Arsip Tag: Deputi bidang kewirausahaan siti Azizah

50 Wirausaha Terpilih “Entrepreneur Development 2023” Siap Berkolaborasi Dengan Mitra Strategis

Jakarta:(Globslnews.id)- Program Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) yaitu Entrepreneur Development 2023 kini telah memasuki tahapan networking day yang mempertemukan 50 wirausaha terpilih dengan para mitra strategis yang terdiri dari 10 kementerian atau lembaga (K/L) dan 50 stakeholder.

“Melalui kegiatan ini diharapkan tercipta peluang kerja sama antara para mitra strategis terkait pembiayaan, legalitas, digital marketing, perluasan pasar, dan pengembangan produk dalam rangka keberlanjutan usaha sesuai dengan kebutuhan wirausaha,” ungkap Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah dalam rilisnya di Jakarta, Minggu (05/11).

Menurutnya, KemenKopUKM telah melakukan evolusi program yang awalnya berupa ajang bertukar pengalaman menjadi ajang pencapaian target jangka pendek untuk scale up usaha.

Peserta Networking Day telah melalui serangkaian program yang diawali sejak Februari 2023 dengan peserta awal 2.300 wirausaha.

Tujuan dari penyelenggaraan Networking Day adalah menghubungkan wirausaha dengan mitra strategis sesuai dengan kebutuhan keberlanjutan usaha dan menciptakan multiplier effect yang lebih besar untuk lingkungan dan sosial dengan sasaran untuk menumbuhkembangan wirausaha inovatif, kreatif, berbasis teknologi, berkelanjutan dan menciptakan lapangan pekerjaan, juga meningkatkan rasio kewirausahaan nasional.

Dari networking day tersebut berhasil terjalin inisiasi keberlanjutan wirausaha dengan beberapa mitra strategis yang terlibat, antara lain aspek pembiayaan dengan Bank Nano Syariah (Sinarmas Group), Bank BJB, Alami Group, Bizhare, dan Aspire; aspek legalitas dengan KontrakHukum; dan aspek digital marketing dengan Boleh Dicoba Digital.

Kemudian aspek perluasan pasar dengan Pendopo – Kawan Lama, Evermos, Universitas Parahyangan, Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), Telkomsel Corporate Accelerator (TINC), dan Business & Export Development Organization (BEDO); Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pepito Supermarket, Artisan Brand Management AMATI Indonesia, PT Iam Jaya Perkasa, Kumpul, dan Andalin.

Lalu aspek pengembangan produk dengan Asosiasi Alih Teknologi dan Pengembangan Bisnis Indonesia (ALTEK), Kementerian Pertanian, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), Koalisi Ekonomi Membumi, dan Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia Jakarta.

“Sebanyak 50 wirausaha terpilih Networking Day memiliki keunggulan sebagai wirausaha inovatif di sektor agrobisnis, jasa dan teknologi, serta kriya. Mereka melakukan showcase dan presentasi bisnis untuk kemudian mengikuti seleksi sehingga terpilih 30 wirausaha terbaik untuk mengikuti kegiatan Appreciation Day yang akan dilaksanakan pada bulan November 2023,” ucap Siti Azizah.(Jef)

KemenKopUKM: Entrepreneur Hub Tumbuhkan Semangat Wirausaha bagi Generasi Muda Jatim

Surabaya:(Globalnews.id) – Setelah sukses digelar di Jakarta, Medan, Padang, Palembang, Ambon, dan kota-kota lainnya, Kementerian Koperasi UKM (KemenKopUKM) kembali menyelenggarakan program Entrepreneur Hub dan kali ini dilakukan di Jawa Timur (Jatim) yang dikemas secara berkelanjutan yang akan difasilitasi oleh para kolaborator.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan Entrepreneur Hub Jawa Timur difokuskan untuk menumbuhkan pola pikir berwirausaha di kalangan pemuda dan ditargetkan mampu men-scale up UMKM. Program ini juga dalam rangka menumbuhkan wirausaha baru dengan usaha yang inovatif, berbasis teknologi, dan berkelanjutan. Dari situ kemudian diharapkan bertumbuh semangat calon wirausaha menjadi wirausaha pemula kemudian meningkat menjadi wirausaha mapan.

“Hal ini dilaksanakan sebagai ikhtiar untuk mengantisipasi puncak bonus demografi pada tahun 2030, di mana penduduk usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan non produktif,” kata Siti Azizah, dalam sambutannya di acara Entrepeneur Hub Jawa Timur bertajuk Penciptaan Wirausaha by Design Melalui Penumbuhan Ekosistem Kewirausahaan, Surabaya, (29/9).

“Kondisi ini menjadi positif apabila generasi muda kita adalah orang-orang inovatif dan kreatif sehingga ekonomi Indonesia dapat terus bertumbuh dengan tercipta sebanyak-banyaknya lapangan pekerjaan. Namun tentu saja, hal ini memiliki tantangan besar, terutama saat isu pengangguran usia muda masih sangat tinggi,” ucapnya.

Dari data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri, pada 2022 tercatat jumlah penduduk Jawa Timur sebanyak 41,14 juta jiwa dan sebanyak 70,32 persen di antaranya merupakan penduduk yang masuk kelompok usia produktif.

Di lain pihak, Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,4 juta orang, di mana paling banyak berasal dari kelompok usia muda 20-24 tahun, yaitu sekitar 30,12 persen dari total pengangguran nasional.

“Tidak selarasnya pertumbuhan pasar kerja dan masih belum sesuainya kapasitas SDM dengan kebutuhan pasar membuat angka pengangguran bisa jadi lebih tinggi ke depan. Oleh karena itu, perlu ada sebuah solusi yang bisa kita tawarkan,” ujar Siti Azizah.

Menurutnya, wirausaha dapat menjadi salah satu solusi yang bisa mulai dibangun di kalangan anak muda Indonesia. Sebagaimana, saat ini wirausaha memainkan peranan penting dalam keberlanjutan perekonomian di Indonesia.

Entrepreneur Hub sebagai salah satu implementasi pengembangan kewirausahan yang diluncurkan pada 11 Agustus 2023 diselenggarakan melalui 2 skema, yakni Entrepreneur Hub sebagai program dan sebagai platform.

Sebagai program, Entrepreneur Hub merupakan sebuah program terpadu dan berkelanjutan yang memfasilitasi wirausaha untuk bertumbuh. Sedangkan sebagai platform, Entrepreneur Hub memiliki beberapa fungsi utama, diantaranya menjadi one stop service entrepreneur yang menyediakan berbagai informasi untuk berwirausaha, mulai dari mencari ide usaha, mengelola dan mengembangkan usahanya sehingga untuk menjadi wirausaha akan menjadi lebih mudah.

Melalui Entrepreneur Hub ini diharapkan kewirausahaan menjadi concern bersama, antara lain terkait aspek pendanaan, keberlanjutan, dan komitmen sehingga pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat/Daerah, Komunitas dan Perguruan Tinggi mampu menjadi inisiator, katalisator dan HUB yang lebih sustain untuk pengembangan ekosistem kewirausahaan di daerah.

“Saya percaya bahwa kita semua yang hadir di sini tidak hanya menjadikan program Entrepreneur Hub sebagai tagline dan proyek glorifikasi semata, namun juga menjadi tool dalam mewujudkan target kinerja kedepannya yaitu peningkatan kapasitas dan kompetensi wirausaha, penciptaan model bisnis yang implementatif, inovatif dan berkelanjutan, serta peningkatan jumlah dan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan kewirausahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia,” kata Siti Azizah. (Jef)

Program Entrepreneur Hub Jakarta Sukses Bukukan Potensi Investasi Rp57,3 Miliar

Jakarta:(Globalnews.id)- Program Entrepreneur Hub Jakarta yang diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berhasil membukukan total potensi nilai investasi sebesar Rp57,3 miliar, dengan angka terbesar mencapai Rp21 miliar.

KemenKopUKM mencatat dari 100 peserta program ini, terpilih 33 pitchdeck usaha oleh investor mitra Entrepreneur Hub Jakarta dalam acara yang bertajuk Meet the Investor: Upgrade and Connect, Let’s Match Your Success. Dari jumlah tersebut, 78 persen di antaranya dinilai memiliki prospek dan akan ditindaklanjuti oleh investor.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengapresiasi semua pihak yang telah terlibat menyelenggarakan program ini dari mulai mempersiapkan hingga mengantarkan para peserta Entrepreneur Hub menjajaki peluang besar untuk scale up usaha melalui sesi Pitching dan Networking.

“Kita telah membuktikan bahwa kita bisa bekerja sama, berkolaborasi dengan baik, untuk satu tujuan men-scale up wirausaha di Jakarta dan sekitarnya dengan berbagi sumber daya, saling melengkapi dan saling dukung. Sungguh, ini merupakan contoh, best practice kolaborasi pentahelix dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional,” kata Deputi Azizah dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (27/9).

Meskipun demikian, Siti Azizah meminta para peserta tidak berpuas diri dengan pencapaian ini. Dia berharap kolaborasi yang sudah terjalin dengan baik ini dapat terus berlanjut di masa-masa mendatang, dan dapat membentuk suatu ekosistem kewirausahaan yang kondusif bagi wirausaha di Jakarta dan sekitarnya untuk bertumbuh.

“Oleh karena itu kepada para kolaborator saya berharap agar tetap berada dalam ekosistem EHub Jakarta dan segera mendiskusikan serta merumuskan langkah-langkah strategis setelah EHub Jakarta 2023 ini,” kata Siti Azizah.

Ia mengharapkan agar para fasilitator yang merupakan akademisi dari 5 kampus kolaborator dan 10 mentor dapat mengkristalisasi pengalaman 5 bulan program EHub Jakarta ini menjadi sebuah modul yang kemudian dapat digunakan sebagai referensi untuk program-program berikutnya. Kemudian para pemangku kepentingan lainnya dapat mereplikasi kegiatan serupa.

“Saya mengajak semua pihak untuk merawat silaturahmi ini, melanjutkan kolaborasi hingga membentuk ekosistem yang lebih mapan, dan tentu saja bersama kita mendukung dan mendoakan teman-teman peserta yang akan melakukan pitching dan networking hari ini, semoga dapat meraih apa yang diharapkan hingga dapat meningkatkan skala usahanya,” katanya.

Pada kesempatan tersebut hadir Direktur Pengembangan UMKM dan Koperasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Ahmad Dading Gunadi yang mengatakan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional untuk 20 tahun mulai tahun 2025-2045 telah disusun untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.

“Kita ingin menjadi negara yang maju dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat optimistis sekitar 6 persen dan pendapatan perkapita di tahun 2045 sekitar 30.000 dolar AS per tahun,” kata Dading.

Untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya dengan mengejar target yang ambisius di tahun 2024 yakni mencapai rasio kewirausahaan sebesar 4 persen dan meningkat lagi di tahun 2045 menjadi 8 persen.

”Salah satu ciri dari negara maju adalah kuatnya rasio kewirausaan, untuk itu melalui kegiatan ini kita ingin bersama menumbuhkan dan menciptakan wirausaha baru yang berjiwa inovatif, mempunyai keinginan untuk maju dan keberanian dalam mengambil risiko,” ucapnya.(Jef)

KemenKopUKM Gandeng US-ABC Hingga IWAPI Akselerasi Digitalisasi UMKM

Semarang:(globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama dengan US-ASEAN Bussiness Council (US-ABC), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) bersepakat untuk mempercepat digitalisasi UMKM.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam sambutan yang dibacakan Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan digitalisasi UMKM menjadi salah satu kunci utama UMKM naik kelas.

Pada acara Workshop US-ASEAN Business Council Institute bertema Empowering Indonesia SME’s in the Digital Economy, Sabtu (19/8), itu disebutkan bahwa dengan masuk ke dalam ekosistem digital, pelaku UMKM bisa mendapatkan akses pasar yang lebih luas. Apalagi potensi nilai ekonomi dari ekonomi digital mencapai 360 miliar dolar AS di tahun 2030.

Menteri Teten berharap dengan sinergi antar pemangku kepentingan bisa mendorong pencapaian target 30 juta UMKM yang onboarding di ekosistem digital di tahun 2024. Sejauh ini jumlah UMKM yang sudah go digital mencapai 22,2 juta atau setara 74 persen dari target.

“Kami menyadari masih banyak para pelaku UMKM di Indonesia yang belum dapat terkoneksi dengan ekosistem digital, terutama di daerah yang masih rendah literasi digitalnya. Dengan adanya inisiasi kolaborasi antar pemangku kepentingan diharapkan mampu meng-aggregasi UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital,” ujar Menteri Teten.

Menteri Teten menambahkan tantangan digitalisasi UMKM adalah rendahnya literasi digital terutama di daerah pelosok dimana infrastruktur digital masih sangat terbatas. Hasil survei World Digital Competitiveness menunjukkan Indonesia menduduki peringkat 53 dari 63 negara. Ini jauh lebih rendah dibandingkan Thailand di posisi 40, Malaysia di posisi 26 dan Singapura di posisi nomor 4.

Untuk melakukan percepatan ini, KemenKopUKM memprioritaskan tujuh aspek digitalisasi yaitu aspek akses pasar, aspek pemantauan kualitas produksi, aspek keuangan dan akses pembiayaan, aspek manajemen organisasi, aspek kapasitas produksi, aspek supplier, dan aspek distribusi atau logistik. Dia berharap dengan sinergi multipihak ini bisa mendorong pencapaian target UMKM Go Digital.

“Saya mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi bersama dalam upaya percepatan transformasi digital UMKM guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional di Indonesia,” ucap Menteri Teten.

Sementara itu Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah menambahkan bahwa demi memastikan upaya digitalisasi UMKM berkualitas, KemenKopUKM menggelar training dan pendampingan bagi UMKM secara berkelanjutan. Bahkan untuk optimalisasi pelatihan dan pendampingan, KemenKopUKM menggandeng 47 platform digital.

“Kami membuat konsep konsultasi dan pendampingan selama tiga bulan jadi tidak lepas begitu saja. Jadi kalau bapak – ibu punya masalah bisa dikonsultasikan, atau butuh pendampingan kami sediakan,” ucap Siti Azizah.

Siti Azizah juga mengungkapkan pelaku UMKM diharapkan bisa mulai mengakses laman LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) atau Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk mendapatkan pangsa pasar dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

Dijelaskan bahwa 40 persen belanja pemerintah pusat dan daerah diharuskan pada UMKM. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

“Tantangan yang tinggi bagi UMKM adalah memenuhi belanja pemerintah sebesar 40 persen, jadi bapak – ibu harus onboarding di e-catalog dimana produknya harus berkualitas, dari sisi packaging harus tampil bagus dan produknya konsisten,” ucapnya.

*US-ABC dan IWAPI Siap Bantu*

Senior Research Director – ASEAN, ICT and Digital Policy US-ASEAN Business Council Mario Masaya mengapresiasi langkah nyata pemerintah khususnya KemenkopUKM yang konsisten membina dan mendampingi UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Pihaknya siap menjalin kemitraan dan kerja sama yang lebih mendalam untuk mendorong UMKM nasional bisa naik kelas.

“Program kami salah satunya penguatan SME (small medium enterprise/UKM) melalui mengelola platform digital. Jadi
kita harap sinergi ini bisa menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia bahkan di kawasan Asia Tenggara,” ujar Mario.

Sementara itu Ketua Umum IWAPI Nita Yudi menjelaskan digitalisasi menjadi tantangan bagi UMKM khususnya bagi pelaku usaha perempuan yang menjadi anggotanya. Namun diakui digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan demi kemajuan UMKM.

IWAPI dengan jumlah anggota lebih dari 30 ribu pelaku usaha perempuan di 34 provinsi di Indonesia menyatakan tantangan lain yang dihadapi UMKM adalah kemampuan akses pembiayaan ke lembaga formal. Diakui selama ini perempuan cenderung lebih sulit memperoleh dukungan pembiayaan lantaran masih kentalnya budaya patriarki.

“Pengusaha perempuan ini masih menemui hambatan seperti kesenjangan gender, beban rumah tangga yang tinggi, minim penggunaan teknologi, dan kesulitan mendapat akses permodalan dari lembaga formal karena masalah budaya patriarki,” ujar Nita.(Jef)

KemenkopUKM Terus Tumbuhkan Wirausaha By Design Melalui Ekosistem Kewirausahaan

Surakarta:(Globalnews.id) – Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Siti Azizah menekankan pentingnya untuk terus menumbuhkan wirausaha by design melalui ekosistem kewirausahaan melalui
program Entrepreneur Hub untuk mencapai dua tujuan utama.

Pertama, terfasilitasinya 200 pelaku usaha di Solo untuk bertransformasi menjadi wirausaha by desain dengan bisnisnya yang bertumbuh melalui beragam kegiatan seperti workshop, mentoring, match making, dan sebagainya. Kedua, terbangunnya sebuah ekosistem kewirausahaan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya wirausaha di Solo.

“Program Entrepreneur Hub yang diinisiasi KemenkopUKM disambut dengan baik oleh seluruh pihak terkait. Hal ini terbukti dari banyaknya pemerintah daerah yang mengintegrasikan program pengembangan kewirausahaannya ke dalam Entrepreneur Hub,” kata Azizah pada acara Entrepeneur Hub 2023, yang merupakan rangkaian acara hari UMKM nasional di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (9/8).

Azizah menambahkan dalam menyukseskan program Entrepreneur Hub, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait, baik dari kalangan BUMN, swasta, maupun komunitas wirausaha yang secara voluntary juga mengintegrasikan diri sebagai kolaborator program.

Untuk itu pihaknya melibatkan banyak elemen, mulai dari unsur pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, perbankan, entitas swasta, serta komunitas wirausaha.

“Ke depan, saya berharap akan semakin banyak pihak yang akan bergabung sebagai kolaborator. Pasalnya, pengembangan kewirausahaan nasional tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah semata,” kata Azizah.

Oleh karena itu, kata Azizah, pihaknya mendesain Entrepreneur Hub sebagai program kolaboratif yang mengintegrasikan seluruh sumberdaya para pihak ke dalam satu gerak langkah yang terpadu dan konvergen pada satu visi bersama.

“Tujuannya, untuk terwujudnya wirausaha mapan dengan usaha yang innovatif dan berkelanjutan di tanah air,” kata Azizah.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa menyatakan bahwa ide kreatif dan inovatif dari para wirausaha muda dapat menciptakan ekosistem kewirausahaan yang mandiri.

“Ekosistem itu dibangun oleh semangat kewirausahaan yang sama, dan tidak bisa berjalan sendiri. Kalau itu bisa tercipta, dengan bonus demografi yang kita miliki, maka Indonesia Emas di tahun 2045 dapat tercapai. Bahkan, Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi ketiga dunia,” kata Teguh.

Terkait pangsa pasar, Teguh menegaskan tidak harus ekspor, melainkan pasar domestik yang juga terbilang sangat besar. “Artinya, untuk menguasai pasar dalam negeri, sektor hulu hingga hilir harus sudah selesai di dalam negeri,” kata Teguh.

Teguh mencontohkan produk jamur, jangan ekspor jamur, tapi jamur yang sudah diolah menjadi makanan dengan aneka rasa, dengan kemasan yang bagus dan menarik.

“Kita, khususnya kalangan muda, harus berpikir kreatif dan inovatif untuk membangun ekosistem kewirausahaan,” ujar Wakil Walikota Solo.(Jef)

Punya Banyak Potensi, Kemenkopukm Genjot Wirausaha Baru di Buleleng Bali

Buleleng:(Globalnews.id) – Perkembangan kewirausahaan di wilayah Buleleng memiliki potensi besar jika dikembangkan, melihat hal tersebut Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) terus berupaya menggenjot wirausaha baru.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan banyak sektor yang memiliki potensi besar jika lebih dikembangkan, terutama pada sektor agribisnis, digital, fesyen, kuliner, kerajinan, kosmetik, pariwisata, dan produk atau jasa kreatif lainnya.

Oleh karena itu, pihaknya menggelar Entrepreneur Hub Buleleng pada 15-16 Juni 2023 di New Sunari Lovina Beach Resort, Kabupaten Buleleng, Bali. Agenda ini merupakan kolaborasi dari Universitas Pendidikan Ganesha, Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) dan PLUT KUMKM Buleleng.

Siti Azizah mengatakan Entrepreneneur Hub dirancang secara khusus untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang kewirausahaan.

“Agenda ini penting untuk diikuti oleh para pelaku usaha, terutama yang masih ingin terus mengembangkan usahanya. Selama acara, para peserta akan mendapatkan materi-materi yang akan memberikan insight baru untuk pengembangan usaha, seperti bagaimana caranya meningkatkan omzet melalui digitalisasi pemasaran, formula sharing untuk upscaling business, atau bagaimana memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan pemasaran,” katanya, Kamis (15/6).

Lebih lanjut, Siti Azizah menambahkan Entrepreneneur Hub juga menjadi sebuah upaya yang dilakukan KemenKopUKM untuk menciptakan wirausaha di daerah dengan cara menumbuhkembangkan ekosistem kewirausahaan melalui optimalisasi sumberdaya para pemangku kepentingan untuk bersinergi dan bekerja sama, dengan tujuan serta target yang sama sehingga berdampak dalam scalling up pelaku usaha dan mewujudkan wirausaha mapan, usaha yang inovatif dan berkelanjutan.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas PPKUKM Buleleng Dewa Made Sudiarta mengatakan bahwa tantangan pembangunan nasional ke depan, akan semakin berat dalam upaya mendorong pengembangan usaha khususnya terhadap pelaku UMKM dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Maka dari itu, menurutnya program Entrepreneur Hub merupakan pola strategis melalui sinergi dari para pemangku kepentingan dalam upaya pengembangan kewirausahaan di Bali, terlebih lagi dengan keterlibatan dan kolaburasi dari perguruan tinggi yang menjadi hal yang positif untuk diapresiasi.

“Melalui program ini, mahasiswa diharapkan dapat juga mengambil peran aktif dalam mengedukatif masyarakat melalui ilmu yang didalaminya, serta mampu menjadi poros penting dalam menciptakan wirausaha-wirausaha baru sebagaimana yang kita harapkan bersama untuk menuju Indonesia maju,” kata Made.

Dia berharap, melalui program Entrepreneur Hub ini lahir wirausahawan yang andal, inovatif, dan kompetitif dalam persaingan global ini.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Prof. Dr. Gede Adi Yuniarta menegaskan pihaknya mendukung penuh dan mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh KemenKopUKM.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada KemenKopUKM karena sudah melibatkan Undiksha dalam kegiatan Entrepeneur Hub ini. Dukungan ini dibuktikan dengan partisipasi aktif mahasiswa Undiksha, lebih dari 70 persen dari total peserta Entrepreneur Hub adalah mahasiswa Undiksha. Mahasiswa yang dilibatkan adalah yang sudah memulai berwirausaha secara mandiri,” kata Prof Adi.

Dia berharap, kegiatan entreperenur hub ini dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam mengakselerasi pertumbuhan wirausahawan cerdas dan ke depannya terus berlanjut dalam berbagai program terpadu dalam rangka pengembangan kewirausahaan.

Peserta pada Entrepreneur Hub Buleleng terdiri dari para mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memiliki usaha rintisan. Selain itu juga terdapat peserta binaan dari Dinas PPKUKM atau PLUT UMKM Kabupaten Buleleng yang juga tergabung dalam komunitas wirausaha kreatif di Buleleng.

Para peserta mendapatkan materi-materi yang diharapkan bisa memberikan insight baru untuk pengembangan usaha dari Grab Indonesia, AA Gede Agung Wedhatama yang merupakan Founder dan Direktur PT. Bali Organik Subak, Erry Ismali yang merupakan Professional Business Coach dari ASIA Coach, dan Hendra W. Saputro dari Bali Orange Communications.(jef)

KemenKopUKM Apresiasi Penyelenggaraan AMEN Phase II Dukung Transformasi Wirausaha Mapan

Jakarta:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) sebagai focal point Indonesia pada forum ASEAN Coordinating Committee on Micro Small and Medium Enterprises (ACCMSME) bersama ASEAN Business Advisory Council (ABAC), sukses menyelenggarakan Program ASEAN Mentorship for Entrepreneurs Network (AMEN) Phase II yang berlangsung sejak Februari-Juni 2023 secara virtual.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada AMEN Secretariat dan ABAC, yang telah menjalin kolaborasi dengan KemenKopUKM dalam melaksanakan program AMEN Phase II di Indonesia tahun 2023 ini dengan baik. Serta memberikan selamat kepada para peserta program (Mentees) yang telah mengikuti program mentoring dengan sangat antusias.

“KemenKopUKM terus berkomitmen untuk menjalin kemitraan dengan berbagai stakeholders, sektor swasta, dan asosiasi maupun lembaga lainnya, guna mendukung para pelaku usaha untuk bisa tumbuh dan bertransformasi menjadi wirausaha mapan dengan usaha yang inovatif dan berkelanjutan,” kata Siti Azizah dalam keterangan resmi, Sabtu (10/6).

AMEN menjadi upaya ASEAN untuk menerapkan standardisasi program pendampingan dan mentorship di negara-negara ASEAN. Setelah program piloting di tahun 2019 yang dilaksanakan di tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina, tahun ini AMEN Phase II dilaksanakan dengan partisipasi yang lebih luas, yaitu di 10 negara ASEAN.

AMEN adalah program pelatihan dan pendampingan pelaku usaha yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu Mentoring, Coaching, dan Business Improvement Plan Presentation.

Pelaksanaan AMEN Phase II melibatkan 24 pelaku usaha/mentees dari berbagai wilayah Indonesia sebagai peserta program dan 11 mentor yang berasal dari akademisi dan pengusaha di Indonesia sebagai fasilitator.

Tercatat ada 11 Modul pembelajaran meliputi, Entrepreneurial Mindset, Marketing Mindset, Business Model Canvas, Operations Management, Digitalization, Supply and Value Chain, Accounting dan Finance Management, Human Resource and Organizational Management, Product Development, Expansion and Internationalization, serta Good Governance and Ethics.

AMEN Phase II terselenggara atas kolaborasi Public-Private Partnership (PPP) yang terdiri dari KemenKopUKM sebagai representasi sektor publik dan KADIN Indonesia sebagai representasi sektor swasta.

“Program AMEN Phase II ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung bagi pengembangan UMKM dan kewirausahaan nasional dan berkontribusi positif terhadap target rasio kewirausahaan sebesar 3,95 persen di tahun 2024,” kata Siti Azizah.

Selanjutnya, program ini diarahkan untuk membantu para pelaku usaha dalam mengidentifikasi akses pendanaan secara 3M (Mentor, Money, dan Market), meningkatkan profitabilitas dan keberlanjutan usaha, serta mendukung terciptanya ekosistem usaha yang berkelanjutan dan mampu mengakselerasi pengembangan UMKM dan kewirausahaan dengan lebih masif dan komprehensif.

Program AMEN Phase II diakhiri dengan sesi Graduation pada 5 Juni 2023 secara online, yaitu agenda wisuda bagi peserta program yang telah mengikuti seluruh rangkaian program dan menuntaskan XI modul dengan baik.(Jef)

KemenKopUKM Fasilitasi Generasi Muda Berwirausaha Melalui Program Entrepreneur Development

Jakarta:(Globalnews.id) – Dalam rangka mengakselerasi pengembangan kewirausahaan nasional dan pencapaian rasio kewirausahaan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) meluncurkan program Entrepreneur Development sebagai wadah sharing goals yang memfasilitasi konsultasi bisnis dan pendampingan usaha bagi wirausaha di sektor agrobisnis, kriya, jasa, dan teknologi.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (31/5), mengatakan saat ini sebanyak 2300 wirausaha telah dinyatakan lolos assessment untuk mengikuti entredev 2023, dimana 800 orang akan mendapatkan fasilitasi konsultasi bisnis dan 1500 orang akan mendapatkan fasilitasi pendampingan usaha dari 32 provinsi.

“Kementerian Koperasi dan UKM melakukan evolusi program yang awalnya berupa sharing knowledge berupa pelatihan-pelatihan menjadi sharing goals untuk pencapaian target jangka pendek wirausaha untuk scale up dan perbaikan tata kelola perusahaan” ucap Siti Azizah.

Grand Opening Entrepreneur Development Melalui Konsultasi Bisnis 2023 diselenggarakan secara luring, dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah dengan dihadiri para peserta Entrepreneur Development, Konsultan, Fasilitator dan Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi di 32 provinsi.

Peserta Entrepreneur Development melalui Konsultasi Bisnis ditetapkan berdasarkan hasil assessment, dimana peserta mengisi hal-hal terkait eksistensi usaha, bisnis model, laporan laba rugi, rencana strategi bisnis, dan kontribusi bisnis pada Sustainable Development Goals (SDGs).

“Kegiatan Entreprenuer Development melalui konsultasi bisnis melibatkan 16 konsultan yang semuanya adalah praktisi bisnis di sektor agrobisnis, jasa dan teknologi, serta kriya,” ucap Azizah.

Program ini melibatkan 20 fasilitator yang berperan sebagai value orchestrator untuk mengobservasi, memetakan, dan menghubungkan permasalahan ke konsultan maupun ekosistem yang telah terbangun.

Adapun tahapan kegiatan Entreprenuer Development Melalui Konsultasi Bisnis meliputi pembahasan tematik dan konsultasi online, growth sprint untuk mencapai target pertumbuhan jangka pendek, offline consultation, dan networking untuk membantu akselerasi bisnis wirausaha.

“Sedangkan kegiatan Entrepreneur Development melalui pendampingan usaha akan dimulai pada pertengahan Juni 2023,” kata Azizah.

Sebagai teaser pelaksanaan pendampingan usaha, KemenKopUKM menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Wirausaha Penunjang Ekonomi Kreatif di Grand Pasundan Convention Hotel pada 30 Mei 2023. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid, diikuti oleh 100 peserta offline dan 380 peserta online. Peserta kegitan tersebut sebagian besar atau 70 persen di antaranya merupakan peserta yang telah dinyatakan lolos assement Entrepreneur Development melalui pendampingan usaha 2023.

Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Usaha Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Destry Anna Sari mengatakan kegiatan ini bukan hanya pemberian materi sehari saja, namun merupakan awal dari program pendampingan usaha entrepreneur development yang akan dilaksanakan selama 5 bulan kedepan.

Di kesempatan yang sama, Sean Bunjamin Impact Hub Jakarta memberikan pemahaman mengenai model bisnis berdampak atau lestari dalam rantai pasok usaha.

Salah satu peserta kegiatan Siska, De Honje Home Spa, baru menyadari bahwa tahapan usaha yang dilakukannya telah menerapkan model bisnis usaha lestari yaitu dalam proses produksi scrub yang menggunakan bahan baku kulit jeruk dan ampas kopi sisa konsumsi masyarakat sekitar lokasi usahanya.

Melalui pemaparan dari Impact Hub Jakarta ini, para peserta menjadi sadar untuk mengurangi limbah dari setiap tahapan proses usaha yang dilakukannya.

Di sesi kedua Ridha Nurul Azizah dari PT. Gama Inovasi berdikari memberikan pemahaman mengenai founder dan entrepreneur mindset, yang terdiri dari beberapa aspek yaitu motif, keterampilan, sikap, perilaku, dan pengetahuan. Selain itu, komitmen untuk pengembangan produk dan pelayanan dengan orientasi kepada pelanggan yang harus terus ditingkatkan.

“Dalam berwirausaha harus pandai melihat peluang, agar mampu sustain atau bertahan dalam jangka waktu lama serta mampu mendominasi pasar. Selain itu, dalam membangun super tim disuatu usaha diperlukan adanya komunikasi yang baik, dan penerapan SOP,” ujar Ridha Nurul.(Jef)

KemenKopUKM Dorong Pertumbuhan Wirausaha Baru Lewat Pemberdayaan Industri Kreatif

Medan:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) terus berupaya mendorong pertumbuhan wirausaha baru di tanah air melalui pemberdayaan industri kreatif, khususnya bagi para perajin dan pelaku startup.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengungkapkan, industri kreatif di Indonesia telah berkembang menjadi industri yang sangat potensial. Kekuatan industri kreatif, khususnya kerajinan didukung dengan sumber bahan baku alami yang melimpah, keragaman budaya nusantara, dan kearifan lokal dalam bentuk keahlian para perajin.

“Negara kita sangat besar dan dikaruniai sumber daya alam yang melimpah serta sumber daya yang kreatif, untuk mengolah potensi tersebut menjadi usaha dan produk bernilai tinggi,” kata Azizah dalam keterangannya.

Azizah menuturkan, industri kerajinan nasional berpotensi memberikan sumbangsih besar kepada devisa negara melalui capaian ekspor produknya, di mana kriya menjadi salah satu dari kelompok industri kreatif yang sudah memiliki jaringan pasar yang luas di mancanegara, seperti Eropa dan Amerika Serikat.

“Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, pada 2020 nilai ekspor industri kerajinan mencapai 829 juta dolar AS, kemudian meningkat menjadi 916 juta dolar AS di tahun 2021, dan pada 2022 telah mencapai 949 juta dolar AS,” ujar Azizah.

Lebih lanjut, Azizah mengungkapkan salah satu ciri utama era 4.0, selain pemanfaatan platform digital, juga diperlukan sinergi dan kolaborasi agar pelaku usaha tidak lagi bekerja sendiri-sendiri.

Menurutnya, seluruh stakeholder khususnya di industri kreatif harus bergandeng tangan membentuk ekosistem yang kuat dan menciptakan iklim yang kondusif, khususnya bagi kemajuan industri kerajinan nasional.

“Entrepreneur Hub dapat menjadi solusi dalam pengembangan ekosistem bisnis industri kerajinan nasional, sebagai medium kolaborasi berbagai stakeholder,” ucap Azizah.

*Entrepreneur Hub*

Entrepreneur Hub menjadi program yang diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Kewirausahaan untuk mendukung pengembangan wirausaha melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, antara lain perguruan tinggi, pemerintah daerah, sektor swasta, hingga komunitas atau lembaga terkait lainnya.

Entrepreneur Hub yang telah digelar di Medan dirangkai dengan sejumlah agenda, mulai dari dialog interaktif bersama Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki bersama mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), hingga workshop dan bootcamp, baik bagi calon wirausaha maupun wirausaha pemula.

Workshop digelar dengan menyasar 150 pelaku usaha muda potensial di Sumatera Utara untuk menambah wawasan mereka terkait pengembangan usaha, serta kegiatan kunjungan lapang ke Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM, Kampus Shopee, dan UMKM unggulan di Kota Medan.

“Workshop ini diharapkan mampu menjadi medium peningkatan kapasitas perajin dan pelaku usaha kerajinan, terutama dalam hal branding produk, manajemen usaha, digital channel, dan yang terutama adalah mindset berwirausaha,” kata Azizah.

Selain workshop, KemenkopUKM juga bekerja sama dengan Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara (BPRI USU Enterprise) untuk menggelar Bootcamp dalam rangka Peningkatan Kapasitas Startup potensial pada sektor industri kreatif, khususnya pada bidang teknologi informasi dan komunikasi.

“Sebanyak 20 startup terpilih akan dibina melalui proses inkubasi usaha yang dimulai dari Bootcamp, dilanjutkan dengan Coaching Clinic terkonsentrasi, dan puncaknya adalah kegiatan Demo Day yang menjadi kesempatan bagi para startup untuk pitching business model dihadapan calon investor, angel investors, lembaga pembiayaan, dan calon mitra bisnis,” ujar Azizah.

Adapun 20 startup tersebut antara lain Medanfess, Smartclothes (Upcycle Product), Portibi, PATEN, MaRU, JasaKita, Reposisi Media, DesainKita, RuangKedinasan, GercepTech, BARGAIN Apps, CV. Kreatif Bara, MSC (Miracle Sheena Concoction), Rentools, BisnisUp, Halosiswa.id, AquaFish, TestMate, Peternakan USU, dan ITSM (Iot-Based Tracking System for Motorcycle).

Azizah berharap, agar penyelenggaraan workshop dan bootcamp tersebut dapat memberikan manfaat, sekaligus menjadi pemicu terbentuknya ekosistem kewirausahaan yang mendukung seluruh sektor industri kreatif.

“Harapan kami agenda ini dapat diteruskan dan dilanjutkan oleh Pemerintah Daerah setempat, dengan dukungan seluruh pihak terkait termasuk perguruan tinggi,” kata Azizah.(Jef)

Ini Strategi KemenKopUKM Ciptakan 1 Juta Wirausaha Baru Hingga 2024

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkomitmen untuk mewujudkan target rasio kewirausahaan 3,95 persen dan menciptakan satu juta wirausaha baru hingga 2024, sebagaimana amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, target tersebut dapat tercapai melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, di mana pemerintah pusat memiliki tanggung jawab untuk mencetak 600 ribu wirausaha baru, sedangkan 400 ribu sisanya menjadi tugas bagi pemerintah daerah. Sehingga pada akhir 2024, target satu juta wirausaha baru dapat tercapai.

“Hingga akhir 2022, kami sudah mencetak 392.847 wirausaha lewat berbagai strategi yang dirancang oleh KemenKopUKM, mulai dari program inkubasi usaha, digitalisasi KUMKM, konsultasi bisnis dan pendampingan, kegiatan pengembangan kewirausahaan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), hingga pendataan lengkap di masing-masing daerah,” kata Menteri Teten.

Sepanjang 2022 KemenKopUKM telah melakukan 36 kegiatan pengembangan kewirausahaan, baik yang dilakukan untuk calon wirausaha, wirausaha pemula, dan wirausaha mapan. Dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut, KemenKopUKM berhasil melakukan pendampingan kepada 36.821 wirausaha, dengan rincian sebanyak 17.790 merupakan calon wirausaha, 16.144 wirausaha pemula, dan 2.887 wirausaha mapan.

“Untuk pengembangan kewirausahaan tahun ini, kami akan mengagendakan berbagai kegiatan untuk mengulang sukses di tahun 2022, dengan beragam inovasi yang kami harapkan dapat lebih banyak menghasilkan wirausaha baru yang berkualutas,” ujar Menteri Teten.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, di tahun ini pihaknya telah mengagendakan inkubasi usaha bagi 100 hingga 120 startup yang dilakukan di delapan lembaga inkubator.

Kedelapan lembaga inkubator tersebut antara lain Badan Riset dan Inovasi Daerah NTB, INBIS-Universitas Syiah Kuala, Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara (USU), Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Institut Teknologi Indonesia (PI2B-ITI), Lembaga Inkubator Bisnis Bali, LPPM UNNES, STIA-LAN Bandung, Lembaga Inkubator Universitas Trilogi.

“Kenapa ada banyak kampus yang dilibatkan? Karena kami berharap hasil penelitian bisa dikomersilkan. Ide pendirian startup ini juga bisa datang dari hasil riset. Kami sudah melakukan studi banding ke Melbourne, Australia,” ungkapnya.

Azizah mengatakan, di tahun ini KemenKopUKM sudah melakukan inkubasi di Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Institut Teknologi Indonesia (PI2B-ITI). Kemudian, inkubasi kedua akan dilakukan di Badan Pengembangan Riset Inovasi USU, yang juga bertepatan dengan diselenggarakannya Entrepreneur Hub, dengan tema Wirausaha Baru Tercipta Pengrajin Berdaya pada 15-17 Mei 2023.

Inkubasi di USU tersebut, kata Azizah akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, pihaknya akan menyeleksi para peserta inkubator, kemudian melakukan booth camp selama tiga hari. Langkah selanjutnya adalah coaching clinic yang akan dilakukan sebanyak 7 kali, dan terakhir adalah demo day untuk mempresentasikan hasil dari inkubasi.

“Demo day diperlukan untuk business pitching dengan tiga negara. Kami mengundang calon investor dari Jepang, Korea dan Australia untuk turut serta mendanai bisnis yang sudah kami inkubasi. Selain ketiga negara ini, kami juga melibatkan investor dalam negeri,” kata Azizah.(Jef)