Arsip Tag: smesco Indonesia

MenkopUKM Luncurkan Pasar Kaget Ramadhan Smesco 2023 Jelang Lebaran

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki meluncurkan Pasar Kaget Ramadhan Smesco 2023 yang digelar di Smesco di Jakarta menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H.

“Pasar kaget yang diselenggarakan hingga 15 April 2023 ini melibatkan 60 stand yang diikuti lebih dari 100 UKM atau peserta,” kata MenKopUKM Teten Masduki di Jakarta, Senin (10/4).

Selain di Smesco, pelaksanaan Bazaar Ramadhan juga diselenggarakan di Masjid At Thohir, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, mulai 1-16 April 2023 yang melibatkan 19 UKM makanan dan minuman, serta 6 UKM fesyen. Tak hanya itu, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) juga menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Smesco Bazaar Ramadhan mulai 24 hingga 27 April 2023 yang melibatkan 20 UKM F&B, 10 UKM Craft, dan 10 UKM Fashion.

“Diselenggarakannya Pasar Kaget Ramadhan Smesco 2023 ini diharapkan bisa menjadi ajang promosi dan pemasaran produk UMKM dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata MenkopUKM Teten Masduki dalam sambutannya.

Dengan memanfaatkan lahan luas di samping Gedung Smesco, Menteri Teten meminta potensi ini terus diutilisasi agar ada ruang bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya. Sehingga, dalam jangka panjang, Smesco menjadi garda terdepan bagi UMKM.

“Saya optimistis kita bisa terus meningkatkan omzet UMKM dengan mendekatkannya ke market, seperti yang kita lakukan di bazaar ini. Saatnya untuk mulai membeli dan menggunakan produk dalam negeri, hingga rutin menerapkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, ini tentu akan sangat signifikan dampaknya, juga bagi konsumen bisa mendapatkan produk unggulan karena produknya sudah kita kurasi,” ucap MenkopUKM.

Yang pasti, Menteri Teten menegaskan bahwa Smesco harus menjadi ekosistem pengembangan UMKM. “Saya berharap Bazaar Ramadhan bisa membantu UMKM supaya mereka bisa menaikkan omzetnya selama bulan puasa ini,” kata Menteri Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menjelaskan, Smesco telah berkolaborasi dengan Skyeats dalam membangun dapur bersama untuk pelaku UKM di bidang makanan dan minuman.

Dapur bersama yang dibangun tersebut menjadi bentuk dukungan Smesco dalam memanfaatkan teknologi di bidang F&B dalam bentuk mesin Retort. Retort merupakan mesin untuk memproses sterilisasi makanan yang memungkinkan produk makanan bisa disimpan pada suhu ruang hingga 12 bulan.

“Jadi, para pelaku UKM F&B peserta Bazaar Ramadhan ini bisa memanfaatkan dapur bersama untuk membuat produk yang saat ini dipasarkan bisa bertahan atau awet hingga 12 bulan pada suhu ruang,” kata Leonard.

Dengan hadirnya dapur bersama, kata Leonard, UKM dapat menerima margin tambahan hingga 20 persen dengan menekan biaya operasional produksi dan pemasaran. Dengan mesin Retort, menghasilkan produk makanan untuk satu bulan, dapat dilakukan dalam 2 hingga 3 hari saja.

“Artinya, UKM dapat menghemat biaya produksi, dengan membayar sewa tempat produksi selama 3 hari, dan membayar pegawai yang saat ini bisa berbasis harian,” ujar Leonard.(Jef)

MenKopUKM: Kolaborasi Smesco-Skyeats Permudah Bisnis UMKM Kuliner Perluas Usaha

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan kolaborasi dan kerja sama antara Smesco Indonesia dengan Skyeats dalam Skyeats Dapur Bersama mempermudah bisnis UMKM kuliner dari sisi pengenalan teknologi produksi pangan, serta peningkatkan layanan mutu standar keamanan pangan.

“Dengan adanya Skyeats Dapur Bersama, urusan bisnis menjadi lebih mudah dan lebih menguntungkan,” ucap MenkopUKM, Teten Masduki, pada acara Launching Day Skyeats Smesco dan Teras Smesco, di Jakarta, Selasa (21/3).

Dengan adanya Skyeats Smesco, kata Menteri Teten, para wirausaha kuliner tidak perlu lagi memikirkan investasi untuk membangun pabrik, mengurus perizinan di Badan POM, mengurus sertifikat halal, dan sebagainya. “Karena, produk yang dihasilkan di sini sudah berstandar mutu pabrik,” kata MenkopUKM.

Melalui Skyeats Dapur Bersama, kata Menteri Teten, UMKM makanan dan minuman bisa mengembangkan dan meningkatkan mutu produknya dengan bantuan standardisasi oleh Badan POM.

“Standardisasi ini akan mempermudah para pelaku UMKM makanan dan minuman untuk memiliki produk dengan izin edar resmi, tanpa mengeluarkan modal besar namun tetap menghadirkan produk pangan berkualitas ke masyarakat,” kata Menteri Teten.

Lebih dari itu, Menteri Teten juga meyakini hal itu akan mampu menciptakan efisiensi secara skala ekonomi, terutama bagi wirausaha pemula yang menekuni bisnis makanan dan minuman.

Menteri Teten menjelaskan, Skyeats Smesco merupakan fasilitas pusat produksi kolektif dan terintegrasi dengan ekosistem Smesco Indonesia bagi UMKM Kuliner. Memiliki keunggulan teknologi retort dengan modifikasi rekayasa teknologi memperpanjang usia produk konsumsi. “Tujuan yang tak kalah penting lainnya, yakni meningkatkan standar mutu keamanan pangan,” kata MenkopUKM.

Bahkan, layanan Skyeats Smesco digadang-gadang mampu mereduksi biaya operasional produksi. Dengan mengintegrasikan dapur bersama untuk proses produksi produk makanan dan hasil produksi UMKM akan terkoneksi dengan jaringan rantai pasok ekosistem Smesco Indonesia.

“Ini semua merupakan bagian dari program evolusi UMKM kita, khususnya yang bergerak di sektor makanan dan minuman,” kata Menteri Teten.

Oleh karena itu, MenkopUKM memastikan bahwa program Skyeats Smesco akan bergerak ke seluruh Indonesia. “Kita banyak memiliki kekayaan dan keunggulan kuliner dari Sabang sampai Merauke. Usaha boleh skala kecil, tapi melalui Skyeats Smesco, kualitas produk tidak kalah dengan produksi pabrik,” kata Menteri Teten.

Retort adalah proses sterilisasi makanan yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis sterilisasi makanan yang sudah ada saat ini (pengalengan dan pasteurisasi).

Skyeats Smesco menggunakan kemasan pouch dalam melakukan sterilisasi retort yang lebih fleksibel dan memungkinkan untuk diisi dengan aneka produk yang berdimensi besar seperti ayam, ikan, dan olahan lainnya.

Integrasi dapur bersama dengan teknologi retort memungkinkan para pelaku UMKM Indonesia bisa memiliki produk makanan yang bisa disimpan pada suhu ruang hingga 12 bulan, tanpa bahan pengawet.

Sementara itu, Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata mengatakan, bahwa peluncuran Skyeats Smesco merupakan langkah strategis Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui Smesco Indonesia untuk mendorong UMKM bertumbuh signifikan dalam ceruk pasar consumer goods.

“Sektor ini merupakan kelompok UMKM terbesar dengan bantuan teknologi rekayasa industri pangan terkini, sehingga mampu memiliki peluang dan kekuatan kompetitif,” kata Leonard.

Menurut Leonard, dengan adanya kerja sama ini kita dapat menumbuhkan ekosistem bisnis bersama, sehingga akan berdampak sistematis pada peningkatan omzet serta keuntungan UMKM. Di samping juga memperluas akses pemasaran produk kuliner mereka ke berbagai daerah. “Itu tanpa mengubah rasa, kualitas, dan terjaminnya mutu produk untuk dikonsumsi masyarakat,” ujar Leonard.

Leonard menambahkan, fluktuasi harga komoditas khususnya pada momentum tertentu seperti menjelang puasa dan Idul Fitri, diantaranya cabai, daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, sayur mayur, dan minyak goreng, dapat diantisipasi sebelumnya bila UMKM dalam produksi produknya menggunakan layanan Skyeats Smesco.

“Para pelaku UMKM dapat membeli komponen utama produksi tersebut di harga terendah, lalu segera memproduksi massal produk kuliner mereka,” kata Leonard.

Apabila terjadi fluktuasi harga sembako, kata Leonard, para UMKM tetap mampu menjual produknya diharga yang kompetitif, sehingga harga jual produk UMKM stabil dan lebih terjangkau konsumen.

*Margin Tambahan*

Dalam kesempatan yang sama, CEO Skyeats Inike Rahmawati mengatakan, Skyeats berharap bisa memberikan margin tambahan hingga 20 persen kepada UMKM dengan menekan biaya operasional produksi dan pemasaran.

“Dengan adanya teknologi kemasan retort, maka untuk memproduksi produk makanan untuk satu bulan, dapat dilakukan 1-2 hari saja, biaya sewa lokasi untuk berjualan, membayar pegawai, sekarang cukup berbasis harian, tidak lagi bulanan,” kata Inike.

Inike mengungkapkan, Skyeats bekerja sama dengan Smesco menggunakan model bisnis Business to Business (B2B), melayani para UMKM yang memudahkan mereka bertumbuh.

Gambaran sederhananya, UMKM brand A mempunyai resep makanan dan telah tervalidasi bisnisnya, dalam arti sudah diterima pasar. Maka UMKM brand A tersebut dapat bekerja sama dengan Skyeats Smesco, dimana Skyeats melakukan produksi makanan dengan kemasan retort, dan Smesco membantu dalam sisi pemasaran.

“Lalu, UMKM brand A akan memperoleh pembagian hasil tanpa mengeluarkan usaha dan modal besar seperti pada bisnis konvensional umumnya,” kata Inike.(Jef)

Dukung Larangan Thrifting Baju Impor, Smesco Indonesia Tawarkan Produk Lokal Sebagai Alternatif Usaha

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam mendukung pelarangan impor produk pakaian bekas (thrifting) dari negara lain, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui Smesco Indonesia siap menjadi mitra bagi para pebisnis thrifting baju bekas impor untuk mengalihkan usahanya dengan memasarkan produk-produk lokal baru sebagai alternatif bisnis.

Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada, mengatakan, aktivitas bisnis thrifting dirasa sangat bertentangan dengan semangat memajukan UMKM lokal yang selama ini menjadi nilai penting dalam program-program Smesco.

“Sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam mendukung pelarangan impor pakaian bekas, Smesco siap menjadi mitra untuk mencarikan produk-produk lokal baru bagi para pebisnis thrifting yang tidak lagi dapat menjalankan usahanya,” ujar Wientor Rah Mada, di Jakarta, Senin, (20/03).

Ia menambahkan, thrifting baju bekas impor bertentangan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor. Dalam Pasal 2 Ayat 3 tertulis bahwa barang dilarang impor, salah satunya adalah berupa kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas.

Bahkan menurut masyarakat pertekstilan Indonesia, thrifting (impor pakaian bekas) memicu terjadinya impor tekstil dan pakaian jadi secara ilegal yang under-price sehingga tidak memberikan kesempatan yang sama (equal playing field) terhadap produsen tekstil dan produk tekstil Indonesia.

“Ditambah lagi, produsen pakaian jadi buatan Indonesia sebagian besar adalah UMKM lokal yang juga sebagian besar membeli kain yang diproduksi di dalam negeri,” ujar Wientor.

Wientor menjelaskan, saat ini produk-produk lokal sedang hype dan kembali digemari oleh pasar lokal.

“Industri clothing lokal, kosmetik, furniture, home dekor, herbal dan wellness, sampai dengan sepatu lokal sedang berjaya. Bahkan event-event musik yang menampilkan artis lokal juga selalu dipadati pengunjung,” ucap Wientor.

Ia juga menegaskan, sebagai salah satu upaya melindungi produk lokal, KemenKopUKM melakukan pelarangan masuk untuk 13 kategori produk impor crossborder dari Tiongkok pada Mei 2021.

“Dari hasil monitoring yang dilakukan, langkah ini terbukti berhasil menaikkan omzet produk UMKM lokal pada kategori produk yang sama, sekaligus berpotensi menyelamatkan potensi pendapatan UMKM hingga sebesar Rp300 triliun,” kata Wientor.

Sedangkan dari sisi peningkatan kapasitas pelaku usaha, Smesco Indonesia memberikan pendampingan mulai dari penguatan literasi digital, hingga membuka akses pasar melalui gerai retail modern.

“Saat ini, terdapat 21 juta lebih UMKM yang on-board secara digital. Smesco Indonesia hadir memberikan pendampingan, pelatihan, dan inkubasi usaha, termasuk juga pembukaan akses pasar baru melalui gerai retail modern dan distribusi via jalur FMCG,” ujar Wientor.(Jef)

Gandeng LPDB-KUMKM, Smesco Indonesia Gelar Inkubasi Fashion Craft 2023

Jakarta:(Globalnews.id)- Berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM (LPDB-KUMKM), Smesco Indonesia menggelar Inkubasi Fashion Craft 2023 yang diperuntukkan bagi pelaku koperasi dan UKM.

Dasarnya, saat ini, fashion dan craft mengalami perkembangan cepat dengan banyak bermunculan produk-produk inovatif berbasis desain unik dengan pasar yang sangat besar.

“Melihat kondisi dan perkembangan indusri kreatif fashion dan craft saat ini, Smesco Indonesia hadir melalui Smesco Labo Inkubator untuk memberikan inkubasi bagi pelaku UKM kreatif fashion dan craft,” kata Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada, dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (3/3).

Tercatat, sebanyak 1.151 pendaftar selama tiga pekan masa pendaftaran program yang diumumkan melalui media sosial. “Dari jumlah tersebut, calon peserta yang memenuhi seleksi awal dalam kelengkapan administrasi sebanyak 520 UKM,” ucap Wientor.

Peserta lolos administrasi selanjutnya dikurasi menjadi 25 calon peserta dengan penilaian meliputi kesesuaian produk, media pemasaran online, dan karakter usaha. Semua proses, sejak pendaftaran hingga kurasi, semuanya dilakukan secara online.

“Kurator program ini adalah gabungan dari Tim Smesco dan seorang praktisi pelatihan desain, Cocos Trisada Dasawulan,” kata Wientor.

Nantinya, 25 UKM lolos kurasi inilah yang akan diikutsertakan dalam inkubasi. Mereka akan mengikuti tahapan onboarding yang dilakukan secara tatap muka selama enam hari. Dilanjutkan dengan mentoring dan pendampingan baik secara tatap muka maupun online.

“Output dari program ini adalah setiap peserta ditargetkan mampu membuat mock-up produk craft berkualitas dan bervariatif seperti home décor, fashion, dan aksesoris,” ucap Wientor.

Menurut Wientor, kurikulum inkubasi Smesco Labo dalam program Inkubasi Fashion Craft 2023 ini bertujuan membekali UKM pesertanya menjadi pelaku usaha yang produktif, inovatif, pioneer, dan mampu meraih pasar yang berkelanjutan baik lokal maupun internasional.

“Program inkubasi ini berlangsung selama enam bulan, termasuk pendampingan untuk mengikuti pameran nasional dan pendampingan berkelanjutan dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produksi,” ujar Wientor.(Jef)

MenKopUKM: Dua BLU KemenKopUKM Siap Bantu Koperasi dan UKM Naik Kelas

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memiliki dua Badan Layanan Umum (BLU) yakni Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) dan Smesco yang senantiasa siap untuk membantu koperasi dan UMKM di Indonesia untuk berkembang dan naik kelas ke skala usaha yang lebih tinggi.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menjelaskan, mulai 2020, LPDB-KUMKM fokus memperkuat pembiayaan koperasi, mempermudah akses layanan, dan beroperasi seperti venture like business.

“Best practice venture like business telah diterapkan melalui pre-financing model untuk penguatan program ketahanan pangan melalui koperasi, dengan pendekatan ini LPDB KUMKM melakukan penguatan pembiayaan kepada koperasi hingga mengubah fungsi koperasi menjadi offtaker bagi anggota koperasi, sehingga terbentuk ekosistem yang berkelanjutan,” ucap MenKopUKM dalam acara Rapat Koordinasi Badan Layanan Umum Tahun 2023 di Jakarta, Kamis (2/3).

Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan bahwa LPDB-KUMKM saat ini didorong sebagai bank of cooperative yang akan fokus mendukung keberlanjutan bisnis koperasi sektor riil untuk naik kelas. Dengan penyaluran 100 persen kepada koperasi, jumlah jangkauan layanan kepada 400 ribu lebih UMKM yang dilayani, dengan peningkatan coverage layanan sebesar 58 persen.

Sampai dengan Desember 2022, total outstanding kredit kepada koperasi oleh perbankan (bank umum & BPR/S) sebesar Rp14,3 triliun. Di samping itu outstanding dana bergulir LPDB-KUMKM sebesar Rp4,1 triliun. LPDB-KUMKM berkontribusi sebanding dengan 28 persen penyaluran kredit kepada koperasi dari total Rp14,3 triliun.

Sementara itu, Smesco Indonesia sendiri berperan memberi solusi kepada UKM untuk menjadi konsolidator bagi para pelaku usaha mikro dan ultra mikro dalam mengatasi permasalahannya dari hulu hingga ke hilir.

Ia mengatakan, Smesco Indonesia telah membentuk Smesco labo untuk membantu proses produksi UMKM. Di dalam area Smesco labo terdapat empat area inisiatif, dimulai dari Garage, Fashionlab, Makerspace, dan foodlab.

“Pada tahun 2022, Smesco berhasil mengkurasi total 9.947 produk UKM,” ucap Menteri Teten.

Menurutnya, BLU dapat menjadi partner strategis dan berkolaborasi dengan koperasi dan UMKM, seperti BLU pendidikan, pengelola kawasan, pengelola dana, kesehatan, dan lainnya. Kolaborasi ini dikatakan akan menjadi ekosistem supply chain yang saling menguntungkan.

Menteri Teten mencontohkan, BLU dapat memfasilitasi co-working space bagi UMKM di kawasan industri melalui program yang dikeluarkan oleh BLU pengelola kawasan.

Selain itu, BLU juga dapat memfasilitasi pembiayaan yang murah bagi koperasi melalui LPDB-KUMKM.

BLU pendidikan juga dapat dijadikan untuk pendaftaran hak kekayaan intelektual HKI bagi KUMKM dan menopang riset dan teknologi yang dibutuhkan KUMKM.

“Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) juga dapat berperan mengarahkan alumni penerima beasiswa dari kampus terbaik di seluruh dunia untuk magang atau bekerja dengan scoop project sebagai pengurus koperasi atau UMKM, agar dalam waktu jangka pendek koperasi atau UMKM mendapatkan insight baru untuk pengembangan bisnisnya,” ucap Menteri Teten.

BLU juga dapat memberikan dorongan untuk pembelian alat kesehatan dan alat peraga pendidikan dari produk lokal yang dibuat oleh UMKM melalui koperasi.

Di tempat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi BLU yang dikelola oleh KemenKopUKM. Menurutnya, BLU ini telah membantu pelaku UMKM khususnya usaha mikro dan kecil untuk tetap bertahan di tengah kondisi yang ada.

“Pak Teten telah berhasil mengelola BLU yang bergerak di grass root. Itu membantu usaha kecil dan mikro yang ulet untuk tetap bertahan,” ucap Sri Mulyani.
(Jef)

Smesco Indonesia Siap Fasilitasi Pendaftaran HAKI Merek Dagang UMKM

Jakarta:(Globslnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui Smesco Indonesia menyatakan siap memfasilitasi pendaftaran dan pengurusan hak kekayaan intelektual (HAKI) terhadap merek dagang UMKM salah satunya Hellyeah Food sebagai upaya mewujudkan keberpihakan penuh terhadap pelaku UMKM.

“Indonesia memiliki lebih dari seratus resep sambal nusantara, maka dengan didaftarkannya HAKI sambal dan mereknya oleh UMKM pemilik resep, secara otomatis negara turut melindungi ratusan jenis kekayaan karya intelektual warisan nusantara,” ucap Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (8/2).

Hellyeah Food merupakan UMKM produsen sambal milik dua bersaudara yakni Irdham Arbina Nurdiansyah dan Marlangen Perwita. Dengan adanya HAKI terhadap merek dagangnya, beban bisnis Hellyeah lebih ringan, sehingga dapat leluasa dalam menegaskan varian merek dagang mereka.

Hellyeah telah terdaftar resmi sebagai merek lokal dan sebagai salah satu resep sambal asli nusantara yang telah memiliki kekuatan hukum sebagai produk dan resep terdaftar resmi.

Lebih lanjut, bagi Smesco, Hellyeah merupakan salah satu representasi UMKM produsen sambal di Indonesia yang konsisten dalam menjalankan bisnisnya dimulai dari usaha rumahan sejak 2011.

“Dengan berhasilnya Hellyeah mendapatkan HAKI mereknya, ini akan membantu pemerintah melalui KemenKopUKM khususnya Smesco Indonesia melindungi karya UMKM dari plagiat dan klaim sepihak,” kata Leonard.

Sementara itu, Pemilik Hellyeah Food Marlangen Perwita menyatakan bahwa Hellyeah Food sudah tiga kali mengurus HAKI dengan SMESCO. Pertama kali berlangsung pada tahun 2015, ketika ada program fasilitasi penuh HAKI dari SMESCO dan KemenKopUKM, Hellyeah mendaftarkan HAKI untuk produk Sambal, yaitu kelas 30.

Kemudian di tahun 2018, Hellyeah mendaftarkan HAKI untuk produk pomade (minyak rambut). Kali ini daftar mandiri tetapi dengan surat rekomendasi dari Smesco Indonesia sebagai UMKM binaan.

“Dan yang terakhir di akhir tahun 2022, Hellyeah memanfaatkan fasilitas Layanan Smesco mendaftarkan HAKI lagi untuk produk terbarunya yaitu Orek Tempe,” ujar Perwita.

Menurutnya, mengurus HAKI melalui Smesco Indonesia berjalan sangat mudah dan cepat. Tidak perlu datang langsung ke Smesco, hanya cukup berkonsultasi daring dengan Staf Layanan UKM SMESCO kemudian mengirimkan dokumen yang dibutuhkan via email.

“Setelah itu pendaftaran HAKI segera diproses dan laporan pendaftaran dikirim balik ke kami. Sama sekali tidak repot karena prosesnya yang mudah, cepat, dan staf layanan yang responsif. Prosesnya ini sangat menghemat waktu, tenaga, dan pikiran,” ucapnya.

Kemudahan mengurus HAKI melalui Smesco ini merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM. Kolaborasi ini sudah terintegrasi dalam sistem satu data.

Sistem berbasis artificial intelligence (AI) ini mempermudah saat mitigasi UMKM yang terdaftar melalui Smesco sehingga memudahkan Kementerian Hukum dan HAM dalam mengklasifikasi dokumen persyaratan pengurusan HAKI.

Sebagai informasi, pengurusan HAKI produk UMKM melalui SMESCO Indonesia dapat menghubungi Pusat Layanan UKM SMESCO di Whatsapp 081310786655.(Jef)

KemenKopUKM, IWI dan SMESCO Gelar Future Wellness Tradition Sebagai Side Event G20

Jakarta:(Globalnews.id)-Gaya hidup tidak sehat mengarah pada penyakit kronis yang merajalela, yaitu bertanggung jawab pada 71% kematian secara global, sehingga untuk jangka panjang, penyakit kronis adalah tantangan terbesar dari kesehatan publik yang disebut “emerging pandemic”. Pengeluaran/belanja kesehatan telah mencapai kisaran 10% dari GDP global, yang membuat pertumbuhan nilai belanja kesehatan lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi.

Kondisi di atas direspon oleh masyarakat global, dengan menggali alternatif yang lebih bijak di dalam membangun arsitek kesehatan global yaitu melalui aspek wellness, sehingga secara global pada tahun 2021 nilai ekonomi wellness dunia diperkirakan senilai USD 4.5 Triliun atau setara dengan Rp63.000 triliun, yang menempatkan Industri wellness mewakili 5.6% ekonomi global di 2017 (sumber : IMF)

Menariknya, potensi Indonesia di dalam pengembangan wellness masih luar biasa besar, mengingat kita memiliki ragam kearifan lokal yang berakar pada tradisi, budaya dan kepercayaan masyarakat yang menjadi ladang subur untuk lahirnya narasi-narasi yang kuat tentang wellness, apalagi didukung oleh kekayaan alam yang merupakan komoditas penting di industri wellness dimaksud (pada 2020 Indonesia menempati ranking 19 teratas pada pasar industri wellness di dunia).

Oleh karena itu, bertepatan dengan momentum Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 maka Indonesia Wellness Institute, bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, serta Smesco Indonesia akan melaksanakan kegiatan Future ; Wellness Tradition di dalam rangkaian kegiatan “Future SMEs Village, tanggal 14 November 2022, di Bali Collection, ITDC, Nusa Dua, Bali.

Ketua Umum IWI, Paulus Mintarga menyebutkan bahwa kegiatan ini tidak hanya akan menjadi ajang showcase dan display produk serta experience wellness Indonesia, namun juga menjadi ajang silaturahmi dan berjejaring antara ratusan stakeholder industri wellness Indonesia. “Kami juga akan menghadirkan pembicara baik dalam negeri maupun dari pelaku wellness global pada sesi Intimate Networking Session, berbagi seputar tren serta kabar dari indusri wellness dunia.”, ujarnya.

Kegiatan yang mengambil tema Local Wisdom for Global Sustainability ini diharapkan mampu mendorong potitioning industri wellness Indonesia di dalam peta wellness dunia, dengan mengangkat kekuatan tradisi yang otentik, beragam dan masih masih hidup didalam keseharian masyarakat sebagai sebuah living culture yang menjadikannya sangat istimewa.

Sebagai prototype tradisi wellness yang telah dikemas menjadi sebuah program komprehensif, akan dihadirkan tradisi wellness Jawa (Javanese Wellness Tradition) dan tradisi wellness Bali (Balinese Wellness Tradition) dengan berbagai produk maupun experience. Sebagai contoh akan dihadirkan pengalaman bagaimana sebuah terapi yang berikan, didasarkan pada kelahiran seseorang yang dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Bali disebut dengan pratiti, lalu juga yoga berbasis tari jawa yang disebut dengan Bheksan, dan berbagai literasi serta narasi unik lainnya.

Dalam kesempatan terpisah, Teten Masduki Menteri Koperasi & UKM menyebutkan mendukung penuh inisiasi IWI dan sangat yakin akan potensi industri wellness tanah air. Beliau menambahkan, “Wellness ini salah satu potensi kuat keunggulan domestik Indonesia, bukan hanya karena komoditas bahan baku yang melimpah, namun juga narasi tradisi budaya yang sangat kuat, ini harus kita dukung bersama.”

Kegiatan ini direncanakan akan dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Menteri BUMN RI, Gibran Rakabuming sebagai Dewan Pembina IWI, delegasi internasional dan stakeholder lain yang terkait dengan industri wellness Indonesia. Di akhir dari seluruh rangkaian acara akan ditutup dengan Deklarasi Bali yang berisi visi pengembangan wellness Indonesia dan dunia yang di representasi dalam 10 Bali principle atau Sepuluh Prinsip Bali.(Jef)

MenkopUKM: Smesco Hub Timur Perluas Pasar UMKM Indonesia Timur Hingga ke Mancanegara

Nusa Dua, Bali:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan Smesco Hub Timur didirikan untuk tujuan menghidupkan ekonomi di wilayah Indonesia Timur melalui perluasan pasar UMKM hingga ke mancanegara.

“Dan pada saat yang sama, melalui SMEs Investment Dashboard, juga bisa diperluas investasi untuk pengembangan bisnis UMKM,” kata MenkopUKM Teten Masduki pada acara launching Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard di sela-sela ajang Xendit Pasar Nusa Dua ke-2, di Nusa Dua, Bali, Jumat (30/9).

Menteri Teten menjelaskan, alasan Bali yang dipilih sebagai hub, karena merupakan jendela Indonesia untuk masuk ke pasar global. “Nantinya, semua berharap bisnis Bali tidak lagi semata sektor pariwisata. Bali bisa menjadi pintu untuk perdagangan Indonesia masuk ke pasar dunia,” kata MenkopUKM.

Di samping itu, kata Menteri Teten, sebetulnya ide mendirikan Smesco Hub Timur sudah ada jauh hari sebelum Indonesia memegang Presidensi G20. “Sekarang kita jadikan momentum untuk memperkenalkan Smesco Hub Timur ke negara-negara G20,” ujar Menteri Teten.

MenkopUKM juga menyebutkan untuk event G20 ini pihaknya diberi tugas untuk mengelola side event di kawasan Bali Collection, Nusa Dua. “Ini untuk menyiapkan showcase produk-produk UKM artisan yang sudah dikurasi dengan baik dan sudah layak masuk pasar dunia,” kata Menteri Teten.

Maka, kata Menteri Teten, Bali Collection akan menampilkan UKM-UKM yang sudah unggul. “Kita juga sudah mengaktifkan kembali Pasar Nusa Dua di atas lahan seluas 8 hektare. Kita ramaikan kembali Bali Collection untuk para tamu G20,” kata MenkopUKM.

Upaya membangkitkan kembali Pasar Nusa Dua sudah dimulai sejak Mei 2022. Harapannya, akan banyak UKM yang menjadi tenant di dalamnya. “Saya juga berharap, Bali Collection menjadi pasar UMKM yang berkualitas dan berkelas,” kata MenkopUKM.

Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menambahkan, Smesco Hub Timur merupakan program inisiatif dari KemenkopUKM dengan Smesco Indonesia yang bertujuan sebagai investment hub.

Di dalamnya dilengkapi SMEs Investment Dashboard, yaitu aplikasi sistem informasi pendataan UKM, riset (Business Intelligence), monitoring, dan evaluasi untuk para UKM seluruh Indonesia. Terutama, UKM Indonesia bagian Timur.

“Kombinasi ini menjadikan Smesco Hub Timur sebagai wadah yang memiliki powerful database untuk mendukung para pelaku UKM dalam mendapatkan investasi yang selama ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya,” kata Leonard.

Dari kolaborasi antara Smesco Indonesia dan Xendit, serta dukungan dari Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), Leonard berharap dapat menjalin koneksi yang kuat antara para pebisnis, komunitas, serta entitas bisnis lainnya.

“Sehingga, dapat terbentuk ekosistem yang mampu mendukung perluasan akses pasar para pelaku UKM Indonesia agar bisa go global. Dan tentunya, dengan mengimplementasikan ekosistem investasi hijau yang berbasis SDGs dan ESG untuk para pelaku UKM Indonesia,” kata Leonard.

Smesco Hub Timur ini juga diharapkan menjadi tempat provinsi atau daerah Indonesia Timur melakukan displai atau showcase produk di dalamnya sehingga busa mendorong potensi dan mengoptimalkan promosi produk unggulannya.

“Alasan Bali dipilih sebagai lokasi dikarenakan Smesco ingin memiliki satu titik kumpul. Sehingga, memudahkan semua pihak. Bali juga merupakan lokasi yang mudah untuk menarik perhatian atau menarik keinginan orang-orang berkunjung,” kata Leonard.

Sementara itu, Direktur Xendit Group (PT Sinar Digital Terdepan) Mikiko Steven menyebutkan, ada hikmah di balik pandemi COVID-19. Yaitu, bisa melihat adanya adopsi akselerasi teknologi, khususnya di kalangan pelaku UMKM. “Di mana adopsi teknologi itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk memajukan ekonomi digital Indonesia,” kata Mikiko.

Mikiko juga mengakui UMKM telah menjadi penyelamat bagi Xendit selama pandemi, karena cepatnya adopsi pembayaran digital di Indonesia. “Oleh karena itu, sudah menjadi tugas Xendit sebagai salah satu unicorn Indonesia untuk terus mendukung UMKM dalam mengedepankan usaha transformasi digital dan inklusi keuangan untuk pengembangan ekonomi di Indonesia,” kata Mikiko.

Dijelaskan, Xendit adalah perusahaan teknologi finansial yang menyediakan solusi pembayaran dan menyederhanakan proses pembayaran untuk bisnis di Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara. Mulai dari UMKM, startup, e-commerce, hingga perusahaan besar.

Xendit juga memungkinkan bisnis untuk menerima pembayaran, menjalankan marketplace dan banyak lagi, melalui platform integrasi yang mudah dan didukung layanan pelanggan selama 24 jam.

*Eksplorasi Investasi*

Dalam kesempatan yang sama, investor bernama Benny Albert mengaku selama ini sulit menemukan UMKM di Timur Indonesia yang cocok untuk dijadikan mitra investasi. “Dengan adanya Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard, saya berharap bisa menemukan UMKM-UMKM itu, terutama di Bali ini,” kata Benny.

Tujuannya, kata Benny, agar dirinya bisa mengeksplorasi investasi dan membantu UMKM lebih cepat berkembang, serta bisa merekrut lebih banyak tenaga kerja lagi.

Hal senada diungkapkan investor lainnya, Adi Haryo Pratomo. Menurut Adi, selama menjadi investor bagi UMKM, salah satu tantangan beratnya adalah mencari UMKM yang mau dan bisa dijadikan mitra investasi. “Padahal, potensi UMKM di Indonesia sangatlah besar,” kata Adi.

Adi mencontohkan, ketika dirinya ke Jepang, banyak yang menilai kualitas produk kerajinan asal Indonesia tidak kalah dengan Italia dan Jepang. “Tapi, mereka tidak tahu caranya bagaimana menemukan UMKM yang produknya siap dibawa ke luar negeri,” kata Adi.

Maka, Adi mengaku senang ketika ada Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard. “Nanti, saya bisa bilang di luar negeri, kalau mau mencari produk kerajinan tingkat dunia, ada di Smesco Hub Timur,” kata Adi.

Selain itu, kata Adi, concern lainnya investor di luar negeri adalah soal monitoring UMKM. Karena, setelah mereka mendapat suplai tapi saat mau expansi kesulitan. “Mereka tidak tahu UMKM ini siap atau tidak untuk growth, butuh modal atau tidak, dan sebagainya,” katanya.

“Saya senang dengan adanya SMEs Investment Dashboard. Ini tidak hanya ada tempat, tapi bakal ada juga kesinambungan ke depannya,” ujar Adi.

Adi meyakini, ini merupakan awal mula dari kerja sama jangka panjang antara investor, Smesco Indonesia, KemenkopUKM, Pemda, dan lain-lain. “Sehingga, nanti seluruh kerajinan tangan Indonesia tidak hanya tingkat domestik melainkan dunia,” kata Adi.(Jef)

Smesco Indonesia Gandeng BPOM Permudah Perizinan UMKM Pangan, Obat Tradisional, dan Kosmetik

Jakarta :(Globalnews.id) – Smesco Indonesia menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam sebuah perjanjian kerja sama sebagai langkah strategis untuk mengembangkan kinerja dan performa pelaku UMKM di tanah air dalam bentuk perluasan akses dan kemudahan mengurus perizinan bagi UMKM pangan, obat tradisional, dan kosmetik.

“Tujuan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan kapasitas UMKM dalam menghasilkan produk obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan yang aman dan bermutu. Termasuk meningkatkan daya saing produk UMKM yang bergerak di sektor usaha tersebut,” ucap Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata pada acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Smesco Indonesia dengan BPOM di Jakarta, Selasa (6/9).

Leonard menambahkan, kesehatan dan keamanan pangan atau produk konsumsi yang dihasilkan UMKM saat ini menjadi perhatian utama konsumen terlebih setelah pandemi. “Karakter konsumen saat ini lebih cerdas dan jeli memilih produk yang telah terverifikasi dan memiliki standar keamanan pangan serta telah memiliki standar mutu produk,” ucap Leonard.

Lebih dari itu, kata Leonard, kerja sama ini juga diharapkan akan memudahkan UMKM dalam membuat perizinan dan mendapatkan izin edar dengan mempercepat proses Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) melalui pelibatan UMKM sebagai pemilik usaha untuk melakukan audit mandiri.

Pelaku bisnis UMKM cukup membuka link website cppob.smesco.go.id. Di dalamnya ada lima langkah utama bagi UMKM untuk melakukan audit ruang produksi milik mereka.

“Setelah mengisi form audit mandiri tersebut, UMKM dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan bagian Pusat Layanan UKM (PLU) Smesco melalui whatsapp 0813 1078 6655 untuk mendapatkan layanan lanjutan,” kata Leonard.

Apabila score pengisian form sudah mencapai 100 persen, maka PLU Smesco akan meneruskannya kepada BPOM untuk segera dilakukan survei.

“Tetapi, bila score akhir pengisian audit mandiri tersebut belum mencapai 100 persen, PLU Smesco akan memberikan alternatif solusi terhadap kendala yang dialami, seperti memfasilitasi untuk mendapatkan pembiayaan renovasi sarana prasarana dan sebagainya,” katanya Leonard.

Leonard berharap, kehadiran BPOM dapat memperkuat posisi brand produk obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan lokal, dengan membantu UMKM memiliki sertifikasi BPOM dan izin edar resmi. “Sehingga, mereka mampu berkompetisi dengan produk dari industri besar atau bahkan brand dari luar negeri,” kata Leonard.

*Rumah Produksi Bersama*

Pada kesempatan yang sama, Leonard juga menyampaikan saat ini Smesco sedang membangun fasilitas cloud kitchen atau dapur bersama dengan teknologi retort. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengatasi kendala teknis yang dimiliki oleh UMKM dalam memenuhi standarisasi yg dibutuhkan BPOM.

Menanggapi hal tersebut, Plt Sekretaris Utama BPOM, Rita Endang, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh inovasi Smesco Indonesia dalam membangun Rumah Produksi Bersama bagi UMKM. “Inovasi ini diharapkan menjadi suatu solusi bagi UMKM,” ucap Rita.

Namun, Rita mengingatkan, sebelum membangun suatu Rumah Produksi Bersama, ada beberapa aspek yang harus dilihat. Mulai dari manajemennya, sarana yang ada, alat-alatnya, hingga aspek penyimpanannya.

“Ada 68 item yang harus diperhatikan, dan ini juga sudah kami mulai. Sehingga, nantinya UMKM mempunyai sebuah lahan berusaha. BPOM sangat mendukung hal ini,” ucap Rita.

Rita menyebutkan, berbagai upaya dilakukan BPOM, mulai dari pendampingan usaha kecil dari memiliki orangtua angkat, sudah dilakukan. “Kemudian, ekosistem yang kami bangun dari mulai kemudahan perizinan atau di pre market-nya untuk memperoleh izin edar dari BPOM,” kata Rita.

Tak ketinggalan juga, UMKM bakal memperoleh cara produksi pangan olahan dan juga bagaimana selanjutnya ketika berproduksi harus diawasi. “Itu dikenal dengan post market. Ini juga kami lakukan pengawasan. Poin penting lainnya adalah ketika nanti kita mendampingi para UMKM untuk ekspor,” kata Rita.

Sehingga, pada akhirnya akan memperoleh konsep bagaimana produk-produk UMKM (pangan, obat tradisional, kosmetik) ini betul-betul produk yang aman, bermutu untuk pangan, dan bergizi.

“Saya berharap, perjanjian kerjasama ini dapat kita laksanakan dalam bentuk yang konkrit dukungan BPOM bagi UMKM binaan Smesco Indonesia,” ucap Rita.(Jef)

SMESCO Indonesia Gandeng PT Jaya Hotel Lestari Pulihkan Ekonomi Melalui Sektor Perhotelan

Tangerang:(Globalnews.id) – Dalam upaya memulihkan ekonomi dan memperluas jangkauan pemasaran produk UKM, khususnya bagi para produsen produk lokal, Direktur Bisnis SMESCO Indonesia Wientor Rah Mada menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Direktur PT. Jaya Hotel Lestari atau Episode Hotel Viktor A Sin.

“Bagi SMESCO Indonesia, Nota Kesepahaman ini  bertujuan untuk mendorong, memajukan, dan memberikan kontribusi bagi pembentukan hubungan kemitraan saling menguntungkan dalam promosi dan pemanfaatan produk UKM untuk pemulihan ekonomi, khususnya pada bidang jasa perhotelan,” kata Wientor saat acara Penandatanganan MoU antara SMESCO Indonesia dengan PT. Jaya Hotel Lestari di Tangerang, Sabtu (13/8).

Dalam nota kesepahaman tersebut, kedua pihak bersepakat untuk mewujudkan SMESCO Indonesia sebagai satu-satunya lembaga resmi pemerintah, yang bertugas memasarkan produk UKM di Indonesia. SMESCO juga bertugas untuk melakukan “quick out of the box business model shifting”, yakni menjadikan momentum pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19  sebagai pelatuk peningkatan penjualan produk UKM.

“MoU tersebut sekaligus menjadikan produk UKM origin Indonesia memiliki legal standing naik kelas, dimana produk UKM kini memiliki ruang pasar yang terdistribusi langsung pada jaringan hotel berbintang,” ujar Wientor.

Melalui kerja sama ini kedua belah pihak akan menitikberatkan pada berbagai rencana bisnis berkelanjutan. Di antaranya adalah dengan mendorong pengembangan UKM melalui kegiatan pemetaan produk UKM yang berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan jasa perhotelan, maupun sinergi program dan pemanfaatan tanggung jawab sosial korporasi dalam pengembangan produk UKM.

Lebih lanjut, melalui kerja sama tersebut jaringan Episode Hotel juga akan melakukan pengembangan jejaring pemasaran produk UKM yang telah memenuhi standardisasi, hingga memberikan fasilitasi difusi hasil usaha kecil dan menengah untuk mendukung pemulihan ekonomi pada bidang jasa perhotelan.

Pada kesempatan yang sama, Staff Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koperasi dan UKM Luhur Pradjarto menyampaikan, di era globalisasi seperti sekarang UKM tidak bisa berdiri sendiri, sehingga Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut juga menjadi bentuk kepeduilan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mendorong UMKM Naik Kelas.

“Melalui MoU ini saya berharap nantinya produk-produk UKM seperti “wellness product”, maupun kerajinan untuk suvenir dengan bahan baku dari sumber daya alam lokal bisa memasok kebutuhan hotel”, kata Luhur.

Luhur juga berpendapat bahwa pemasaran produk UMKM bukan hanya di ranah lokal, tapi juga bisa dilakukan melalui jaringan hotel yang ada di luar negeri.

“Dengan pemasaran ke jaringan hotel internasional maupun melalui e-commerce, saya yakin UMKM dapat didorong untuk masuk dalam Global Value Chain (GVC)”, Kata Luhur.

Data Asian Development Bank (ADB) tahun 2021 sendiri menyebutkan partisipasi UKM dalam GVC baru 4,1%, sementara usaha besar 25,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa UKM Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk masuk dalam GVC.

Kolaborasi SMESCO dengan melibatkan jaringan Episode Hotel ini merupakan rangkaian program Konvoi Produk Nasional. Di mana Konvoi Produk Nasional merupakan kumpulan produk unggulan UKM seluruh Indonesia yang telah melalui serangkaian kurasi, untuk kemudian didistribusikan kepada pasar dan konsumen sebagai end user.(Jef)