dengan mengangkat serta menaikkelaskan usaha mikro ke kecil, kecil ke menengah, menengah ke usaha besar,” ucapnya.(Jef)

MenKopUKM Paparkan 6 Kemudahan Tingkatkan Ekspor Produk UMKM

Makassar:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memastikan bahwa pemerintah terus memberikan berbagai macam kemudahan untuk mendukung upaya peningkatan ekspor produk UMKM salah satunya terkait pembentukan ekosistem ekspor.

“Di dalam ekosistem ekspor ini mempertemukan aggregator dan pelaku UMKM ekspor yang didukung lembaga pembiayaan ekspor seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan BNI Xpora, termasuk business matching antara aggregator dengan UKM,” kata MenKopUKM Teten Masduki pada penutupan acara Xpora International Logistic & Trade Expo 2022, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (14/12).

Kedua, capacity building yang terkait pengembangan kapasitas dan kemampuan ekspor UMKM disertai dengan pendampingan dan fasilitasi standardisasi. “Begitu juga dengan sertifikasi ekspor produk UMKM seperti organic, HACCP, BRC, ISO, hingga pembentukan Rumah Produksi Bersama,” kata Menteri Teten.

Ketiga, fasilitasi buyer mapping dan market intelligence untuk produk natural ingredients ke pasar Eropa. “Kami sudah bekerja sama dengan Swiss Import Promotion Program atau SIPPO. Kita akan kloning apa yang sudah dilakukan SIPPO,” ucap MenKopUKM.

Keempat, kolaborasi perluasan pasar dengan Diaspora Indonesia yang menjadi aggregator. Di antaranya, Pasar Norwegia, kerja sama dengan Kadin dalam bentuk Indonesia Trading House di Swiss hingga kolaborasi antara KemenKopUKM, Kementerian Agama, Kementerian Perdagangan, dan Kadin, untuk pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umroh.

Kelima, perluasan pasar melalui platform e-commerce seperti shopee, Lazada, dan Amazon. Keenam, adanya katalog promosi digital UKM potensial ekspor melalui website https://smesta.kemenkopukm.go.id.

“Mengingat banyaknya jumlah UMKM dan tidak semua UMKM memiliki kapasitas SDM yang memadai untuk mengekspor produk, maka KemenkopUKM menekankan pengembangan agregator. UMKM yang berhasil mengekspor produk didorong untuk menjadi agregator agar membantu UKM lainnya dalam mengekspor barang,” ucap Menteri Teten.

Menteri Teten menambahkan, pemerintah menargetkan kenaikkan kontribusi ekspor UMKM nasional di kisaran 17 persen pada 2024. Target tersebut, tentu memerlukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak seperti yang saat ini dilakukan BNI Xpora dan Bea Cukai untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM di Indonesia.

“Saya berharap Xpora International Logistic & Trade Expo 2022 dapat menjadi model yang diterapkan di daerah lain dan memacu semangat UMKM untuk melakukan ekspor,” ucap MenkopUKM.

*Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas*

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel Nugroho Wahyu Widodo menyatakan, seluruh pelaku UKM jangan sibuk berkompetisi, tapi harus mulai berkolaborasi. “Karena, saat ini, kita menghadapi 3 hal yang harus segera kita pastikan. Yakni, kualitas produk harus bagus, kuantitas harus lebih banyak, dan kontinuitas” kata Nugroho.

Oleh karena itu, kata Nugroho, untuk bisa memenuhi pasar internasional, tiga hal tersebut harus segera diwujudkan.

Nugroho pun mengajak para pelaku UKM yang menghadapi kendala atau masalah saat melakukan ekspor, datang ke Bea Cukai untuk dicarikan solusinya. “Karena, pemerintah harus menjadi solusi bagi UKM, khususnya yang ada di Sulsel,” kata Nugroho.

Ia juga menyebutkan, hingga November 2022 terjadi peningkatan ekspor dari UKM lebih dari 50 persen.

Ke depan, Nugroho berharap kolaborasi antara Bea Cukai, Kementerian/Lembaga, Karantina, Imigrasi, Pelindo, dan sebagainya, harus lebih ditingkatkan lagi. “Termasuk dengan perbankan, sebagai wadah pembiayaan ekspor,” ucap Nugroho.

Sebelumnya, Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono menjelaskan, Xpora International Logistics and Trade Expo merupakan kolaborasi dan sinergi pemerintah dan BUMN, yakni Bea Cukai Makassar dan BNI 46 Wilayah 7 Makassar. Nama Xpora akronim dari Export Assistance Bea Cukai Makassar.

Xpora International Logistic and Trade Expo merupakan ekspo pertama yang menghadirkan seluruh unsur dalam kegiatan ekspor. Mulai dari instansi karantina perikanan, karantina pertanian, FTA Center Kementerian Perdagangan, Sertifikasi Halal Kementerian Agama, HAKI Kementerian Hukum dan HAM, serta tempat pembuatan paspor dari Ditjen Imigrasi. Kemudian, ada lembaga pembiayaan yakni BNI.

Adapun program export assistance merupakan terobosan one stop service dalam suply chain ekspor, dimana UMKM terhubung langsung dengan seluruh pihak, terkait dalam kegiatan ekspor (logistic, buyer, pembiayaan).

UMKM dapat mengurus izin dan konsultasi di satu tempat, seperti perizinan karantina, halal, paten produk, kepabeanan, dan juga terkait pengurusan paspor.

“Ouput dari kegiatan itu adalah penandatangan kesepakatan pengembangan UMKM bersama eksportir penerima fasilitas fiskal, dan investasi ke beberapa UMKM,” kata Andhi.

Hadir pada kesempatan itu Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman.
(Jef)

MenKopUKM Ajak Pelaku Ekonomi Kreatif Ciptakan Future SMEs

Jakarta(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak para pelaku UMKM, terutama para pelaku ekonomi kreatif termasuk yang tergabung dalam Indonesia Creative Cities Network (ICCN) untuk bersama-sama melakukan evolusi UMKM dengan menciptakan future SMEs.

“Evolusi UMKM sangat diperlukan mengingat perannya sebagai penopang ekonomi nasional,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat menyampaikan keynote speechnya dalam penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2022 di Kendari secara daring, Senin (12/12).

Saat ini diakui Menteri Teten, jumlah UMKM sangat besar di Indonesia, namun produktivitasnya masih kurang optimal dan produknya juga masih memiliki daya saing yang relatif rendah.

“Perlu dilakukan evolusi dengan dukungan bersama. Sudah banyak evolusi UMKM dilakukan di berbagai negara lewat peran universitas dan anak-anak muda. Evolusi bukan hanya skala usahanya, tetapi juga evolusi kualitas produknya menjadi produk unggul berbasis teknologi dan inovasi,” ucap MenKopUKM.

Menteri Teten mengapresiasi semangat para anggota ICCN dan menyambut baik ajang ICCF 2022 sekaligus berharap, akan lahir beragam kolaborasi yang turut berdampak baik bagi tumbuhnya UMKM kreatif unggul Indonesia.

Dirinya juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Dinas Pariwisata Sultra yang telah mendukung penuh kegiatan ICCF 2022. Di mana tahun 2021, Menteri Teten telah menekankan perihal krusialnya mempersiapkan UMKM masa depan, future SME yang berbasis kreativitas dan teknologi.

Seperti saat ini Korea Selatan (Korsel) yang ditopang oleh ekonomi kreatif (ekraf), meyakini bahwa ekraf turut menjadi fondasi perekonomian di masa yang akan datang. Korsel hadir dengan K-Pop dan K-Drama yang kini tampil justru hampir melampaui negara tetangganya yaitu Jepang.

“Korsel dari nation brandingnya Dynamic Korea menjadi Creative Korea, terbukti berbagai merek dan produk mereka masuk pasar global dan menjadi kekuatan ekonomi Asia,” ujarnya.

Hari ini, di penghujung pandemi, narasi tersebut semakin menguat, tidak lepas dari potensi ekonomi digital Indonesia yang disebut-sebut mencapai nilai Rp5.600 triliun di tahun 2030, atau tumbuh setidaknya 5 kali lipat dari 2021 yang senilai Rp1.042 triliun.

“Saya percaya, melalui kreativitas, khususnya oleh rekan-rekan ICCN ini, potensi ekonomi digital Indonesia harus dapat dioptimalkan sepenuhnya oleh masyarakat khususnya UMKM Indonesia,” ucap Teten.

MenKopUKM saat mengunjungi Buton Tengah, telah memetakan potensi Sultra yang sangat menjanjikan. Salah satunya potensi laut baik dari sisi komoditas, hingga potensi pariwisata dan pengembangan produk kreatif.

Daya tarik wisata alam perlu dikonservasi untuk memastikan keberlanjutannya, sehingga sinergi lintas stakeholder sangat penting untuk dilakukan dalam hal pemanfaatan wisata bahari. “Banyak gua-gua di bawah laut yang belum tergarap dengan baik oleh Sultra, sehingga potensi wisata alamnya perlu dikonservasi, dengan melakukan kerja sama tingkat stakeholder,” katanya.

Ia juga telah mendapatkan laporan terkait inisiatif bersama Pemerintah Daerah Sultra dengan Smesco di tahun 2023. Di mana Smesco saat ini menjadi sayap dagang dari KemenKopUKM, selaras dengan semangat mendorong produk unggul UMKM Indonesia Timur mendapat pembiayaan dan tampil mendunia.

MenKopUKM juga menyambut gelaran ICCF yang juga diwarnai dengan selebrasi kolosal Molulo Nusantara, menyertakan partisipasi 50.000 masyarakat Kendari. Kegiatan ini jadi contoh nyata, bagaimana komunitas kreatif dapat memicu civil society movement, menghadirkan solusi atas permasalahan urban, dan berdampak positif secara ekonomi ke masyarakat luas.

“Saya berharap inisiatif Molulo Nusantara menjadi inspirasi dan lalu menjadi oleh-oleh paling berharga untuk jejaring kreatif yang telah hadir dari seluruh belahan Indonesia. Saya percaya, cuma soal waktu Kendari bisa menjadi salah satu kiblat kreativitas di wilayah Indonesia Timur,” ucapnya.

Ia berharap pula, agar ICCN senantiasa mencetak figur-figur kreatif level nasional yang selalu haus dalam menciptakan perubahan positif bagi Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum ICCN Fiki Satari mengatakan, ICCN hadir sebagai organisasi yang menjaring berbagai komunitas untuk mengembangkan ekonomi kreatif, serta diskusi pengembangan daerah. Untuk itu, pihaknya tetap optimistis, ICCN kan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pengembangan UMKM kreatif di daerah-daerah.

“Kita sudah berada di jalur yang tepat. Kalau banyak yang menilai kurang merangkul mereka tidak tahu bagaimana proses yang dijalani menggandeng beragam lintas industri kretaif yang di kota-kota di Indonesia,” ujarnya.

Hal yang dipikirkan ke depan kata Fiki, ICCN fokus menghadirkan jejaring kuat untuk saling mendukung, menjaga, dan mengakuisisi berbagai lokomotif kepentingan. Mulai dari tokoh, komunitas, dan Pemerintah agar mampu mewujudkan ekonomi kreatif yang mapan dan mandiri secara ekonomi.

“Kami juga sudah membangun governance yang baik, serta memiliki pengelolaan data jejaring atau dashboard yang mumpuni. Terutama dalam mengawal regulasi ekraf, kami juga ditunjuk menjadi leading project terkait IP Financing atau pembiayaan berbasis hak kekayaan intelektual oleh Kemenparekraf,” ucap Fiki.(Jef)

MenKopUKM: Sudah Waktunya Kampus Ciptakan Enterpreneur Unggul dan Kreatif

Yogyakarta:(Globalnews id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengimbau kepada universitas di Tanah Air untuk mengubah pola pikir melalui kurikulumnya, menghadirkan kampus untuk bisa berperan sebagai laboratorium wirausaha, menciptakan enterpreneur unggul berbasis kreativitas dan inovasi teknologi.

“Tak hanya menjadi laboratorium wirausaha, kita harapkan juga universitas termasuk Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta memiliki inkubator bisnisnya serta pusat riset,” ucap MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan kuliah umum secara daring dalam acara Young Entrepreneur Wanted yang diselenggarakan di Kampus ISI Yogyakarta, Kamis (8/12).

Apalagi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebut MenKopUKM, terdapat matching fund yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. Sehingga pengembangan kewirausahaan mahasiswa bisa dikoneksikan dengan riset di universitas. Nantinya hasil riset bisa dihilirisasi dan komersialisasi menjadi sebuah produk unggulan para enterpreneur muda yang lahir dari universitas.

“Karena kalau kita lihat sekarang ini, anak muda sangat berminat untuk menjadi enterprenuer. Melihat data dari Asia Pasifik Young Enterpreneur Survei tahun 2021, menunjukkan 72 persen generasi Z dan milenial berkeinginan menjadi wirausaha. Nah berbeda dengan generasi saya dan Pak Rektor dulu. Banyak anak mudanya justru ingin jadi pegawai, baik pegawai Pemerintah maupun pegawai swasta,” ucap MenKopUKM.

Seperti ISI Yogyakarta ini kata Menteri Teten, di mana para mahasiswa yang masuk, adalah mereka yang ingin terjun di sektor ekonomi kreatif. Berdasarkan riset Deloitte UK menyebutkan, industri kreatif adalah faktor kunci bagi pertumbuhan ekonomi dari sebuah bangsa dalam jangka panjang.

Jika melihat dari negara tetangga seperti Korea Selatan (Korsel) sebut Teten, sukses dengan nation branding mereka di industri kreatif. Korea Selatan sukses melalui budaya K-Pop-nya, yang kemudian mendorong Korsel masuk dalam ekonomi dunia.

“Kita sebenarnya punya potensi ekonomi kreatif yang juga luar biasa. Boleh dikatakan dan banyak juga orang yang mengatakan bahwa, DNA seni budaya kita jauh lebih tinggi dibandingkan bangsa lain. Tinggal saya kira bagaimana ini menjadi kekuatan yang nyata,” ucapnya.

MenKopUKM mengutip data dari Focus Economy Outlook 2021 dan Kemenparekraf bahwa, potensi ekonomi industri kreatif di Tanah Air menyumbang sekitar Rp1,91 triliun terhadap PDB Indonesia tahun lalu. Bahkan di tengah ekonomi Indonesia yang sedang mengalami pandemi, kenaikan rata-rata pertumbuhannya itu mencapai 5,76 persen.

Hal ini menurut Teten, menunjukkan ekonomi kreatif merupakan suatu opportunity ekonomi yang sangat baik. Karena itu penting universitas saat ini bagaimana mengubah mindset melalui kurikulumnya dan bagaimana kampus, bisa berperan sebagai laboratorium wirausaha menciptakan entrepreneur unggul berbasis kreativitas dan inovasi teknologi.

“Saya sudah berbicara dengan beberapa rektor. Mestinya kita sudah selesai, tidak harus lagi memperdebatkan gagasan tersebut. Seperti ISI memang harus melahirkan para seniman, tapi bagaimana juga bisa melahirkan seniman enterpreneur,” ucapnya.

Tak hanya itu, dikatakan MenKopUKM, hal ini juga terkait dengan kemampuan ekonomi Indonesia dalam menyerap lapangan kerja. Setiap tahun, ada 3,5 juta lulusan sekolah baru yang akan masuk ke dunia kerja dan 1,7 juta di antaranya adalah sarjana.

Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata normalnya di kisaran 5 persen, yang hanya terserap lapangan kerja hanya sebanyak 2 juta orang. Untuk itu katanya, penting menyiapkan lulusan kampus melahirkan sarjana bukan lagi sebagai pencari kerja, justru menjadi pencipta lapangan kerja atau job creation, sehingga tak banyak pengangguran di Indonesia.

Pasalnya pada 2045, Indonesia diprediksi menjadi empat kekuatan ekonomi dunia setelah Amerika Serikat (AS), China, dan India. Salah satunya untuk menjadi negara maju adalah dengan meningkatkan jumlah wirausaha, di mana saat ini Indonesia baru sekitar 3,47 persen, dari target minimum adalah 4 persen.

“Target kita seusai arahan Presiden Jokowi, mencetak 1 juta wirausaha baru dari kalangan anak muda terdidik, sehingga bisa tumbuh berkembang model bisnisnya yang inovatif dan produknya bisa berdaya saing. Itu kenapa, kami menyasar mahasiswa di kampus berkerja sama menghadirkan inkubator bisnis,” kata Menteri Teten.

Di banyak negara kata Teten, evolusi UMKM terjadi dari awalnya produk berteknologi rendah, model bisnisnya sederhana bahkan bisa dibilang kurang inovatif. Yang kemudian bertransformasi dari universitas di luar negeri seperti Australia dan AS, hadir berperan menciptakan evolusi kewirausahaan menjadi bisnis model yang inovatif dan unggul.

“Dalam inovasi di kampus, harus mulai menumbuhkan ilmuwan yang mendorong anak-anak muda melahirkan wirausaha yang kreatif. Sudah banyak contoh anak muda Indonesia dengan produk inovasinya berkiprah di dunia. Seperti Nadiem Makariem dengan Gojek-nya, William Tanuwijaya melalui Tokopedia, hingga Muhammad Yuka dengan produk Brodo-nya,” sebut MenKopUKM.

Menteri Teten berharap, melalui kerja sama dengan ISI Yogyakarta dan beberapa kampus, pihaknya bersama-sama dapat mengambil peran menciptakan The Future Enterpreneur yang mampu menguasai ekonomi digital dunia.

Pada kesempatan yang sama Rektor ISI Yogyakarta Agus Burhan mengucapkan terima kasih atas kerja sama dengan KemenKopUKM dan juga dipilihnya ISI Yogyakarta untuk menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Young Entrepreneur Wanted.

“Semoga kegiatan Young Entrepreneur Wanted ini dapat menggugah harapan dan semangat baru para calon wirausahan muda dan tentunya juga yang hadir di sini,” ucap Agus.

Selanjutnya, Agus menambahkan dalam hal inilah program KemenKopUKM tersebut sejalan dengan semangat dan program ISI Yogyakarta untuk bisa memberikan kesadaran pada mahasiswa-mahasiswa calon wirausaha di bidang ekonomi kreatif yang menjadi core keahlian dari sumber daya manusia di ISI Yogyakarta.

“Demikian juga acara ini tentu menjadi semangat yang berkelanjutan dalam upaya ISI Yogyakarta untuk membangun inkubator bisnis mahasiswa khususnya di bidang ekonomi kreatif,” kata Agus.(Jef)

Nusantara Festival UMKM 2022 Ajang Percepat Pengembangan KUMKM Lebih Mapan

Jakarta:(Globalnews.id) – Nusantara Festival Koperasi dan UMKM 2022 yang digelar di Convention Hall Smesco Jakarta, pada 7-9 Desember 2022 menjadi ajang untuk mempercepat langkah pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia agar semakin mapan dan maju.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam video sambutannya pada acara Nusantara Festival Koperasi dan UMKM 2022, secara virtual di Jakarta, Rabu (7/12), mengapresiasi digelarnya event pameran produk KUMKM dirangkai dengan business matching bagi para startup, inkubator, exhibition, dan talkshow.

MenKopUKM pada kesempatan itu menekankan perlunya percepatan pengembangan koperasi dan UMKM yang sistematis, terencana, terintegrasi, dan berkesinambungan. Tujuannya, agar KUMKM semakin kuat dalam menghadapi tantangan kompleks yang berpotensi krisis tahun depan.

“Jalan utama agar ekonomi Indonesia tetap kokoh, adalah dengan pengembangan koperasi dan UMKM yang holistik. Kita harus keluar dari jebakan pendekatan survival ke pendekatan kewirausahaan,” ujar Menteri Teten.

Ditegaskan Teten, ekosistem usaha yang kuat, sehat, terhubung hulu-hilir yang saat ini tengah dirajut, yakini harus terus dilakukan agar KUMKM terus berkembang, naik kelas, dan kesejahteraan pelaku usaha meningkat. Tidak bisa lagi KUMKM berjalan sendiri-sendiri, harus saling berkolaborasi.

“Untuk koperasi, ekosistem terus dibangun melalui pendampingan digitalisasi, berbasis komoditas, dan akses pembiayaan. Sedangkan UMKM, ekosistem yang diperkuat mulai dari sisi produksi, kemitraan, pendanaan, hingga pemasaran,” kata MenKopUKM.

Saat ini menurutnya, beberapa model bisnis dan pemanfaatan inovasi dan teknologi melalui koperasi sedang berjalan. Mulai dari membangun kemandirian petani sawit swadaya melalui pembangunan pabrik minyak makan merah, Program Solusi Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan, guna menjamin ketersediaan akses BBM (Bahan Bakar Minyak) Solar Bersubsidi bagi nelayan kecil, hingga pembangunan rumah produksi bersama.

“Di dalam Convention Hall Smesco ini, Bapak Ibu sudah melihat stand-stand koperasi, UMKM, dan mitra LPDB. Hal itu adalah bagian dari ekosistem yang sedang kami bangun dan dampingi. Silakan berkunjung dan pelajari model bisnisnya, sesuai dengan konsep yang saya sebutkan tadi,” kata Menteri Teten.

Ia berharap, melalui Kegiatan Nusantara Festival Koperasi dan UMKM itu, peran seluruh pihak dapat dimaksimalkan untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem koperasi dan UMKM yang sehat, menuju Indonesia mandiri dan sejahtera.

Tercatat sepanjang 2022, transaksi dalam business matching yang dilakukan KUMKM melalui inisiasi dan fasilitasi KemenKopUKM bersama para mitra telah mencapai Rp37 miliar.

Jumlah tersebut terdiri dari kesepakatan business matching sebesar Rp23 miliar dari KUMKM di bawah koordinasi LPDB-KUMKM dan sisanya Rp14 miliar berasal dari KUMKM di bawah binaan Deputi Bidang UKM KemenKopUKM. Hingga tahun 2025 ditargetkan business matching melalui fasilitasi KemenKopUKM bisa mencapai Rp100 miliar.

Deputi Bidang Perkoperasian KemenKop UKM Ahmad Zabadi yang hadir secara offline dalam acara itu mengatakan, kegiatan Nusantara Festival Koperasi dan UMKM merupakan upaya KemenKopUKM untuk mendorong KUMKM naik kelas, sekaligus sebagai pembuktian kepada para mitra terhadap beberapa program pendampingan KUMKM di kementerian maupun unit kerja LPDB KUMKM selama setahun berjalan.

“Kami ingin menjadikan program ini sebagai sebuah festival tahunan. Menampilkan KUMKM terbaik dan pilihan dari hasil pendampingan. Ada sekitar 31 koperasi yang ditampilkan bersama 6 UMKM yang bergerak di sektor furnitur, kuliner, alat kesehatan, dan lainnya. Serta apresiasi kepada 15 lembaga inkubator bisnis mitra LPDB,” katanya.

Secara khusus kata Zabadi, Nusantara Festival ini ingin membuka pengetahuan kepada masyarakat secara umum tentang koperasi.
Ia mengatakan, banyak koperasi, khususnya koperasi di sektor riil yang sukses. Seperti Koperasi Paramaseta yang melakukan pendampingan terhadap ratusan petani pembudidaya kacang koro.

Di mana bahan kacang koro ini mampu menjadi substitusi impor kedelai yang lebih murah. Mengingat selama ini ketersediaan kedelai terbilang langka dan mahal sebagai bahan utama pembuatan tempe tahu.

“Kami juga mendorong kepada BUMN untuk melakukan pendampingan serta pembiayaan, agar koperasi memproduksi lebih banyak kacang koro untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri,” ujar Zabadi.

Begitu juga dengan koperasi para petani sawit, yang saat ini telah dikonsolidasikan untuk hilirisasi produk sawit dalam memproduksi minyak makan merah. KemenKopUKM bersama BPDPKS dan PTPN III siap melaunching 3 pabrik piloting minyak makan merah oleh koperasi yang berlokasi di Deli Serdang, Asahan, dan Langkat, Sumatra Utara.

Senada, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting berjanji akan semakin mempererat hubungan kerja sama serta kolaborasi antara UMKM dan BUMN. Pemerintah katanya, sangat serius mendorong UMKM maupun koperasi untuk terus maju, naik kelas bersama dengan usaha besar.

“Kementerian BUMN pada Mei 2022, memberikan apresiasi kepada mitra BUMN yang berkualitas layanannya. Ada kategori Koperasi UMKM, yakni 2 koperasi yang menerima penghargaan. Ini menujukkan bahwa kami dalam memberikan penghargaan bukan hanya kepada kelompok usaha besar, seperti BUMN atau swasta, tapi juga kelompok koperasi dan UMKM,” katanya.

Loto menegaskan, pihaknya menyambut baik kerja sama dan sinergi yang dilakukan LPDB yang memberikan pembiayaan kepada koperasi. Di mana koperasi mewadahi anggotanya yaitu UMKM. Kemudian koperasi sebagai agregator yang menghubungkan dengan usaha besar termasuk BUMN.

“Kolaborasi yang sangat baik. Karena bagi usaha besar, mereka akan terkendala kalau berhubungan langsung dengan entitas yang terlalu kecil. Sementara jika entitas tergabung dalam koperasi menjadi suatu kekuatan besar, termasuk membantu BUMN dalam mengkurasi produk UMKM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,” ujarnya.

Tak hanya itu, komitmen BUMN dengan UMKM kata Loto, sangatlah nyata. Sebelumnya juga telah terjalin kemitraan rantai pasok UMKM dengan 17 BUMN, tak hanya membuat BUMN sebagai offtaker yang membeli tapi juga BUMN sebagai supplier.

Di mana ada permintaan dari kelompok KUMKM terkait kebutuhan bahan baku yang diproduksi oleh BUMN, sehingga bisa difasilitasi.

“Kami memfasilitasi permintaan kayu antara kelompok industri UMKM mebel atau furnitur dengan Perhutani. Pelaku usaha komponen juga dipenuhi kebutuhannya akan ketersediaan logam atau baja oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk,” kata Loto.

Termasuk pembiayaan dari BUMN baik dari sektor bank dan nonbank, serta pemasaran produk UMKM lewat Pasar Digital (PaDi).

Ia berharap, Nusantara Festival UMKM menjadi ajang bagi KUMKM untuk bisa memanfaatkan kesempatan tersebut. Karena memang saat ini, mulai dari Pemda, K/L, hingga BUMN sudah membuka diri lebih besar lagi perhatiannya, untuk berbelanja produk lokal buatan UMKM dan koperasi.(Jef)

MenKopUKM: Pembangunan IMC Permudah UMKM Akses Permesinan Industri

Purwakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memberikan dukungan serta apresiasi kepada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang melakukan ground breaking pembangunan gedung Indonesia Manufacturing Center (IMC) di Plered, Purwakarta, Jawa Barat.

“Gedung IMC ini menjadi fondasi yang sangat penting dalam mendorong, serta mendukung kebijakan substitusi impor yang diamanatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi),” ucap MenKopUKM Teten Masduki yang hadir dalam ground breaking tersebut di Purwakarta, Senin (5/12).

MenKopUKM juga berharap, fasilitas IMC mampu mendorong produktivitas UMKM agar menjadi bagian dari industri. UMKM kata Teten, harus mulai meningkatkan kualitas produknya yang berbasis teknologi, inovasi, dan kreativitas.

Lebih dari itu, IMC yang digagas Kemenperin ini menjadi dukungan industri permesinan yang akan semakin murah. Sehingga UMKM mudah mengakses dan membeli permesinan, dan mampu meningkatkan kualitas produksi dan produktivitas mereka.

“Problem kita ini, jumlah UMKM-nya banyak sampai 99,9 persen tetapi produktivitas dan teknologinya rendah. Hadirnya pengembangan industri manufaktur lewat IMC, diharapkan akan ada lonjakan ekonomi yang luar biasa,” ucap Menteri Teten.

Sementara dalam sambutannya, Menperin Agus Gumiwang mengatakan, dengan membangun pusat pengembangan permesinan di industri manufaktur, Indonesia bisa mengejar ketertinggalannya dengan negara lain.

Karena diakui Agus, meski saat ini banyak industri yang memiliki TKDN tinggi sekitar 40-60 persen, namun masih banyak pula yang permesinan pabriknya justru diimpor. “IMC menjadi upaya kami ke depan supaya pabrik-pabrik mandiri dalam hal permesinan,” kata Agus.

Ia menjelaskan, IMC yang berlokasi di Plered, Purwakarta ini dibangun total seluas 11 hektare dalam dua tahap. Tahap pertama, di mulai hari ini dengan penggarapan seluas 2 hektare yang menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp2 triliun.

Kemudian tahap II akan dikerjasamakan dengan luar negeri sesuai arahan Presiden Jokowi untuk investasi di daerah. Investor dari Korea Selatan disebut sudah tertarik untuk berinvestasi sebesar 20 juta dolar Amerika Serikat (AS). Pembangunan tahap awal ditargetkan rampung pada 3 tahun mendatang atau di tahun 2024.

“Sejujurnya untuk mendapatkan anggaran konstruksi di Kemenkeu itu cukup sulit. Pembangunan dari APBN ini diharapakan menjadi stimulus dan berjalan dengan lancar sehingga berlanjut hingga 9 hektare lagi,” kata Menperin.

Agus menegaskan, perlunya membangun kemandirian industri nasional salah satunya dengan inisiasi IMC turut memperkuat struktur industri nasional. Di mana dalam mencapai tujuan tersebut, perlu juga dukungan dan kolaborasi berbagai pihak dan lintas kementerian/lembaga (K/L).

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika berharap, IMC bisa mendorong akses UMKM Purwakarta yang banyak bergerak di industri kuliner, hasil gerabah seperti keramik, genteng, dan batu bata merah. “Namun memang salah satu yang masih terkendala untuk alat dan permesinan. Banyak UMKM yang masih manual atau konvensional,” tuturnya.(Jef)

MenKopUKM : Pabrik Minyak Makan Merah di Sumut Siap Beroperasi Awal 2023

Deli Serdang:(Globalnews.id)– Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) memastikan kesiapan pabrik minyak makan merah di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang direncanakan akan beroperasi pada awal 2023.

“Saya optimistis pilot project produksi minyak makan merah berjalan sesuai rencana, yaitu dapat dilaunching pada Januari 2023,” kata MenKopUKM Teten Maaduki di lokasi pabrik kelapa sawit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (2/12).

Piloting ini dilakukan melalui kerja sama dengan PTPN III yakni Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Minyak makan merah saat ini telah memperoleh sertifikasi SNI 9098:2022 dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Detail Engineering Design (DED) dari PPKS.

Produksi minyak makan merah melalui koperasi petani sawit ini merupakan upaya pemerintah untuk mendorong terciptanya kesejahteraan petani. Saat ini sebanyak 41 persen dari 15 juta lahan sawit dikelola petani secara mandiri.

Potensi tersebut, tentunya mampu menumbuhkan kesejahteraan petani melalui program korporatisasi kebun sawit.

Selain bermanfaat dari segi ekonomi, minyak makan merah disebut bermanfaat pula dari segi kesehatan menimbang ada kandungan pro vitamin A dan vitamin E yang tinggi yang bermanfaat untuk mengatasi stunting.

“Prosesnya beda, karena kalau minyak goreng yang sekarang yang warna bening itu kan setelah melalui proses bleaching atau dibersihkan yang bisa saja menurunkan kandungan vitamin A-nya. Nah jadi kalau minyak makan merah ini kandungan pro vitamin A-nya sangat tinggi,” kata MenKopUKM.

Terkait kualitas sudah tidak perlu diragukan lagi, selain kaya akan vitamin, hasil masakan pun sama sekali tidak mengubah rasa. Terbukti beberapa waktu yang lalu KemenKopUKM sudah melakukan demo masak bersama salah satu chef ternama terkait penggunaan minyak makan merah.

“Salah satu chef sudah mencoba berbagai minyak. Dari segi cita rasa, tak ada perbedaan dengan minyak apapun, walaupun merah, tak kemudian makanannya menjadi merah,” kata MenKopUKM

Pada kunjungan kerja kali ini, Menteri Teten menyaksikan Penandatanganan nota kesepahaman antara PTPN II dengan Koperasi Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) tentang kerja sama penyerahan pemanfaatan tanah untuk lokasi pembangunan dan penyediaan bahan baku serta fasilitas pabrik minyak makan merah.

Lalu, dilanjutkan dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik minyak makan merah.

Ketua Koperasi Pujakesuma Oktri Wirawan merasa bangga karena koperasinya terpilih menjadi koperasi pilot project pengembangan minyak makan merah, terlebih memang teknologi minyak makan merah ini dimiliki oleh PPKS.

“Bangga bisa bekerja sama langsung dengan penemu teknologinya sehingga apapun nanti kendalanya yang kami hadapi bisa langsung dikonsultasikan dengan PPKS,” kata Oktri.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Peneliti Hilirisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Frisda Rimbun Pandjaitan menyatakan progress secara kontruksi pengembangan minyak makan merah saat ini mencapai 25 persen. Hal terebut dikarenkan curah hujan di Sumatera Utara yang realitif tinggi dan alat-alat pabrik yang masih dalam proses pemesanan.

“Progress kita secara keseluruhan sudah 25 persen dalam konstruksi karena sebagian alat dan mesin masih dalam proses preorder. Selain itu curah hujan di Sumatera Utara akhir-akhir sangat luar biasa sehingga memang agak menganggu kecepatan kita didalam pembangunan pabrik,” ucap Frisda.

Namun demikian, Frisda berharap pembangunan pabrik dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang diberikan.

“Kita berharap mudah-mudahan bisa selesai, kami juga sangat berharap piloting yang pertama ini jadi data pertama sehingga kami akan mengevaluasi, jadi nanti kalau dikelola oleh koperasi akan terdata dengan bagus sehingga bisa menjadi blueprint untuk koperasi-koperasi lainnya,” kata Frisda.(Jef)

MenKopUKM: Masyarakat Deli Serdang Bisa Manfaatkan Program Solusi Nelayan Mulai Desember 2022

Deli Serdang:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memastikan masyarakat di Pantai Labu, Deli Serdang, Sumatera Utara, bisa memanfaatkan Program Solusi Nelayan (Solar untuk Koperasi Nelayan) mulai Desember 2022.

“Desember 2022 sudah beroperasi sehingga Bapak Ibu nelayan bisa mendapatkan harga solar yang sesuai harga resmi,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat meninjau kesiapan lokasi pilot project di Deli Serdang, Sumatra Utara, Jumat, (2/12).

Teten menjelaskan saat ini di wilayah itu terdapat 11 ribu nelayan, namun jumlah SPBU baru ada 388. Maka nelayan, mau tidak mau harus membeli solar dengan harga yang cukup tinggi yaitu Rp10.000 hingga Rp12.000 per liternya.

“Melalui progam Solusi Nelayan maka dapat memotong biaya produksi nelayan hingga 30 persen melalui pembelian BBM resmi sehingga diharapkan lebih dapat memberikan kesejahteraan bagi nelayan,” kata Teten.

Upaya ini merupakan langkah yang nyata agar biaya produksi para nelayan bisa ditekan dengan memberikan kemudahan akses terhadap BBM yang murah sesuai harga resmi yang digunakan oleh PT Pertamina.

Dijelaskan Menteri Teten bahwa nantinya koperasi nelayan akan mengelola SPBU khusus nelayan. Pengurus koperasi harus mendata anggotanya sesuai identitas dan kebutuhan solar serta menghubungkan dengan aplikasi digital di My Pertamina. Sehingga BBM tersebut dapat tersalurkan secara tepat sasaran.

“Nanti yang bisa dapat BBM solar harus yang terdaftar di koperasi dan terhubung ke aplikasi My Pertamina. Ini tugas dari koperasi nelayan untuk memastikan anggotanya tertib,” katanya.

Selanjutnya, MenKopUKM juga menjelaskan bahwa progam di Pantai Labu merupakan program percontohan di Sumatera Utara, kedepan Menteri Teten berharap progam ini dapat diperluas ke seluruh provinsi di Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Menteri Teten melakukan peletakan batu pertama pembangunan SPBU mini di Pantau Labu. Selain itu ia juga meninjau serta menyapa para nelayan di tempat pendaratan ikan Pantai Labu, Deli Serdang.

Salah seorang nelayan berkata “Kita terima kasih karena telah memberikan fasilitas minyak kepada desa kami, mudah-mudahan dapat terealisasi sesuai jadwal di bulan Desember, sehingga dapat segera menjadi solusi untuk nelayan agar bisa melaut dengan lancar,” kata nelayan itu.

Di tempat yang sama Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan menyambut baik dibangunnya SPBU di Pantai Labu.

“Pertemuan kita yang bermanfaat khususnya untuk para nelayan di Kecamatan Pantai Labu karena saat ini kita berada tepat ditempat akan dibangunnya SPBU bagi nelayan,” katanya.

Turut hadir pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, Staf Khusus MenKopUKM Riza Damanik, Wakil Bupati Deli Serdang Ali Yusuf Siregar, serta jajaran Pemerintah Daerah.(Jef)

MenKopUKM Sampaikan Substansi Deklarasi Bali dan Komitmen KTT Bali

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyampaikan substansi Deklarasi Bali dan Komitmen KTT Bali sebagai bagian aksi G20 untuk penguatan pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Ada sejumlah komitmen setelah G20 di antaranya untuk keuangan berkelanjutan, dikembangkan upaya untuk memperkuat stabilitas dan ketahanan keuangan,” kata MenKopUKM Teten Masduki di Jakarta, Selasa (29/11).

Selanjutnya harus ada dukungan pada negara rentan melalui aliran modal berkelanjutan, mengembangkan pasar modal lokal, memperkuat Financial Safety Net dan IMF, komitmen alokasi Special Drawing Rights, dan implementasi dua pilar paket pajak G20.

Menteri Teten menambahkan, untuk komitmen pada pembangunan, ada terkait inisiatif bantuan negara berkembang dengan fokus UMKM, perlindungan sosial, ekonomi hijau dan biru.

Memobilisasi pembiayaan melalui blended finance untuk mencapai target SDGs 2030 (G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries, G20 Principles to Scale up Blended Finance)

Pemulihan Negara Rentan

Menteri Teten menambahkan bahwa Dukungan Pemulihan Negara Rentan
G20 dan IMF telah sepakat atas alokasi Special Drawing Right (SDR) sebesar 81,6 miliar dolar AS untuk pemulihan ekonomi negara rentan dalam bentuk Resilience and Sustainability Trust (RST).

“RST ini terutama untuk program-program kesehatan dan penanganan pandemi serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” katanya.

Sementara untuk Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) dengan komitmen investasi sebesar 600 miliar dolar AS dari Pemerintah G7 dan sektor bisnis dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.

Teten menambahkan terkait komitmen Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact senilai 698 juta dolar AS dengan 649 juta dolar AS dari Amerika Serikat dan 49 juta dolar AS dari Indonesia untuk pembiayaan infrastruktur, pembiayaan UMKM, dan evaluasi serta administrasi program.

Program hibah MCC Compact merupakan program perjanjian hibah lima tahun antara Pemerintah Amerika Serikat yang dikelola oleh Lembaga Millennium Challenge Corporation (MCC) dan negara yang tergolong eligible (memenuhi syarat).

Dan Indonesia kembali terpilih menjadi negara eligible pada tahun 2018 untuk program Compact tahap dua setelah sebelumnya berhasil menyelesaikan compact tahap 1 di tahun 2013-2018.

Teten mengatakan tujuan dari compact ini adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia dengan menstimulasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

Di mana Compact tahap 2 ini mencakup tiga proyek, antara lain Advancing Transport and Logistics Accessibility Services Project (ATLAS Project); Financial Markets Development Project (FMD Project); serta proyek Access to Finance for Women-owned/ Micro, Small and Medium Enterprises Project (MSME Finance Project yang akan diimplementasikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

Sementara MSME Finance Project bertujuan untuk meningkatkan pembiayaan inklusif oleh penyedia jasa keuangan formal kepada usaha mikro, kecil, dan menengah yang dimiliki oleh perempuan atau laki-laki di sektor dan rantai nilai prioritas di Provinsi Sasaran.

“Di mana sektor sasaran akan ditentukan berdasarkan orientasi pertumbuhan, yakni pada tahap awal akan diambil dari sektor usaha yang potensi pertumbuhannya tinggi,” katanya.

MSME Finance Project mencakup empat aktivitas, yakni Gender-inclusive value chain finance activity; Digital and Financial Literacy Enhancement Activity; MSME Capacity Enhancemenet Activity; dan Augmenting Government Data on MSMEs Activity.

Dari keempat aktivitas tersebut, dua diantaranya akan dikoordinir oleh KemenKopUKM yaitu Digital and Financial Literacy Enhancement Activity dan MSME Capacity Enhancemenet Activity.

Total anggaran Compact 2 untuk pembiayaan UMKM diperkirakan mencapai 135,8 juta dolar AS atau sekitar Rp2 triliun untuk periode pelaksanaan 2023–2028.

Sedangkan Pemerintah Indonesia akan berkontribusi 7,5 persen dari total anggaran, yakni sebesar Rp150 miliar dalam bentuk pelaksanaan program dan kegiatan yang relevan, seperti program pendataan lengkap untuk UKM, pelatihan literasi digital dan keuangan, pengembangan skema pembiayaan rantai nilai, dan peningkatan kapasitas.

“Secara keseluruhan, Kegiatan Compact 2 akan berkontribusi dalam pencapaian target pengembangan UMKM, terutama dalam meningkatkan rasio kredit UMKM,” kata Teten Masduki.(Jef)

MenKopUKM Sampaikan 26 Rekomendasi Kebijakan dalam Gelaran G20

Jakarta:(Globalnews.id)-– Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyampaikan 26 rekomendasi kebijakan dalam gelaran G20 dengan empat kategori kebijakan, antara lain kebijakan terkait dengan women empowerment dan gender equality, green economy dan SDG’s, digital transformation, serta kebijakan yang berkaitan dengan global value chain.

“KemenKopUKM merekomendasikan penguatan ekosistem bisnis milik perempuan untuk meningkatkan keuntungan dan akses pasar yang lebih baik,” kata MenKopUKM Teten Masduki usai Rapat Terbatas bersama Presiden RI dengan topik “Evaluasi Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G20” di Jakarta, Senin (28/11).

MenKopUKM mengatakan KemenKopUKM berpartisipasi dan mengambil berbagai peran dalam perhelatan Presidensi G20 Indonesia.

Di antaranya dengan mengkurasi 1200 produk UKM menjadi 23 produk UKM terpilih sebagai official merchandise G20, menyelenggarakan Side Event bertajuk “Future SMEs Village” yang berlokasi di Bali Collection dengan melibatkan 352 UMKM dan kolaborator, dihadiri oleh 33.188 pengunjung dengan total transaksi mencapai Rp5,46 miliar, hingga terlibat dalam pelaksanaan 6 konferensi internasional yang menghasilkan 26 rekomendasi kebijakan.

Lebih lanjut, Menteri Teten menyebutkan mayoritas pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan atau sebanyak 64,5 persen di antara seluruh pelaku usaha, sehingga perlu dikonsolidasikan dalam wadah koperasi untuk dapat mengakses fasilitasi digitalisasi, akses terhadap bahan baku, permodalan dan pasar, hingga pendidikan, yang perlu didukung dengan kebijakan keuangan dan infrastruktur yang lebih sensitif gender (kesetaraan akses informasi tentang pendanaan, hukum, dan digitalisasi).

Terkait kebijakan Green Economy dan SDG’s, KemenKopUKM merekomendasikan implementasi usaha berbasis SDGs, khususnya isu lingkungan, memberdayakan pelaku bisnis di daerah sebagai pemain utama dalam circular economy, mengembangkan riset dan inovasi produk ramah lingkungan, membangun kelompok antara swasta, pemerintah, investor, dan NGO untuk membuat standarisasi investasi lestari.

Rekomendasi ketiga, kebijakan terkait dengan Digital Transformation yakni implementasi program untuk meningkatkan literasi digital dan keuangan bagi perempuan sehingga dapat meningkatkan level kesiapan investasi.

“Selain itu, perlu juga menerapkan digitalisasi bagi UMKM serta mendukung pemberdayaan startup lokal (pembelajaran dari India). Penting dilakukan oleh pemerintah dan swasta untuk investasi dalam peningkatan digital talent, menciptakan ekosistem digital yang kondusif termasuk infrastruktur, internet, dan perangkat yang terjangkau,” kata Menteri Teten.

Menurutnya, petani perlu berkonsolidasi agar mampu memanfaatkan teknologi dari hulu hingga hilir. Koperasi memegang peran penting, sebagai entitas bisnis untuk memastikan teknologi mampu memberikan nilai tambah untuk para petani dan nelayan anggota koperasi.

Terakhir, kebijakan terkait dengan Global Value Chain, KemenKopUKM mendorong kerja sama antara UKM dan perusahaan besar, kemitraan UKM, dan memperluas kemitraan antar pelaku usaha dalam skala yang lebih besar.

Lalu rantai nilai global harus menjadi katalis untuk pekerjaan yang layak dan pengembangan tenaga kerja UKM. Mendukung UKM untuk masalah produksi dan logistik yang berkelanjutan.

“Terakhir ialah peningkatan kualitas produk UKM dan market intelligence untuk mendorong produk UKM agar benar-benar memenuhi pasar internasional,” ucap Menteri Teten.

Selain itu, MenKopUKM menambahkan tindak lanjut dari side event G20 yaitu rencana Pembangunan Rumah Produksi Bersama di NTT dan Deklarasi Bali sebagai Pengembangan Wellness Dunia.

“Deklarasi Bali sebagai visi pengembangan Tradisi Wellness Indonesia dan dunia yang dituangkan dalam 10 Bali Wellness Principle,” ucap Menteri Teten.
(Jef)